Part 13 : Who Is Vero?

14 4 2
                                    


"Aku juga manusia. Tetapi, bukan manusia seperti kalian."

<***-_-***>

Vero.

Lelaki itu tiba-tiba saja telah berada di belakang mereka dan kini berjalan mendekat sembari memasang wajah innocent. Sebelah alisnya terangkat, seolah bertanya 'Apa yang terjadi?'

"Apa aku melewatkan sesuatu?"

"Ya." Lyca berjalan mendekat, matanya menatap lurus ke arah Vero. "Kau melewatkan fakta bahwa kau seorang penipu!" Dengan itu, sang Ferlyan mengayunkan tinjunya, mengincar wajah Vero. Kekuatan Lyca tidak bisa dianggap remeh, bahkan dalam wujud setengah serigalanya, tapi kecepetan Vero juga tidak bisa diremehkan. Vero bahkan tidak terlihat terkejut ketika dia berkelit dari tinju Lyca.

"Wow, wow," Vero mengangkat kedua tangannya, "kurasa ada salah paham di sini."

Lyca tidak menghiraukannya dan kembali mengarahkan tinjunya ke Vero. Kali ini, lelaki itu tidak menghindar. Dia hanya menggunakan tangan kirinya untuk menepis tinju Lyca sementara tangan kanannya menahan pundak Lyca. Lyca menggeram keras, memamerkan taringnya yang berlumur ludah tepat di wajah Vero. Vero berjengit melihatnya.

"Hei, hei, tenanglah!" Rory mendekat dan berusaha menenangkan Lyca yang saat ini nampak seolah mampu memakan Vero hidup-hidup. "Lyca, apa masalahmu dengan Vero? Maksudku, dia tidak—*belum* menyakiti kita. Hanya membunuh rusa saja sudah biasa, kan? Maksudku, kau sendiri seorang pemburu, kan? Apa salahny—"

"Rusa?" Vero memandang Rory bingung. Gadis itu berjengit, menyadari dia baru saja mengatakan 'rahasia kecil' Vero tepat di hadapan pemiliknya. "Oh... rusa itu..." Intonasi Vero sangat care-free, seolah itu bukanlah rahasia, yang membuat Rory sedikit lega.

"Jadi kau memang membunuh rusa itu bahkan tanpa menyentuhnya, hah?!" teriak Lyca sementara Vero harus berusaha untuk menahan Lyca yang semakin agresif. "Apalagi rahasiamu?!"

"Oi, kalau hanya membunuh rusa, kan sudah biasa? Kau sendiri seorang pemburu. Berapa banyak rusa yang telah kau bunuh? Oh, mari kita—"

"Hentikan omong kosongmu!" Lyca mendorong sekeras mungkin lelaki di hadapannya, memaksa Vero mundur beberapa langkah.

"Hey, hey, hey. Ayolah. Apa salahku? Aku tidak melakukan apapun?"

"Kau menipu kami! Kau bilang kau manusia, tapi MANUSIA MANA YANG BISA MEMBUNUH BAHKAN TANPA MEYENTUH!"

"Hey, siapa pula yang bilang aku bisa? Lagipula, kalaupun aku bisa, aku justru akan lebih membantu, kan? Siapa di sini yang ingin Rory kembali? Kau bukan?"

Lyca terbungkam.

"Hey, gunakan kepalamu. Jika aku bersama kalian, kalian akan lebih aman, bukan? Dengan begitu, Rory dapat pulang dengan tenang dan segera melupakan segalanya."

"Kau—"

"Lyca," Vero menatap Lyca tajam, "aku tahu kau tidak menyukaiku. Aku memang tampan dan menawan, tapi bukan berarti—"

"Stop." Lyca menghela nafas. "Okay, I got it. Kau ikut kami." Vero menyeringai senang.

"Tapi," Lyca menambahkan, "jangan bicara sepatah katapun kecuali kupinta."

Vero mengangkat pundaknya. "Terserahlah." Lelaki itu berjalan dengan santainya, mengabaikan pandangan curiga di sekelilingnya. Dia seolah ingin tampil sombong.

"Lyca, apa yang kau pikirkan?" Helix bertanya begitu mereka mulai berjalan.

"Aku ingin Rory segera pulang. Setelah itu, ketika dia tidak ada, kita bisa menghabisinya. Bagaimana?" jawab Lyca sambil menurunkan suaranya agar hanya terdengar mereka berdua.

Down To Ash(HIATUS)Where stories live. Discover now