Part 6 : The Way It Is(?)

24 3 0
                                    



Rory tidak mampu berhenti untuk berseru kagum.

Sejak pagi tadi, Helix telah mengajak Rory berjalan-jalan di kota. Rory langsung merasa dibawa kembali ke zaman viking yang tercampur dengan Harry Potter. Rumah-rumah serta bangunan-bangunan kayu berderet-deret. Orang-orang dengan berbagai jenis pakaian, bahkan bertelanjang dada, berlalu-lalang di jalanan. Makhluk-makhluk aneh tidak menarik perhatian. Bahkan, separuh dari seluruh orang (di sini tetap memakai kata orang [sekaligus karena author-nya nggak tahu harus pakai apa lagi]) yang dia jumpai bukanlah Manusia. Ada juga mesin-mesin aneh yang bentuknya sama sekali berbeda dari di Dunia Luar. Di sini tidak ada listrik sehingga mesin dijalankan menggunakan campuran sihir dan bahan bakar konvensional seperti batu bara. Alat transportasi masih menggunakan pedati yang ditarik hewan. Dan bermacam-macam hal aneh yang baru pertama kali Rory jumpai. Dia tidak bisa membayangkan, bagaimana reaksi mereka jika mengetahui Dunia Luar.

Helix mengenalkan Rory ke beberapa kenalannya yang bertanya berbagai hal kepadanya. Dengan sabar, Rory menjawab satu-persatu pertanyaan mereka. Sebagai gantinya, Rory juga menanyai mereka tentang berbagai hal.

Selain itu, Helix mengajak Rory ke beberapa toko. Helix mentraktir Rory beberapa jenis makanan yang baru pertama kali itu dimakan Rory. Rory menikmatinya. Bahkan, Helix memberikannya sebuah jam baru. Rory, tentu saja, menolaknya. Jam itu harganya mahal. Dia tidak ingin Helix menjadi terbebani karena dirinya. Tapi, Helix terus menerus memaksanya. Pada akhirnya, Rory luruh menerima jam tangan perak feminin bertahtakan rubi tersebut. Reo hanya tersenyum melihatnya. Karena, tanpa sepengetahuan Rory, Reo-lah yang sebenarnya membelikan jam itu.

Selama perjalanan, Helix menjelaskan tiap sudut kota. Bagaimana suatu bangunan bersejarah terbentuk. Sejarah suatu distrik. Rory, yang tidak terlalu suka Sejarah, memilih untuk tidak mendengarkan Helix.

Akhirnya, mereka sampai di taman kota. Di sana, terdapat berbagai keindahan yang sengaja dibentuk untuk menghilangkan tekanan pada pikiran penduduk kota ini. Dan, sepertinya itu berhasil pada Rory. Karena, dia hampir lupa kalau ini Dunia Lain ketika dia bermain-main dengan ikan-ikan berbentuk aneh di salah satu kolam. Atau ketika dia bermain dengan seorang anak. Dan lainnya. Rory benar-benar bersenang-senang untuk pertama kalinya setelah ayahnya meninggal.

Setelah kelelahan, barulah Rory duduk di salah satu bangku panjang. Dia terengah-engah setelah sebelumnya bermain semacam kejar-kejaran bersama beberapa anak.

"Bersenang-senang?" tanya Helix sambil tersenyum.

Rory mengangguk.

Setelah Rory mengatur nafasnya, dia memperhatikan sekeliling, menikmati keindahan di sekitarnya. Rory memperhatikan jam barunya. Jam itu sangat indah. Menurut Helix, jam itu ditenagai oleh sihir dan dapat bertahan sedikitnya selama dua abad. Tapi, dia disuruh Helix untuk merahasiakan asal jam itu ketika dia keluar nanti. Tapi, tanpa disuruhpun Rory akan merahasiakannya.

Lyca, yang duduk di sebelah Rory, terus menerus melirik gadis itu. Hatinya bimbang. Fix, dia bingung. Entah darimana, tapi, hatinya berkata bahwa dia menyukai gadis bermata biru itu. Tapi, akal rasionalnya menolaknya. Tidak mungkin bukan, seorang Ferlyan kuat sepertinya jatuh cinta pada seorang gadis Manusia yang bahkan baru dikenalnya? Tidak mungkin. Tapi, entah kenapa, hati dan pikiran selalu bertolak belakang, dan kali ini, Lyca menjadi korbannya.

Lyca mendesah. Dia melihat Rory berbincang-bincang dengan Reo. Jantungnya berdegup semakin tidak teratur. Tekanan dari dalam hatinya terus mengganggunya. Dia ingin mengatakannya, hanya sekali ini saja. Tapi, dia ragu. Akankah Rory membalas perasaannya? Jika iya, akankah Rory terus dibayang-bayangi ingatan tentang dirinya ketika berada di Dunia Luar nanti? Akankah ingatan tentang dirinya akan mengganggu Rory kelak?

Down To Ash(HIATUS)Where stories live. Discover now