Part 19 : Connecting The Dots

9 5 1
                                    

"Fex?!" seru Helix terkejut. Gadis itu refleks berdiri dengan mata terbelalak.

Mata Fex menangkap sosok Helix dan segera masuk, menutup pintu.

"Helix," ucapnya. "Saya mendapat perintah dari Ram-rien—Tuan Ram—untuk menyusulmu."

"Apa—apa ada masalah?" Helix bertanya cemas. Tidak biasanya Ram mengirim Fex.

"Di zea, tidak. Tapi, secara umum, bisa jadi."

"Memangnya ada apa? Dan, bagaimana kau bisa melewati gerbang di atas jam malam?"

"Saya sebenarnya dalam kondisi normal akan menunggu hingga besok, tapi mengingat pentingnya informasi yang hendak kusampaikan, saya terpaksa menggunakan sedikit cara saya untuk melewati para Guardian."

Bulu tengkuk Helix meremang mendengarnya. Perasaannya tidak enak.

"Informasi apa itu?"

"Itu..."

Brak!

Refleks, kelima orang di ruangan itu menoleh ke pintu yang dibuka lebar. Fex hampir menyerang lelaki yang tiba-tiba masuk itu jika Helix tidak berseru menahannya.

"Apa yang terjadi di sini?" Felix bertanya, wajahnya cemas. Matanya menangkap sosok Fex. "Siapa dia?"

"Tenang dulu, Felix," ucap Helix. "Dia teman kami. Namanya Fex. Tidak ada yang perlu dicemaskan."

Walau dikatakan begitu, Felix tetap memandang Fex curiga. Sebaliknya, Fex memandang Felix dengan ekspresi tenang.

"Kau teman Rory?"

Felix terkejut mendengar tebakan lelaki itu, tapi dengan cepat menutupi keterkejutannya. "Ya. Kenapa?"

"Panggilkan dia. Kalau bisa, kumpulkan semua di sini. Semakin banyak kepala, semakin mudah menyelesaikan masalah ini."

Sesaat, Felix memandangi Fex curiga. Tapi, tanpa berkata apa-apa, dia melangkah keluar, menuju kamarnya.

"Memangnya, seberapa rumit masalah ini?"

Wajah Fex mendadak suram. "Lebih rumit daripada Lycaversa."

***

Tak butuh waktu lama, Felix, Rory, Gray, dan Eon telah ikut bergabung dengan Fex. Mereka melingkar dengan Fex menjadi pusat perhatian. Fex telah memasang sihir segel yang mengelilingi ruangan.

"Perlu diingat bahwa apa yang kusampaikan ini adalah hal yang tidak boleh disebarkan kepada siapapun."

Mereka mengangguk.

Fex menarik nafas. "Aku mendapat informasi dari sumber terpercaya mengenai batu yang engkau bawa." Fex menatap Rory. Gadis itu meremang. "Kau masih ingat batu itu, kan?"

Rory mengangguk. "Batu Magus merah yang katamu bebahaya itu, bukan?"

"Menurut sumberku, Batu Magus itu adalah Lycavers."

Helix merasa nafasnya tercekat.

"Ke-kenapa?" Rory bertanya, panik melihat ekspresi ketakutan pada wajah teman-temannya dari Cresto Gen. "Apa itu Lycavers?"

Butuh beberapa saat bagi Helix untuk menjawab pertanyaan Rory.

"Lycavers adalah salah satu dari sembilan Versyum—Batu Magus terkuat. Kesembilannya diciptakan pada saat perang Lycaversa sebagai jalan untuk menyatukan kesembilan kekuatan alam. Saat disatukan, Versyum mampu men-summon makhluk terkuat, jalan cepat menuju kemenangan.

"Tapi, dalam prakteknya, hanya sekali makhluk itu digunakan. Tidak ada yang tahu bagaimana wujud makhluk itu, tapi yang pasti, dalam semalam, satu desa hancur seolah tidak pernah ada.

"Sejak saat itu, Versyum disegel dan disebar ke seluruh penjuru Cresto Gen. Penggunaannya terlarang. Dan sejarah gelap Lycaversa ditutup."

Rory tercenung, Butuh beberapa saat baginya untuk mencerna kalimat Helix.

"Lalu..." Rory akhirnya berkata,"bagaimana pria itu bisa memilikinya?"

"Lycavers dipegang oleh manusia," kali ini Lyca yang menjawab. "Sesuai elemen yang dikandungnya, darah manusia. Mungkin saja pria itu adalah keturunan pembawa Lycavers."

"Yang menjelaskan 'Serigala Putih'."

Refleks, yang lain menoleh ke Rory.

"Eh? Apa aku salah?"

"Apa maksudmu dengan 'Serigala Putih', apa ooh..." ucap Helix. "Jadi itu yang kaumaksud dengan alasan untuk menemui Lord Cyprus." Helix menatap Lyca marah. "Dan hanya karena itu kau mengataiku bodoh, hah?!"

"Hei, hei! Sabar dulu! Aku tidak berniat mengataimu waktu itu!"

Helix sudah mengeluarkan bola api di tangannya, hampir melemparkannya pada Lyca. Vero dan Reo yang berada di sebelahnya langsung memeganginya, menghentikan amarah gadis itu.

"Hei! Kita masih punya banyak masalah di sini! Jangan main emosi!" bentak Vero.

Wajah Helix merah padam, tapi dia mematikan bola apinya.

"Sekarang, kurasa aku tahu alasan kalian diserang."

Kalimat Gray barusan mengalihkan perhatian kedelapan orang itu. Lelaki yang sedari tadi diam itu mendadak terlihat serius.

"Maksudmu?" Helix bertanya, lebih karena heran dengan Manusia yang satu ini.

"Kalian diserang tiga kali berturut-turut, kan? Dan sekarang, tiba-tiba kalian aman sentosa, tanpa gangguan. Coba kalian pikirkan, kalian ketika mendapat Lycavers kalian diserang, ketika kalian tidak membawa—atau setidaknya diketahui tidak membawa—kalian aman tanpa gangguan.

"Itu berarti, para Cultist mengincar Lycavers."

Kesadaran itu mengenai Helix. "Itu berarti... saat ini..."

"Ya." Gray mengangguk. "Nol serangan, misi selesai. Lycavers berada di tangan Cultist."

"Te-tetapi, apa gunanya satu Versyum? Bukankah..." Helix tercenung, menyadarinya.

"Cultist mengincar seluruh Versyum."

"Kita harus bertindak!" Lyca berseru. "Versyum adalah benda terlarang. Kita harus melaporkan ini pada Lord Cyprus!"

Gray menggeleng tidak setuju. "Jika Lord Cyprus saja tidak dapat menjaga Lycavers, bagaimana yang lain?"

Lyca terdiam, tidak memiliki solusi lain.

"Menurutku, pertama kita harus mengetahui Versyum mana yang diincar berikutnya. Baru kita melihat apakah sebaiknya kita melapor pada pemerintah atau tidak."

"Tapi, bagaimana bisa? Tidak ada yang tahu lokasi seluruh Versyum—"

"kecuali satu," sela Fex.

"Eh?"

"Ada satu Versyum yang diketahui secara luas. Iriavers. Kristal Angin. Iriavers diletakkan di Istana Langit untuk menopangnya."

"Cultist tidak mungkin menyerangnya! Magus kelas A sekalipun tak mungkin bisa menembus pertahanan Ketua Para Magus di sana!"

"Kecuali mereka menggunakan Lycaevers."

Kalimat Gray menghantam Helix. Selama sesaat gadis itu hanya diam, tidak mampu mencerna sekelilingnya.

"Berarti..."

Gray mengangguk. "Cultist akan menyerang tempat bernama Istana Langit itu."

---

14 Sep 2018

Akhirnya Chapter III selesai!!! Slow updet yah? Hheeh"v

Happy enjoying!

-DheatlyBlaze

Down To Ash(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang