part 26 : woman twelve years old (revisi)

111K 4.4K 41
                                    

"Udah yuk. Udah malem nih." Hana berdiri dari duduknya lalu menarik tangan Dave.

"Bentar lagi, ya?"

Hana tidak lagi menarik tangan Dave, perlahan dilepaskannya lengan Dave yang ia pegang kemudian duduk kembali sambil memeluk lengan Dave. Rasanya sangat nyaman. Udara malam memang tidak baik, tapi jika berada di udara malam bersama Dave, ketidak baikan itu rasanya menjadi baik-baik saja.

"Dave?"

"Hmm?"

Pertanyaan yang Hana ingin tanyakan semenjak Hana menempati rumah orang tua Dave. namun sungguh, hana tidak berani untuk menanyakannya hingga hari ini. "Ceritain.. kamu dong. Masa kecil kamu. Remaja kamu. aku pengen tau." Akhirnya pertanyaan itu berani juga ia tanyakan.

Namun saat Hana melihat kerutan di kening Dave, kali ini rasa terintimidasi itu tiba-tiba muncul. Hana yang penasaran kini berubah menjadi Hana yang benar-benar merasa terintimidasi.

"Errr... aku gak maksa kok. Kalau kamu enggak mau cerita ya gak pa pa." Hana melepaskan gelungan tangannya di lengan Dave lalu beralih menatap langit gelap di atasnya. "Cantik ya langitnya. Kalau gelap gini bintangnya jadi lebih keliatan."

Dave menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli. Jago sekali cewek ini dalam mengalihkan perhatian, batinnya.

"Bukannya udah ya? Tempo hari waktu kita baru nyampe sini. Kamu gak inget?" Dave beberapa kali mengetuk pelan pelipis Hana. "ada sesuatu yang salah kayaknya disini."

"Oh ya. Aku lup—"

"Kamu duluan." Dave menyela.

"Apa?"

"Kamu. ceritain diri kamu duluan. Aku bakal cerita setelah kamu."

"Aku.. aku duluan? Err oke.. sebentar." Hana menggetarkan kakinya sambil berpikir akan memulai dari mana. Sebenarnya Hana tidak ingin untuk menceritakan tentang dirinya. Bukannya apa-apa, dia hanya merasa semua hal di masa lalunya tidak ada yang menarik. Masa kecil dari SD hingga beranjak remaja dan akhirnya menginjak dewasa ini, Hana tidak ingat hal menarik apa yang harus dia ceritakan.

"Aku.." Hana masih bingung untuk membicarakan hal apa. Tentang kedekatannya dengan cowok lain sebelum akhirnya dia bersama Dave? Itu bukan ide bagus rasanya. Duh, hal apa sih yang menarik untuk diceritakan di tempat seperti ini? Kesan pertamanya saat bertemu Dave? Bahkan Hana tidak ingat tentang hal itu. sebaliknya, saat Hana mengingat apapun tentang Dave, kepalanya menjadi pening dan sakit sehingga membuat Hana mengurungkan niatnya untuk mengingat apapun itu tentang Dave.

"Dulu aku... oh ya, dulu aku berimpian untuk pacaran dan menikah dengan bule." Hanya itu yang Hana pikir menjadi hal paling menrik untuk diceritakan sekarang.

"Tapi gak kesampean gara-gara aku?"

Dalam sepersekian detik Hana menolehkan kembali kepalanya ke arah Dave setelah dari tadi dia menatap pasir untuk berpikir.

"Enggak kayak gitu. Aku emang gak beneran pengen kayak begitu. Lagian itu waktu aku masih kecil. SD lah kira-kira." Hana terkekeh garing.

"Terus? lanjutin dong ceritanya."

"Err.. udah, gitu doang."

Sebelah alis Dave terangkat, "Segitu aja? Rencananya aku bakal cerita panjang banget. Lah tapi kamunya malah cerita sependek gini."

Hana gelapan untuk mejawabnya. Sebenarnya jika Dave tidak terlalu suka untuk membicarakan masa kecilnya juga tidak apa-apa bagi Hana, tapi sejujurnya pikirannya mengatakan jika ia sangat ingin mendengar apapun yang Dave katakan.

Nobody's Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang