part 28 : Happiness (revisi)

127K 4.6K 43
                                    


Pesawat Solo-Jakarta yang ditumpangi Dave mendarat dengan mulus. Setelah keluar dari gerbang kedatangan, Dave celingak-celinguk mencari Hana takutnya cewek itu memutuskan untuk masuk dan menunggu tepat diluar gerbang kedatangan. Mereka sudah janjian untuk bertemu di luar bangunan bandara karena Hana pikir akan penuh sesak jika dia menunggu di dalam sana bersama banyak orang yang juga mau menjemput.

"Hei! Dave!! Dave!!"

Pandangan Dave melihat apapun sejauh dia bisa memandang. Namun bagi dia sama saja, hanya kepala-kepala orang lain yang sedang berseliweran yang hanya dia lihat. Ketika setelah operator wanita mengumumkan keberangkatan yang tertunda, barulah dia mendengar seseorang memanggilnya.

"Dave! Diteriakin kok gak noleh sih!" Dave sadar jika Hana sudah ada dibelakangnya saat tiba-tiba saja Dave merasa punggungnya ditepuk. Hana datang dengan wajah memerah serta ada peluh di pelipisnya. Mungkin kesal karena panasnya udara disana ditambah berdesakan dengan banyak orang yang hilir mudik.

"Eh Sorry." Dave meminta maaf atas ketidak-lihatnya. Kemudian Dave mengikuti Hana dengan ditarik tangannya oleh cewek itu. "Kesini pake taksi?" dia bertanya sangat penasaran. Lokasi rumah orangtua Dave dan bandara tidak begitu dekat, tapi tidak pantas juga untuk disebut jauh, Dave bertanya seperti itu hanya ingin tahu.

"Iya. Cepetan, panas nih."

Ketika mereka masuk ke dalam mobil, udara segar dari AC menerpa wajah mereka. Hana membalikkan wajahnya ke kaca di sebelahnya karena begitu dia mau bicara, Dave sudah sibuk dengan ponselnya. Banyak sekali e-mail allert yang datang, tapi bunyi berisik itu hilang saat Dave menghidupkan mode senyap. Hingga saat mereka sampai depan rumah, Dave masih saja mengetik sesuatu dari benda tipis itu.

"kamu mandi dulu deh. Aku nyiapin makan malem." Hana berkata saat kaki Dave hampir menyentuh anak tangga menuju pintu ganda.

Hari itu jadwal kuliah Hana hanya tiga jam di pagi hari, setelah dari kampus Hana langsung pergi membeli bahan makanan, sengaja tanpa Niken karena Hana tahu jika Niken lelah setelah menemaninya pergi dari pagi hingga larut malam kemarin. Setelah apa saja yang Hana butuhkan itu telah dia beli, Hana langsung memasaknya. Sengaja tidak terlalu matang karena makanan-makanan ini untuk Dave saat makan malam nanti. Dia juga membuat kue dengan krim yang dicampur buah-buahan untuk membuat warna krimnya alami.

Masakan yang tadi siang dia masak itu telah dimasak lagi supaya lebih matang dan kembali hangat. Semuanya telah siap di atas meja makan. Dave turun dari kamar mereka dan duduk di kursi meja makan saat Hana mengeluarkan kuenya dari kulkas lalu menyimpannya diatas meja bersama makanan lainnya.

"Kenapa liatin aku terus? Kamu gak makan?" Dave menyuap ayam panggang serta saus labu dari piringnya.

Setelah Hana ikut duduk dan Dave nyaris menghabiskan separuh makanan dipiringnya, Hana memang hanya duduk dan terus memperhatikan Dave dengan dagu ditopang tangannya.

"Aku udah kenyang." Hana mengambil sepotong fillet ayam panggang dan menaruhnya dipiring Dave. "Enak gak masakan aku?"

"Enak. Aku gak nyangka kamu bisa masak seenak ini. Gak sia-sia deh tadi aku gak minta makan siang ke pramugari. Kapan kamu masak semua ini?"

"Tadi aku balik jam 10. Aku punya banyak waktu untuk bikin ini semua." sambil bicara, Hana menyodorkan piring berisi potongan kue ke depan piring Dave dan disambut baik oleh cowok itu. Dia langsung memakannya setelah suapan terakhir saus labu di piringnya habis. "Enak kuenya?" kata Hana senang karena Dave begitu lahap.

"I love all of this." telunjuk Dave memutar membentuk lingkaran diatas makanan-makanan itu. Mulutnya masih bisa merasakan betapa enaknya makanan yang Hana buat.

Nobody's Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang