09. Coklat Sialan

136K 6.7K 121
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa Vote dan Komen.

Semalaman Vanessa tidak bisa tertidur karena tiba-tiba saja giginya terasa sakit, semalaman ia merutuki coklat yang tadi ia makan, tapi walau begitu setelah Vanessa sembuh Vanessa bersumpah akan memakan coklat itu kembali, ini bukan salah coklatnya coklatnya tidak bersalah yang salah itu kuman yang menyerangnya, dasar kuman tidak tahu diri pikirnya.

"Kan bunda udah bilang jangan terlalu banyak makan coklatnya, jadi sakit gigi kan kamu." ucap Renata sembari mengelus rambut anak nya dengan lembut.

"Hari ini aku gamau sekolah ya bun." mohon Vanessa.

"Yaudah, biar nanti bunda telponin deh wali kelas kamu." ucap Renata akhirnya, setelah itu Renata menuruni anak tangga rumahnya, ia mengayunkan kakinya menuju ruang tengah karena sedari tadi bel rumahnya berbunyi.

Renata membuka pintu utama rumahnya.

"Eh, ada calon mantu nya bunda. Mau jemput Vanessa ya?" tanya Renata.

Daniel mencium punggung tangan Renata lalu tersenyum ramah.

"Iya bun, Sasa udah bangun belum ya?" 

"Dari semalem dia gak bisa tidur gara-gara sakit gigi, dia makan coklat yang kamu kasih sampe setengah plastik." 

Daniel mengingat-ngingat, sejak kapan Daniel memberikan coklat kepada Vanessa, setahunya Daniel hanya pernah memberikan Vanessa bunga.

"Oh ya ampun, waktu itu Daniel pernah kasih Sasa coklat dua plastik duhhhh kenapa gak inget ya ampun." Daniel menggaruk rambutnya frustasi, yang tadi rambutnya rapi sekarang sudah acak-acakan, namun itu tidak mengurangi kadar ketampanan Daniel.

"Kemaren bunda udah larang dia, tapi dia ngeyel padahal bunda udah ancam dia." kesal Renata.

"Maafin Daniel bun udah beliin Sasa coklat terlalu banyak, waktu itu Sasa minta di beliin coklat Daniel gatau coklat kesukaan Sasa apa, jadi Daniel beliin aja semua merek coklat yang ada di supermarket, awalnya Daniel mau ambil coklatnya lagi takut Sasa sakit gigi tapi Daniel bener-bener gak inget kalo Daniel pernah kasih Sasa coklat dua plastik." sesal Daniel.

"Gapapa, sekarang kamu mending samperin Vanessa gih." titah Renata dan di angguki oleh Daniel.

Daniel berjalan ke arah tempat tidur Vanessa, ia melirik nakas di dekat tempat tidur Vanessa disana ada dua kantung plastik yang berisikan coklat, ia meraih satu kantung plastik yang berisi setengah coklat, ia menggelengkan kepalanya sambil menatap Vanessa yang tengah terlelap.

Daniel duduk di pinggiran kasur Vanessa, ia membelai lembut rambut Vanessa sayang, Vanessa yang terusik pun akhirnya membuka matanya perlahan.

"Aku tau gak usah di ceritain." ucap Daniel ketika Vanessa terlihat akan memberikannya penjelasan.

"Aku bakal buang sisa coklatnya, gara-gara coklat sialan itu kamu jadi sakit gini Sa." tekan Daniel.

"Tapi Niel--"

"Gak ada tapi-tapian Sa! lain kali aku gak bakal beliin kamu coklat lagi Sa kalo ujung-ujungnya kamu sakit gigi kayak gini!" tegas Daniel.

"Niel tapi kan sayang coklatnya mubazir kalo di buang."lirih Vanessa.

"Lebih baik aku buang daripada aku harus liat kamu sakit kayak gini." 

"Ya setidaknya kamu harus menghargai coklat itu, aku janji gak bakal makan coklat itu lagi tapi kamu juga harus janji kalo kamu gak akan buang coklat itu." mohon Vanessa.

"Kalo aku gak buang coklat ini percuma kamu juga bakal diem-diem makan coklat ini kan." Tuduh Daniel.

"Enggak Niel, aku janji lebih baik kamu kasih coklat itu ke temen kamu atau siapa kek keponakan kamu yang penting coklat itu gak kebuang." ucap Vanessa memberi peringatan, walau ia sedang sangat kesal kepada Daniel.

Possessive Daniel ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang