10. I Still Love U

145K 6.2K 100
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa vote dan komen

🎧 Daniel bakal nyanyiin lagu yang ada di atas, putar ya lagunya 🎶

Vanessa sedang menatap mading sekolah, di sana ada yang menarik perhatiannya, ia dapat melihat brosur penerimaan anggota basket baru, dulu selama ia di Bandung, ia pernah mengikuti ekstrakulikuler basket ketika ia masih Sekolah Menengah Pertama, dulu yang pertama kali mengajarkan basket adalah ayahnya, dulu ayahnya adalah kapten dari tim basket, mengingat itu Vanessa terkekeh, dulu juga Vanessa pernah memenangkan pertandingan pertamanya ketika ia masih di bangku kelas tujuh, dan seterusnya ia selalu mendapatkan piala-piala penghargaan, namun ia berhenti bermain basket ketika ia menduduki kelas sembilan ia berhanti karena ada sesuatu hal yang sulit untuk di ucapkan.

Daniel sedang mencari keberadaan Vanessa, pasalnya setelah bel istirahat pertama berbunyi Vanessa pergi begitu saja bersama Diandra, itu membuat Daniel kesal sekaligus marah.

Daniel menatap sekeliling kantin, Vanessa sedang tertawa ria bersama Diandra disana sambil memakan baksonya, akhirnya Daniel dan sahabatnya menghampiri keduanya.

"Ehem." deham Daniel, Vanessa pun mendongakan kepalanya.

"Eh Daniel." ucap Vanessa, Daniel duduk berdampingan dengan Vanessa ia melihat mangkuk bakso Vanessa yang di penuhi oleh sambal, Daniel menggelengkan kepalanya lalu meraih mangkuk bakso itu dan melahapnya, saking pedasnya ia sampai tersedak, sebenarnya Vanessa gila atau apa? Kuah bakso ini tidak bisa di makan menurutnya, karena rasanya terpenuhi oleh sambal.

"Sak, pesenin gue bakso bening." titah Daniel kepada Saka.

"Apa doang nih? Campur, baksonya doang apa gimana?" tanya Saka memastikan.

"Bihun."

Setelah itu Saka pergi untuk membelikan Daniel bakso.

"Niel, siniin baksonya aku mau makan." Vanessa mencoba meraih mangkuk bakso itu, namun Daniel menjauhkan mangkuknya membuat Vanessa berdecak.

"Niel!" geram Vanessa.

"Enggak Sa, ini tuh pedes banget nanti perut kamu bisa sakit sayang." larang Daniel.

"Ish, itu gak pedes-pedes amat kok sini ah." kesal Vanessa.

"Gak pedes jidatmu lebar Sa, ini pedes banget begini, aku aja rasain kayak makan cabe doang tau gak, udah ah diem aja aku lagi pesenin kamu bakso yang baru." Vanessa memutar bola matanya jengah, selalu saja seperti ini.

Saat ini Vanessa tidak ingin bertengkar dengan Daniel, mengingat kemarin mereka terus menerus bertengkar dan pada akhirnya saling meminta maaf satu sama lain.

Saka datang dengan membawakan dua mangkuk bakso, satu mangkuk ia berikan kepada Daniel dan satunya lagi ia simpan di depannya untuk di makan.

"Nih, jangan pakai sambal banyak-banyak."

Vanessa meraih mangkuk baksonya dan melahap tanpa mencampurkan bumbu lainnya.

Ia melahap dengan kasar sambil menatap Daniel garang yang tengah menatapnya.

"Apa liat-liat?!" ketus Vanessa.

"Kamu lucu kalo lagi marah." Daniel tersenyum sambil mengusap lembut pucuk rambut Vanessa.

Setelah selesai makan, Daniel membawa Vanessa ke lapangan indoor basket, hari ini SMA Bangsa Sejahtera sedang mengadakan rapat bulanan. Setiap sebulan sekali guru-guru akan mengadakan rapat untuk mengetahui perkembangan sekolah.

Karena tidak ada kegiatan belajar mengajar, Daniel berinisiatif untuk mengajak Vanessa ke lapangan bakset, ia ingin berlatih sebentar di temani sang kekasih.

Possessive Daniel ( SUDAH TERBIT )Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt