Murid Baru

122 77 27
                                    

Perempuan itu berjalan di lorong ruangan dengan sangat berwibawa. Ketukan sepatu high heelsnya berbunyi dengan teratur di lorong ruangan itu.

Perempuan itu tiba di depan sebuah ruangan, memutar gagang pintu itu dan duduk di mejanya sambil mengambil sebuah agenda yang diletakkan diatas mejanya.

Dia memandang kertas itu dan membolak-baliknya "Apa ini?" tanyanya kepada beberapa orang di dalam sana sambil mengangkat agenda itu.

"Itu daftar agenda seluruh siswa di Universitas yang kau minta hari itu Lucy. Aku sudah mendapatkannya" ucap salah satu pria yang ada disana sambil melihat kearah wanita itu.

"Secepat ini?" tanyanya dengan tatapan datar.

"Ya, aku sangat hebat jika dalam hal seperti itu" ucap pria itu dengan sangat sombong.

"Hmmmm..terserah padamu Glenn" jawab wanita cantik itu sambil mengerutkan dahinya dan mulai membuka agenda yang sangat tebal itu.

"Kau sudah melakukan tugas yang aku perintahkan Alex?" tanya wanita itu kepada salah satu pria yang bernama Alex.

"Ya, aku sudah mengirim Alison kesana" ucap Alex sambil memberi hormat kepada wanita itu.

Wanita itu terus memeriksa agenda itu bahkan sudah hampir dua jam dia duduk dimejanya. Dia tertegun setelah melihat satu nama siswa dan latar belakangnya.

Dia melihat kearah pria yang duduk di sofa dengan sebuah buku ditangannya.

"Jason??" tanyanya sambil menatap pria itu dengan tatapan selidik.

"Hmm?" jawab pria itu dengan sangat datar tanpa menurunkan buku yang sedang dia baca.

"Apa kau punya seorang adik?" tanyanya kepada pria bernama Jason itu sambil menatapnya.

"Entahlah, aku tidak tahu" jawabnya dengan santai tanpa mau menatap wanita itu dan terus sibuk dengan bukunya.

"Hmmm" guman wanita itu pelan "Bagaimana kalau kau punya seorang adik?" tanyanya lagi dengan ekspresi dinginnya.

"Apa maksudmu?" tanyanya serius sambil menurunkan bukunya dan menatap wanita berambut orange muda itu.

"Maksudku, jika kau memiliki seorang adik dan kau akan berhadapan dengan dia diluar sana. Dan jika dia merupakan salah satu dari musuh kita, siapkah kau untuk melawannya dan bahkan membunuhnya?" tanya wanita bermata biru tosca itu sambil menatap mata biru pria itu.

"Akan aku lakukan jika dia menentangku" jawab pria itu dengan sangat datar dan beranjak dari tempat duduknya meninggalkan ruangan itu.

"Hmmm" guman wanita itu pelan sambil menatap lagi agenda itu.

"Aku mulai tertarik sekarang" batinnya dalam hati sambil tersenyum sinis.

---------

Matahari bahkan belum bersinar diatas sana dan lihatlah apa yang aku lakukan pagi-pagi buta seperti ini dengan sapu taman dan daun-daun kering yang harus aku hadapi.

"Tenanglah jane,, kau pasti bisa!!" teriakku semangat sambil menarik napas panjang dan mulai mengerjakannya karena aku tahu mengoceh saja tidak bisa membuat semua daun-daun ini terkumpul.

Aku terus menyapu daun-daun dihalaman yang ternyata memang begitu luas. Bahkan matahari sudah mulai bersinar diatas sana.

"Apa aku bisa menyelesaikannya tepat waktu sebelum jam pelajaran pertama dimulai?" tanyaku kepada diriku sendiri sambil melihat kearah jam tangan yang sudah menunjukkan pukul enam pagi sedangkan jam pelajaran pertama akan berlangsung jam sepuluh pagi.

magic power of the knightsWhere stories live. Discover now