Valencia Alanza

41 23 96
                                    

Valencia pov

Flashback~

Aku berjalan keluar dari kantin dan melihat Jane, Gwen dan Sunny sedang berdiskusi tak jauh dari kantin. 

"Valencia apa kau punya kegiatan?" ucap seseorang saat aku ingin menghampiri mereka bertiga.

"Kalau tidak punya bisakah kau ikut membantu keruanganku?" tambahnya lagi.

"Baiklah Mr. Theo" jawabku pelan. 

Aku melihat ketempat temanku berdiri tadi dan aku sudah tidak melihat mereka lagi disana.

Aku mengikuti Mr. Theo dari belakang hingga sampai keruang guru dan aku berdiri tepat didepan meja Mr. Theo sekarang.

"Bisakah kau salin nama satu persatu temanmu dan beberapa agenda lainnya kedalam buku ini?" ucapnya sambil menyerahkan sebuah buku tebal kepadaku. 

"Ini karena tulisanmu lumayan bagus dan rapi.  Karena itu aku menyuruhmu." ucapnya sambil tersenyum "Salahkan tulisanmu jika kau kesal karena aku menyuruhmu" ucapnya sambil tertawa dan berjalan kesampingku. 

Aku duduk dikursinya dan mulai menulis sedangkan Mr. Theo sibuk membereskan berbagai dokumen-dokumen yang ada didalam sebuah kotak besar.

Aku mengambil kuas, mencelupkannya kedalam tinta dan menulis satu persatu kata demi kata. 

Aku hampir menyelesaikan setengah tugasku dan berhenti karena tanganku mulai pegal. 

Aku berhenti sebentar sambil melemaskan tanganku yang mulai kebas.
Mencelupkan kembali kuas itu kedalam cairan tinta berwarna hitam dan mulai menulis. 

Baru sebuah Kata yang aku tulis saat aku melihat kepala sekolah memasuki ruangan dengan seorang pria yang berjalan disampingnya. 

Mereka berdua saling berbicara dengan santai sedangkan aku disini duduk dengan lemas dan terkejut.  Jantungku berdetak dengan kencang dan tanganku bergetar hebat hingga membuat kuas itu terlepas dari tanganku dan jatuh keatas buku dengan menyisahkan tinta hitamnya yang bertaburan mengacaukan isi buku.

Aku terus menatap pria itu dengan mata terbelalak dan tidak bisa berkedip.  Aku tidak bisa bangkit dan pergi dari sini,  tubuhku tidak ingin  mendengarkan perintah dari otakku.

Aku terus menatapnya dengan napas menggebu gebu dan mataku nemerah.  Aku berdiri dan ingin pergi dari tempat itu segera hingga tepat dia menangkap sosokku yang berdiri disana. 

Pria itu menatapku dengan kaget tapi aku sudah tidak tahan melihat dia dan lebih memilih berlari dari ruangan itu. 

Aku menutup mulutku dengan sebelah tanganku dan terus berlari dan menghiraukan dia yang berlari dibelakngku sambil terus menyebut namaku. 

Aku terus berlari hingga aku merasakan sebuah tangan menarik lenganku dan membuatku berhenti. Pria itu sudah menyusulku.

"Vero! Kenapa kau tidak berhenti?" ucapnya sambil mengatur napasnya. 

"Apa yang kau lakukan disini?" tambahnya lagi. 

"Seharusnya aku yang bertanya itu padamu!!" Jawabku emosi dengan mata menyala-nyala dsambil terus meneteskan air mata. 

"Kau masih kenal aku? Aku pikir kau sudah lupa dengan adikmu? Setelah bertahun-tahun dan kau baru muncul sekarang?" ucapku sambil terus terisak.

"Ayo kita duduk dan bicara" Ucapnya sambil nenarik lenganku kearah bangku yang ada ditaman.

Aku hanya terdiam dan menatap lurus kedepan.  Aku tahu dia menatapku dengan sangat teliti.

"Kau sudah tumbuh besar" ucapnya dan aku menatapnya yang sedang tersenyum.

magic power of the knightsOnde histórias criam vida. Descubra agora