5. Playing With The Real Bastard

11.9K 464 5
                                    

"Tugas pertamamu adalah buatlah surat lamaran pekerjaan dan cv, jika kau kebingungan maka tanya lah kepada karyawan disana atau langsung saja keruanganku," lanjut Raleigh tegas pada Megan,

"Baiklah si- maksudku Raleigh. Terima kasih banyak," ucap Megan sopan dan berlalu dari ruangan Raleigh.

----------
Vote dan comment sebelum membaca⭐️

Megan terlihat kewalahan oleh para karyawan yang seenak jidatnya menyuruh mengetik laporan bahkan membuat kopi untuk mereka, gadis ini sebenarnya ingin protes mengingat tingkat keras kepalanya sangat tinggi tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena ia hanya mahasiswi magang.

"Megan, tolong antarkan laporan bulanan ini ke Mr. Lawrence," ucapan seorang karyawan wanita menghentikan kegiatan mengetiknya,

"Baiklah Miss," ucap Megan sambil tersenyum paksa, Tiga bulan saja Megan. Batinnya menyemangati.

Megan kemudian mengambil sebuah buku tebal yang tersusun rapi dan pergi dari ruangannya menuju ruangan atasannya,

Setelah beberapa hari tidak bertemu dan mengijakkan kaki diruangan yang menjadi saksi ia menampar atasannya itu, akhirnya ia berdiri didepan sebuah pintu besar.

"Ada yang bisa saya bantu Miss?" Suara seorang wanita membuat Megan menoleh. Ia ingat wanita berpakaian abu-abu dengan logo perusahaan di dada kirinya ini, ini sekretaris Sean.

"Umm..saya ingin memberikan laporan bulanan pada lelaki si— maksud saya Mr. Lawrence," ralat Megan karena hampir saja menyebut 'lelaki sialan' didepan sekretarisnya ini,

"Silahkan masuk," ucap sekretaris tersebut sambil membukakan pintu,
Megan mengangguk singkat dan masuk kedalam ruangan yang begitu bersejarah menurut Megan.
Karena pikirannya yang berakar, dengan tak sengaja Megan terjatuh dan memyebabkan suara yang sedikit nyaring.

Megan meringis pelan. Saat ia mengangkat kepalanya, ia melihat seorang lelaki berjas hitam tepat dihadapannya, matanya sangat tajam seakan siap menikam mangsanya dengan sigap.

"Apa yang anda lakukan diruangan saya?" Suara bariton nan tegas itu mengalun dengan lancar ditelinga Megan,

Megan dengan tergesa-gesa berdiri dan merapikan bajunya yang sempat berantakan akibat terjatuh tadi,
"Saya membawa laporan bulanan dari Miss. Huston," ucap Megan sambil menyodorkan sebuah buku tebal pada Sean.

Sean mengernyit dan berbalik tanpa mengambil buku yang sudah disodorkan Megan,

"Hei! Kau tak mengambil ini?" Tanya Megan sambil berlari kecil karena langkah Sean sangat lebar,

"Duduklah," ucap Sean,

Megan mengerutkan dahinya,
"Kenapa aku duduk? Aku hanya sebentar disini, aku hanya mengantar laporan itu. Aku banyak pekerjaan disana," bantah Megan tidak mau duduk, ia sungguh gerah berdekatan bahkan melihat wajah angkuh Sean.

"Bisakah anda tidak menjawab ucapan saya?" Geram Sean sambil memandang tajam pada manik biru Megan,

Megan sedikit ciut dan duduk dengan menghempaskan badannya disana,
"Baiklah, apa yang harus dibicarakan sir? Aku tidak bisa duduk disini terus menerus, aku mempunyai banyak pekerjaan." Cerocos Megan tanpa takut pada tatapan mata Sean,

"Ada banyak yang harus dibicarakan Miss," ucap Sean tanpa mengalihkan pandangannya pada wajah cantik Megan. Jujur, ia sedikit tertarik pada wajah polos gadis didepannya ini, catat sedikit.

"Sebelumnya anda memiliki masalah pribadi dengan saya. Say— "

"Hei hei! Kau yang menabrakku dan tidak meminta maaf," potong Megan dengan suara yang naik beberapa oktaf,

Stole The Bastard HeartWhere stories live. Discover now