35. I'll Marry You

3.4K 179 7
                                    

Hai? Kalian pasti nunggu bangetᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ maaf banget banget AKU LUPA PASSWORD WATTPAD mana pake email lama😭 makanya ga nongol sama sekalii
Anyways, enjoy luvv!

***

"Satu lagi..Tetaplah menyukaiku karena akupun begitu." Lanjutnya lagi kemudian menghilang dari pandangan Megan.

Sean tidak tahu saja jika jantung Megan sudah berdebar sejak adegan membuat kue.
Dan ini? Apa maksud lelaki itu sekarang? Ingin membuat Megan kembali berharap lebih, lagi?

"Sepertinya aku akan pergi ke dokter spesialis jantung besok pagi," Gumam Megan sambil memegang dadanya dengan erat.

***

Selepas kepergian Sean, Megan menatap nanar ke arah kue yang hendak ia berikan kepada lelaki itu.
Ia menghela nafas dan mulai membereskan sisa kekacauan yang mereka buat tadi.

Dari jauh tampak Morgan yang menatap Megan dengan intens. Pria ini tau jika kakaknya menyukai bahkan sangat menyukai sosok Sean, namun ia terlalu egois untuk mengungkapkan itu.

"Apapun pilihanmu, aku akan menghargai itu, sist." Gumam Morgan. Well, sepertinya Morgan sudah mulai menerima keberadaan Sean.

"Mau aku bantu tidak?!" Teriak Morgan kemudian,

Megan mendongak dan menggeleng tanda tidak perlu. Kemudian keningnya mengerut,

"Cepat kesini! Kau tidak akan bisa merasakan kue ini jika tidak membantu!" Omel Megan dengan wajah kesal yang dibuat-buat.

***

Lawrence's family house.
1 AM

Suasana mencekam sangat terasa di ruangan bergaya Eropa ini.
Suara jam yang berdetik seakan menjadi lagu pengiring.
Savana menatap Sean dengan gelisah. Ia kemudian menghela nafas, Kenapa seperti aku yang bersalah?!

"Sean." Suara bariton yang mendominasi dan arogan menggema membuat mereka mendongak. 

Lelaki berjas navy itu seakan menjadi raja yang ditakuti. Kerutan wajah serta mata biru tajam membuat siapa saja yang menatapnya merasa ketakutan.

"Sean Lawrence ha..ha..ha." Tawa Jamie terdengar menakutkan di telinga. Lelaki paruh baya ini menyeringai dan menatap dalam kearah Sean yang tengah menunduk.

"Jauhkan wanita itu." Satu kalimat, namun mampu membuat Sean mendongak dan menatap tajam kearah Jamie.

Sean menggeleng pelan, menjauh dari Megan? Tidak ada dalam daftar hidupnya, bahkan tidak melihat wanita itu dalam sehari saja membuat Sean menggila.

"Saya tidak bisa." Balas Sean dengan nada rendah. Ia kesal tentu saja, ingin saja ia berteriak keras pada pria paruh baya ini, namun ia sadar bahwa itu tidaklah mungkin.

"Apa yang wanita itu gunakan hingga kau berani melawanku? Wanita itu pasti menggoda mu." Balas Jamie dengan sinis.

Sean mengepalkan jari-jari tangannya, nafasnya menderu dengan cepat.
Dengan sigap Savana mengelus punggung Sean dengan pelan, berharap kakaknya itu tenang dan tidak terpancing emosi.

"Ingat, Sean. Kelas keluarga kita dengan wanita itu berbeda. Kita dari keluarga terpandang dan wanita itu dari kelas terendah. Apa yang kau harapkan dari wanita itu?"

Stole The Bastard HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang