28. All Over

5.1K 289 19
                                    


"A-apa yang kau lakukan?!" Sean tersentak pelan mendengar pekikan Megan. Gila! Bahkan suaranya tidak berubah sama sekali saat marah.

Sean tersenyum pelan. Ia sangat merindukan wajah pemarah perempuan pendek didepannya ini.

"Aku? Membayar belanjaanmu," Balas Sean singkat, ia sebenarnya ingin mengatakan hal lain, namun sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat. Lebih tepatnya belum.

💚💚💚💚💚

Setelah pertemuan mengejutkan di mini market, Megan ngotot untuk mengembalikan uang Sean karena tidak mau berhutang, lebih tepatnya tidak mau berhubungan lagi dengan semua berbau lelaki itu.

Sepanjang jalan pulang, mulutnya tidak berhenti mengabsen setiap makhluk kebun binatang. Wajahnya ditekuk dalam. Bertemu dengan Sean tidak termasuk dalam rencananya.

Dahinya mengerut kala mendengar beberapa lelaki memanggil dirinya. Ia menoleh, di depannya terdapat dua lelaki tinggi kurus dengan pakaian yang seperti preman. Tidak, jangan sampai kejadian di novel terjadi padaku. Batinnya memohon.

"Gadis pemberani. Badanmu lumayan," celetuk salah satu pria sambil menatap lapar kearah Megan yang saat itu sialnya hanya menggunakan hotpants hitam dan hoodie kebesaran.

"Apa kau pernah bercinta? Akan aku ajarkan cara bercinta dengan gadis kecil sepertimu ini," ucap pria lainnya dengan smirk di sudut bibirnya.

"Shut the fuck up, you deadass!" Sial! Mood Megan sudah buruk dan sekarang tambah buruk. Ia khawatir, tentu saja.

"Wow.. Little girl, you know how to swearing?" Gila. Lelaki ini semakin mendekat dan....

Megan ditarik dengan paksa. Kedua pria itu berusaha menggapai payudaranya tetapi ditangkis dengan cepat oleh Megan.
Ia mencoba meminta pertolongan, namun keadaan sekitar tampak sepi dan hanya menyisakan beberapa mobil yang terparkir.

"Shit!" Ia mengumpat keras sambil berusaha melepas tangan pria itu dari lengannya, namun kekuatan perempuan tentu saja kalah dari lelaki. Begitu kira-kira.

"Tolong!" Megan masih berusaha meminta pertolongan,

"Agh!!" Satu tangan preman itu mendarat di payudara Megan dan pipinya teraha panas akibat tamparan telak dari si preman. Perempuan itu menangis hebat.

Saat dirinya sudah pasrah dan terduduk di tanah, ia mendengar suara hantaman terdengar di telinganya, ia membuka mata dan melihat dua pria itu sudah terbaring lemah dengan beberapa luka di wajahnya.
Disana ia melihat seorang lelaki asing dengan kemeja hitam.
Lelaki itu mengulurkan tangannya, Megan dengan ragu menerima uluran tangan tersebut,

"Kamu?"

"Saya Kendrick, nona Megan." Jelas lelaki itu sambil membungkuk hormat,

Megan mengerutkan dahinya, nama itu seperti tidak asing baginya.

"Anda pasti sudah mengenal tuan saya, nona. Dia tuan Sean Lawrence."

Megan melotot dengan mata sembabnya, wajahnya kembali mengeras.
"Aku tidak mengenal tuanmu, maaf." Megan kemudian berlalu dari sana dengan meringis pelan.

Naas, sebelum ia melangkah, tangannya tiba-tiba ditarik kedalam pelukan oleh seseorang.
Megan memberontak, tentu saja. Ia mengenal bau ini, bau badan khas Sean. Aroma mint yang maskulin.

"Lepas."

"Maafkan aku,"

"Aku bilang lepas, Sean."

Stole The Bastard HeartWhere stories live. Discover now