29. Back to Stranger I

5.1K 263 21
                                    

"Maaf karena aku tidak bisa bersamamu." ucap Megan lagi.

Kedua kalinya. Kedua kalinya Sean membiarkan Megan pergi menjauh. Kedua kalinya ia membiarkan perempuan itu sakit, dan kedua kalinya ia melepaskan seseorang yang tidak memandang harta kekayaannya.

"Kita akan bertemu suatu saat nanti. Ingatkan aku, Meggy."

💚💚💚💚💚

4 tahun berlalu.......

Pemandangan kota New York tidak ada yang berubah. Manusia masih sibuk dengan kegiatannya, suara klakson mobil seakan menjadi backsound kota New York.

Disebuah apartemen cukup mewah, seorang perempuan tengah menatap dalam bingkai foto yang memperlihatkan sebuah keluarga dengan perempuan yang mengenakan toga dan selempang cumlaude.

Ia menghela nafas pendek dan menatap jam yang menempel di dinding,

"Shit! Sudah jam 7 AM," umpatnya pelan dan bergegas pergi.

Megan Hailee Sanders. Perempuan karir yang kini berusia 23 tahun itu bekerja sebagai manager produksi di salah satu perusahaan tekstil di pusat kota New York.
Perjuangan 4 tahun dalam bekerja membuat Megan mempunyai pekerjaan tetap dengan gaji yang cukup tinggi. Tidak heran jika gaya hidup perempuan itu sangat berbeda sekarang.

Workaholics. Sematan yang menempel di diri Megan oleh para rekan kerjanya. Memang, perempuan ini terlalu menyibukkan diri dengan bekerja dan ingin segera mendapat gelar dompet tebal.

*****
New York, US
8.30 AM

"Ellen, bisakah kau print beberapa materi untuk presentasi nanti?"

"Jack, tolong cek kembali laporan perencanaan produksi dan kirim ke e-mail saya,"

"Oh ya, Jack. Karena kau seorang assisten manager, tolong handle rapat divisi kali ini. Saya harus ke pabrik untuk memantau kinerja karyawan,"

Suasana di ruangan bercat putih yang dipenuhi oleh manusia dan komputer itu terlihat sangat ramai.
Hari senin memanglah hari yang melelahkan, terutama untuk mereka yang bekerja banting tulang.

Tidak terkecuali Megan. Perempuan itu terlihat tengah sibuk mengontrol tim produksi dalam rapat divisi bulanan. Ia harus gesit dan cekatan dalam mengawasi timnya agar tidak terjadi kesalahan di rapat.

Saking sibuknya, ia memegang kepalanya pelan. Pening selalu ia rasakan setiap saat. Entah ia terlalu lelah atau terlalu banyak pikiran.

"Miss, anda tidak apa-apa?" tanya seorang rekan kerjanya khawatir,

"Ah, aku tidak apa-apa. Terima kasih, " Megan berucap sambil tersenyum,

"Baiklah, anda jangan terlalu lelah. Bekerja sesuai porsi. Miss tau itu kan? Kita bukan robot, jadi anda juga harus istirahat," ucap rekan kerjanya sambil memandang khawatir pada Megan.

"Hahaha...Terima kasih atas perhatianmu, Alexa. Aku akan beristirahat setelah berumur 45 tahun,"

"...Anyway kita harus tetap bekerja keras untuk dapat poin tambahan," Megan melanjutkan sambil menepuk lengan Alexa pelan dan berlalu dari sana dengan senyum khasnya.

Well, tidak ada yang dapat menghentikan kegilaan Megan dalam bekerja termasuk keluarganya. Ia akan tetap bekerja karena prisip utamanya setelah lulus kuliah adalah Opportunities don't happen, you create them. (Peluang tidak datang sewaktu-waktu, Anda yang menciptakannya.)

Stole The Bastard HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang