20 •

1.6K 129 27
                                    

vote komen. /mulai lelah/



"Nam?"

Itu suara Mamanya Namira. Nedia berdiri di depan pintu kamar Namira sambil ngetok-ngetok pintunya.

"Kamu dari kemarin di kamar terus, tadi belom makan juga, kan?"

Yak, sejak kejadian di belakang lab itu, Namira gak masuk sekolah dua hari. Bukannya dia takut sama Aqilah, dia cuma mau nenangin pikiran aja. Selama di kamar dia juga cuma diem sambil sesekali baca buku UN, ya untung ada faedahnya karena dia masih inget UN juga, bos.

Surat izin? Gak, Nami alpha di absen kelas. Bodoamat ya kalau kata Nami mah, orang dia juga baru kali ini gak masuk sekolah pas kelas 12.

Selama dua hari tambah sekarang jadi tiga hari, dia cuma di kamar. Gak keluar sama sekali. Makan? Nggak. Ya ada sih makan, tapi cuma makan cemilan sama roti-roti yang sengaja dia stok di kamar. Setiap disuruh makan sama Mamanya, Nami bilangnya udah makan.

Mamanya percaya aja, orang Mamanya beberapa hari ini sibuk ke kantor terus. Mamanya ini bakal ke kantor kalau ada sesuatu yang harus Mama sendiri yang ngurus. Mamanya juga gatau kalau Nami bolos, karena setiap beliau sampai rumah dari kantor itu jam-jamnya Nami pulang sekolah. Jadi ya gitu.

Putra dan kawan-kawan juga udah bilang mau jenguk, tapi selalu Nami tolak dengan berbagai alasan. Ari juga ngechat tuh, nanyain Nam lo kemana? Lo sakit? Gue ke rumah lo, ya? Dan cuma diread. Dia juga udah koordinasi sama tukang kebun yang sering jaga di luar rumah lewat telepon, kalau ada Ari atau siapa pun yang mau ketemu dia usir aja. Hehe, bodoamat. Nami cuma pengin sendiri.

"Kamu kenapa sih, Nam?"

Nedia menghela napas, lalu melirik jam tangannya.

"Nam, Papa habis ini pulang, mau jemput Mama karena kita mau keluar kota ngurusin pekerjaan Papa. Kamu keluar dong, nanti Papa curiga terus nanti kamu dimarahin gimana?"

"Nam?"

Sementara di dalam kamar, Namira kelabakan karena kayaknya dia gak bisa terus-terusan ngurung diri di kamar.

Namira cepet-cepet merapihkan penampilannya.

"Ee-iya, Ma! Na-nanti Nami keluar, Nami mau m-mandi!" jawab Nami.

"Beneran loh, Nam."

"Iya."

Dan setelah itu, Namira beneran mandi.

••

Yang gak disangka-sangka sekaligus ngenekin bagi Namira buat makan siang kali ini adalah kehadiran lelaki setengah ular setengah monyet. Siapa lagi kalau bukan Ari.

Namira udah ngumpat tuh di dalem hati. Segala macam kawan monyet-ya, hampir seluruh isi kebun binatang sih-udah disebut. Rasanya Nami pengin ngubek-ngubek muka sok kegantengan itu sampai gak berbentuk.

"Ari gimana sekolahnya?" Brilian bertanya setelah kunyahan makanannya tertelan.

"Ya biasa, Pa, hehe." jawab Ari.

"Gaada yang gangguin kamu, kan?" Papanya Nami tanya lagi.

"Pada tau gak kalo kalian tunangan?" dan Nedia juga ikut-ikutan.

"Hhm.."

Ham hem ham hem, situ Nisa Sabyan apa Limgood? Fak.

Dealing With The Disk Jockey • ariirham [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang