22 •

1.5K 106 34
                                    

gak vote? cepet sadar lahya :")

"Kemana lagi kita?!"

Uyeah, Putra, Rafi, Rafly, dan Reza lagi jalan-jalan. Setelah kemarin mereka berlima sama Namira nongki-nongki dalam rangka pajak ulangtahun H-2 17 tahunnya Namira, sekarang mereka main lagi.

Tapi nggak sama Namira. Namira di rumah. Eh gatau juga deng, yang jelas gaada Namira.

"Katakan peta lagi!" Reza menyahuti perkataan Putra dengan antusias.

Malu-maluin juga sih bawa teman kaya gini di mall. Diliatin gitu kan.

"Lah basi, kambing." gumam Rafi.

Sampai akhirnya mereka sampai di salah satu stand aksesoris dan kawan-kawannya. Mereka berempat masuk, gatau juga mau beli apa nggak.

"Namira suka apaan sih?" Rafly iseng bertanya.

Sejujurnya dia baru dekat sama Namira ya pas kelas 12 ini. Waktu kelas 10 hanya ngobrol sekilas, lalu kelas 11 agak dekat, dan baru kelas 12 ini dekat karena Putra juga.

Namira kalau menurut Rafly itu cewek paling datar. Nggak mengidolakan siapa pun, nggak suka sesuatu berlebihan, nggak terlalu suka sama peralatan penunjang kehits-an remaja jaman sekarang. Jadi kan dia bingung mau ngasih apa. Kalau udah greget, paling juga dikado buku tulis.

"Au dah, kadoin hot hot pop juga suka dia." Rafi menjawab.

Iya juga ya. Permen semua umat tuh.

Mereka berdua sibuk berdebat, tapi Reza malah salah fokus.

"Emang pake acara?" tanya Reza.

"Iya, tapi tamunya dikit." jawab Putra.

"Temen kelas?"

"Iya sama kelas sebelah kalo ada yang kenal."

"Untung baik tuh, udah ngebully masih diundang. Malu gak tuh.." Reza tertawa ngakak.

"Hahaha namanya juga anak jaman jigeum, sok bener." Rafi ikut nimbrung.

Setelah berputar-putar keliling mall dan gak nemu barang yang cocok buat Namira, mereka akhirnya nongkrong di starbucks. Paling nanti malah kelupaan belinya. Liatin ae. Emang gitu temen mah.

"Kadoin tolak angin aja, ler." Rafi frustasi.

"Kadoin batako aja njir, dibungkus tebel biar empuk." Reza memberi usul.

"Goblok," Putra ketawa ngakak banget. Emang ini anak receh banget, perasaan lucu juga kaga.

"Namira gatau kan yak kalo kita beli kado buat dia?" tanya Rafly setelah menyesap minumannya.

"Santuy, paling lagi movie marathon di kamar sambil nyemilin marshmello." jawab Rafi lalu lanjut mabar hago sama Reza.

"Lah trus si Aqilah itu diundang?"

"Ciaa nanyain Aqilah." Putra heboh sendiri sambil ngeledek Rafly terus sampai Rafly risih karena diliatin orang-orang.

"Yaelah nanya doang, kampret, jauh-jauh lo!" seru Rafly sambil menggusur Putra jauh-jauh.

"Iya kali? Kan bokap nyokap Nami gatau kalau musuhan, ntar curiga lagi kalo gak diundang." Rafi menyahut asal.

"Ya juga ya."

Mabar dimenangkan oleh Rafi. Traktiran ditanggung oleh Reza. Lumayan kan Rafi dapat seblak gratis.

"Aqilah gimana sih orangnya?" Rafi bertanya dengan mengarahkan wajahnya ke Rafly.

"Ngapa nanya ke gue tai?!" Rafly esmochi.

"Ya kan lo mantannya!"

"Gak nyambung, njing!"

Dealing With The Disk Jockey • ariirham [✔]Where stories live. Discover now