Chapter 10

5K 156 5
                                    

Langit bersinar cerah siang itu, ketika semua murid tengah menghabiskan waktu jam pelajaran mereka yang tersisa karena guru mereka tidak hadir pada saat itu. Suasana ruang kelas penuh riuh dan juga cerita, suara bisik-bisik serta gossip berterbangan di seluruh penjuru kelas. Entah apa yang dibicarakan mereka, Exaudi juga tidak menanggapi dan memperhatikan mereka. Seperti itulah yang diceritakan Exaudi kepada diriku.

Cerita-cerita sebelumnya yang sudah tertulis merupakan cerita yang aku baca dari buku catatan yang ditulis olehnya, buku-buku yang masih tertata rapi dan juga masih bagus. Disimpan oleh ibunya yang sekarang kini sudah sebatang kara, tua dan tampak menyedihkan. Tampaknya banyak hal buruk yang sudah terjadi menimpanya.

Sejauh ingatanku, dibalik buku-buku catatan yang sering ditulis oleh Exaudi tentang pengalamannya. Dia juga banyak bercerita kepadaku, ketika dia masih mampu untuk berbicara dan memiliki wujud serta rupa yang layak untuk dilihat.

Exaudi pada saat itu melamun tentang kejadian-kejadian yang sudah terjadi di dalam hidupnya, tentang perasaannya, serta rahasia yang disimpan oleh sang waktu. Dengungan keras yang sampai di kuping karena riuhnya suasana kelas, tampaknya tidak menggangu dirinya barang sedikitpun.

Dia sudah tenggelam di dalam kerajaan lamunananya itu, dan dia seperti benar-benar sedang bertahta di dalamnya. Jika bisa digambarkan, mungkin saja diatas kepalanya kini sudah tumbuh sebuah pohon khayalan yang berakar tebal dan juga hijau rindang. Akar itu keluar dari batok kepalanya, dan tumbuh subur diatasnya.

Lamunan Exaudi tidak jauh dari kejadian-kejadian yang sudah terjadi padanya dan juga tentang rasa yang timbul dari kejadian tersebut.

Dia tidak pernah memiliki suatu hasrat ataupun keinginan untuk melakukan hal itu bersama dengan Ayah, bahkan sebelumnya pria itu adalah musuh terbesarnya. Namun kini, apa yang sudah terjadi sangatlah jauh diluar batas nalarnya. Dengan sentuhan dan sedikit paksaan, perasaaannya berubah kepada pria tersebut.

Dahulu, dia sangat ingin agar pria itu menjauh dari dekatnya. Dan kalau bisa, tidak bertemu sekalian. Namun kini, dia dan Ayahnya sudah seperti pasangan baru – dan memang pasangan baru – yang tidak bisa lepas barang satu haripun. Entah itu hanya sebuah pelukan hangat, ataupun cumbuan nakal. Mereka sekarang seperti wajib untuk bersentuhan secara seksual, dan mereka tidak bisa lepas dari hal tersebut.

Diriku juga sebenarnya agak heran dengan apa yang terjadi dengan mereka, karena berdasarkan penuturan Exaudi kala itu. Mereka dahulu bahkan seperti air dan minyak, tidak dapat menyatu barang sedikitpun. Dan seperti anjing dan kucing, mereka selalu bercakar-cakaran di rumah dengan tatapan tajam ataupun gesture yang menantang yang terkadang tidak bisa mereka redam bahkan di depan keluarga mereka sendiri.

Ibu Exaudi dahulu sempat khawatir bahwa mereka tidak akan bisa akur dan akan seperti itu sampai akhir hayatnya, namun dia terkejut dengan perubahan yang dia rasakan. Ketika dia melihat bahwa Exaudi dan Ayahnya akhirnya sering tertawa bersama, ketika Exaudi tidak merasa gelisah lagi ketika bersama Ayahnya dan mereka akhirnya bisa menghabiskan waktu bersama, tanpa ada suatu kegaduhan yang sering terjadi.

Dari penuturan ibunya Exaudi, terkadang Ayahnya Exaudi sering merangkul, memeluk dan juga mencium pipinya ketika pergi dan pulang sekolah dulu. Sebuah kebiasaan yang sangat mengejutkan ibunya pada saat itu, kebiasaan yang membuat dirinya bahagia tidak karu-karuan namun juga bertanya-tanya di dalam hati.

Pernah suatu hari, ibunya Exaudi bertanya kepada Ayahnya perihal kedekekatan mereka berdua. Dan sebagai seorang Ayah tiri, pria tersebut meyakinkan kepadanya bahwa mereka sudah berbaikan karena sudah dapat berkomunikasi dengan baik. Pria itu mengungkapkan bahwa dirinya selama ini tidak dapat mengerti kepribadian Exaudi yang memang terpaut terlampau jauh usia dengannya, dan juga dia tidak dapat menerima penolakan Exaudi pada masa terdahulu.

Journal Of Exaudi [Finished]Where stories live. Discover now