Chapter 15

3.3K 96 0
                                    

Hati Dika sudah entah seperti apa sekarang. Remuk dan hancur sepertinya kata yang kurang tepat untuk menggambarkan perasaannya saat ini. Kalau ada kata yang menggambarkan sebuah perasaan yang luluh lantak, lebur dan tak berbentuk lagi mungkin akan digunakan olehnya untuk menggambarkan perasaannya itu.

Rasa kecewa yang teramat dalam dirasakan olehnya kini, setelah mengetahui apa yang diperbuat oleh Exaudi bersama dengan Arman. Pria tersebut dengan anak tirinya itu sudah melakukan hal yang diluar pemikiran dan nalarnya dalam hal pertemanan, dan yang terlebih lagi mereka berdua adalah dua orang jenis kelamin yang sama.

Namun bukan itu yang menjadi masalah baginya, sebab hubungannya dengan Exaudi juga sebenarnya tidak dapat diterima oleh akal sehat. Bagaimana bisa seorang Ayah meniduri anaknya sendiri yang memiliki jenis kelamin yang sama dengannya dikatakan baik. Yang masalah baginya adalah anak tirinya itu tidak jujur kepadanya, dia berkhianat dengan tidur dengan lelaki lain.

Pikiran Dika kemudian bercabang-cabang, mulai dari apa yang kurang darinya sehingga dia tidur dengan pria lain sampai tentang guna-guna yang mungkin dilakukan Arman kepada anak tirinya itu. Entahlah, semua menjadi kacau dan tidak jelas. Baginya kini semua hal menjadi sangatlah menjemukan dan juga mengesalkan.

Dan tiada hal yang lebih untuk dilakukan dalam kondisi ini selain berendam di dalam bathtub. Yang untungnya sudah diperbaiki karena sempat rusak kemarin. Sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh Dika ketika dia sedang merasa emosi berat dan tidak dapat berpikir jernih seperti ini.

Air dingin yang berada di kolam ini terasa seperti mendinginkan suhu tubuh serta kepalanya, yang kini sedang dalam kondisi panas-panasnya. Dia kemudian merebahkan kepalanya dan mulai menarik nafas dalam-dalam. Dika dapat mencium aroma lavender yang berasal dari lilin yang sudah dibakar di dalam ruangan ini. Dan perlahan-lahan suasana hatinya menjadi tenang kembali.

Di dalam kondisi seperti ini, biasanya Dika mulai mengeluarkan segala pikiran serta bebannya dengan berbicara sendiri atau menggerutu sendiri sebisanya. Sampai akhirnya dia menemukan titik terangnya. Dan seperti yang terjadi sekarang di dalam bathtub ini, dia sedang berbicara sendiri tentang apa yang sudah dilakukan oleh Exaudi.

Dia berimajinasi bahwa ada sosok Exaudi yang berada di depannya, dan kini dia sedang memarahi anak itu habis-habisan dengan sepenuh emosinya. Dia keluarkan segala emosinya itu sambil berteriak-teriak seperti orang gila. Mungkin jika ada yang lewat dari depan pintu kamar mandi itu, orang yang lewat tersebut akan mengira Dika sedang menghajar atau memulai perkelahian dengan seseorang karena teriakannya itu.

Butuh waktu yang lama untuk Dika mengembalikan kewarasannya serta akal sehatnya dari kenyataan yang dialaminya ini. Namun dia bertekad untuk tetap tenang dan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan baik. Dan di dalam bathtub itu, dia menyusun sebuah rencana. Rencana yang cukup besar untuk mengungkap kebenaran serta menghentikan tindakan mereka itu.

Hal yang pertama yang ingin diungkap oleh Dika dan ditanyakan langsung olehnya adalah tentang mengapa anak itu selalu pulang sore. Dika ingin mendengar langsung jawaban dari anak itu dan mencoba mengukur kejujuran yang dimiliki oleh pria yang sangat dicintainya itu.

Hari sudah semakin sore dan hampir malam, namun Exaudi belum juga menampakkan batang hidungnya di rumah ini. Dika yang sudah sedari tadi selesai mandi dan mengenakan celana pendek untuk tidur serta kaus tipis yang membentuk badan, kini bolak-balik di ruang tamu sambil menantikan kehadiran anak itu.

Istri Dika atau ibunya Exaudi tidak akan pulang hari ini, karena dia mengatakan akan memiliki urusan di luar kota karena pekerjaannya di kantor. Dan Dika merasa saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengungkap segala kebenaran dengan berbicara dari hati ke hati.

Journal Of Exaudi [Finished]Where stories live. Discover now