Chapter 12

3.5K 107 1
                                    

Hubungan pribadi, tetaplah hubungan pribadi. Dan hubungan professional, tetaplah hubungan professional. Begitulah nilai yang selalu dijalankan oleh Exaudi selama menjabat sebagai pimpinan di organisasi sekolahnya. Dia dapat membedakan mana orang yang suka mencampurkan hubungan pribadi dan hubungan organisasi, dan mana yang tidak.

Memang benar, dia dan Arman adalah seorang teman yang dekat. Oh bukan teman lagi sepertinya, lebih dari itu. Hubungannya dengan Arman sudah seperti suami-istri. Memadu kasih sepanjang siang ke sore, dan entah berapa banyak gaya lagi yang harus mereka coba kedepannya. Karena sudah habis banyak gaya yang sudah di praktekkan oleh mereka.

Walau demikian, Arman tetaplah seorang teman di sekolah. Dan Exaudi tidak menganggapnya lebih dari itu, bahkan sedikitpun tidak. Dia memperlakukan Arman sama seperti dengan temannya yang lainnya, baik secara organisasi maupun ketika bermain bersama. Sehingga tidak ada satupun diantara teman mereka yang mengetahui bahwa sebenarnya mereka berdua memiliki hubungan yang sudah terlampau jauh.

Dan Arman sendiri juga tampaknya sangat pintar untuk menempatkan dirinya di sekitar pergaulan Exaudi. Dia tidak seperti pengemis yang meminta-minta untuk mendapatkan teman dengan memberikan perhatian yang tidak perlu. Dia hanya perlu mengucapkan kata-kata manis yang sering diucapkannya kepada Exaudi. Dan dengan itu, dia dapat dengan mudah membuat pertemanan.

Dia juga seharusnya berterima kasih kepada Exaudi. Karena tanpa dia, dia mungkin tidak dapat semudah ini membuat pertemanan. Sebab orang-orang di sekolah ini tergolong susah diajak berteman, dan terkadang terlalu egois dan dingin. Mulut manis Arman saja tidak cukup untuk membuat pertemanan dengan mereka. Setidaknya dia harus setampan Exaudi, sepintar Exaudi, dan juga sekaya Exaudi agar bisa menyaingi orang yang paling populer di sekolah ini.

Namun dia tidak mengharapkan hal itu. Karena dia sudah sudah mendapatkan hal yang lebih dari popularitas yang dimiliki orang itu. Orang yang memiliki popularitas itu sendiri. Terdengar aneh memang, namun dengan mendapatkan hati dan tubuh Exaudi sudah membuat dirinya bangga dengan dirinya sendiri.

Bagaimana tidak? Diluar sana, banyak pria dan juga wanita yang ingin memiliki hubungan spesial dengan Exaudi. Untung-untung mereka dapat menjadi teman dekatnya, terkadang mereka hanya bisa mengagumi Exaudi dari jauh tanpa Exaudi perlu tau siapa mereka sebenarnya.

Namun Arman, bukan hanya menjadi teman dekat. Arman sudah menyentuh seluruh sisi kehidupan Exaudi, dimulai dari hatinya, kulitnya, tangannya, bibirnya dan seluruh bagian tubuhnya yang lainnya. Dan Arman seakan-akan candu dengan seluruh bagian tubuh Exaudi, terutama matanya.

Mata itu sangat seksi ketika dia memandang wajah Arman sembari menghisap batangnya. Dan ketika Exaudi melakukan hal itu, dia semakin bergairah dan bernafsu akan tubuh Exaudi. Dan dia mengakui bahwa lelaki itu memang luar biasa menggairahkan, tidak hanya otaknya, kepemimpinannya, namun juga tubuh serta maskulinitasnya sangatlah membuat candu.

Dia juga harus berterima kasih kepada Exaudi. Bukan hanya karena tubuh yang menggairahkan itu dapat dimiliki olehnya, namun juga karir yang dimilikinya sekarang dapat terjadi oleh karena campur tangan darinya.

Arman yang memiliki hobi dalam bermusik pernah mengutarakan keinginannya untuk memiliki grup band sendiri yang dapat manggung di acara-acara sekolah ataupun di luar. Dan tidak hanya itu, dia juga pernah mengutarakan kepada Exaudi bahwa dia ingin sekali untuk memperdalam ilmunya dalam bermain gitar.

Dengan bijaksana, Exaudi kemudian menyuruh Arman untuk bersabar sampai Exaudi dapat menemukan jalan keluarnya. Dan tak sampai sebulan, Arman mendapatkan sebuah kabar bahagia. Bahwa sekolahnya akan membuat ekstrakulikuler baru, yaitu Band dan juga Orchestra. Dimana Arman ditunjuk sebagai wakil ketua III, yang mengatur tentang Acara dan kegiatan.

Journal Of Exaudi [Finished]Where stories live. Discover now