Chapter 13

3K 88 3
                                    

Kelas ini kembali seperti semula. Tetap bising seperti biasanya jika tidak ada guru yang datang kelas. Segerombol gadis-gadis mengerumuni sebuah meja dan menjadikan meja itu sebagai tempat menggosip. Dan sepertinya gosip mereka sangatlah seru, terlihat banyak dari mereka yang sangat antusias dengan pembicaraan mereka. Mereka berbicara dengan sangat keras, yang mungkin kelas sebelah juga dapat mendengar pembicaraan mereka.

Exaudi bukanlah tipe orang yang suka menguping pembicaraan orang lain, maupun mencampuri pembicaraan orang. Jika dia memang tidak masuk ke dalam lingkup orang-orang yang sedang membicarakan hal itu, dia akan lebih memilih untuk pergi meninggalkan tempat itu.

Biasanya dia akan mencari tempat untuk duduk sendiri dan tenang, bebas dari dengungan pembicaraan orang-orang yang suka menggunjingkan orang lain. Atau mungkin dia akan pergi ke taman sekolah ini yang letaknya dekat dengan kelasnya. Di taman itu dia dapat duduk di bangkunya sambil membaca buku, atau terkadang merenung. Itulah makanya tidak banyak yang dapat berteman baik dengan Exaudi, karena perilakunya yang agak tertutup itu.

Pernah suatu kali dia bergabung bersama pembicaraan laki-laki di kelasnya. Mereka biasanya akan mengambil posisi diujung kelas sembari membentuk lingkarang, dan terkadang juga mereka duduk di lantai. Mereka sebenarnya harus berterima-kasih kepada petugas piket kelas yang membersihkan lantai itu setiap hari, karena kalau tidak ada mereka, para anak lelaki itu tidak akan dapat nyaman duduk di lantai itu.

Namun bagaimanapun menariknya topik pembicaraan mereka yang tidak jauh-jauh dari bola, politik, ekonomi ataupun gosip-gosip yang beredar di seputar sekolah – benar sekali, lelaki juga suka menggosip – yang sedang hangat-hangatnya. Exaudi terkadang hanya lebih memilih diam dan tidak menanggapi apapun pembicaraan mereka.

Tetapi kali ini berbeda. Dengan volume yang sekeras itu, dari jarak sepuluh meterpun pembicaraan gadis-gadis ini dapat terdengar. Dan Exaudi yang berada tidak jauh dari tempat mereka akhirnya menguping pembicaraan mereka. Dia dapat mendengar mereka membicarakan acara Konser Tahunan yang diadakan dua hari yang lalu.

Sebenarnya dia cukup bangga dan bahagia karena ternyata acara yang diketuai olehnya itu menarik perhatian banyak orang di kelasnya. Mereka membicarakan tentang dekorasi serta suasana yang mereka dapatkan ketika mereka menghadiri acara itu. Mereka juga membicarakan bintang tamu yang hadir di tempat itu, mulai dari pakaian, penampilan bahkan sampai gossip tentang bintang tamu pun mereka bicarakan.

Dia juga dapat mendengar namanya disebut-sebut dalam pembicaraan mereka itu. Namun ketika mereka menyebut nama Exaudi, mereka sedikit memelankan suara mereka. Tetapi bagaimanapun, suara itu masih dapat terdengar olehnya. Mereka membicarakan kharisma Exaudi ketika memimpin acara tersebut, ketika memberikan pidato bahkan bajunya yang dikenakannya.

Satu hal lagi yang menarik perhatiannya adalah mereka membicarakan band HOPE juga. Terutama gitarisnya, yang kita sama-sama tahu siapa orangnya, Arman. Mereka membicarakan tentang maskulinitas Arman diatas panggung serta lagu yang dibawakan oleh Arman. Mereka mengatakan bahwa lagu yang dibawakan oleh mereka sangatlah membuat diri mereka terbuai, dan tenggelam dalam romansa cinta.

Exaudi kemudian menggeleng – gelengkan kepalanya mendengarkan pembicaraan mereka itu. "Dasar cewek!" batinya. Exaudi lantas memberhentikan kegiatannya menguping ketika dia melihat Tiara datang ke arahnya. Dia yakin sepertinya Tiara ingin membicarakan sesuatu hal yang penting dengannya, atau semacam itulah. Karena dia melihat wajah wanita itu nampak datar dan tidak cerah seperti biasanya.

"Hei aku ingin berbicara denganmu" ucap Tiara.

"Ya, bicaralah. Aku akan mendengarkanmu" balas Exaudi.

Journal Of Exaudi [Finished]Where stories live. Discover now