Purezento

621 91 18
                                    

DUA hari berlalu sejak kepergian Tatsuya kembali ke Amerika. Sejak kejadian itu, (Namamu) sedikit menjaga jarak dengan Tatsuya--yah walaupun kau tidak membalas ciumannya itu. Tapi, tetap saja kau merasa bersalah pada Midorima walaupun memang bukan salahmu.

Kau melihat kalender di ponselmu. Besok tanggal 7, bukankah itu hari ulang tahun Midorima? Kau menepuk dahimu, bagaimana dirimu bisa lupa dengan hari bahagia kekasihmu? Oh tidak. Waktu tinggal sedikit dan sekarang sudah tepat jam 6 malam. Tak apa jika tidak mendapat bahan-bahannya semua, asalkan kau bisa mendapatkan setidaknya bahan-bahan pokoknya.

Saat ini kau masih merasa bersalah. Pertama, tidak memberi tahu kepada Midorima akan hal itu. Kedua, kau melupakan hari bahagia bagi Midorima. Ah aku memikirkan apa sih sampai sekacau ini? Kesalmu.

Dengan berbekal scarf dan jaket, kau menghampiri toko kue satu-persatu untuk mencari bahan yang sudah kau tulis dalam pocket note milikmu.

"Dark chocolate, coklat serbuk, tepung terigu, baking powder, butter cream......" ucapmu panjang lebar sambil berjalan di keramaian tanpa melihat orang yang ada di depanmu.

"Aduh, maaf." ucapmu sambil menunduk.

"Harukawa-san? Sedang apa kau disini?" kau segera menengadah wajahmu dan lelaki itu adalah Takao.

"Ah, aku sedang membeli bahan-bahan untuk membuat kue. Besok Midorima berulang tahun kan?" tanyamu yang dijawab dengan ekspresi kaget Takao.

"Astaga! Aku melupakannya. Ada yang bisa aku bantu? Aih aku benar-benar tidak mengingatnya."

Aku juga baru mengingatnya beberapa menit yang lalu asal kau tahu.

"Tolong hubungi Ayaka dan bantu aku untuk membelikan beberapa hiasan dekorasi. Jika memakai ruangan klub tidak apa-apa kan? Apa di lapangan saja? Ah tidak...." ucapanmu terpotong oleh Takao.

"Hai' hai' aku mengerti. Dimana saja asal ada kau juga dia pasti senang. Sebentar aku akan menelepon Ayaka."

"Yo watz up gengs." ucap Takao dengan ponsel di telinganya.

"Berisik. Ada apa? Aku baru saja maskeran."

"Tolong bantu aku untuk membelikan hiasan dekorasi untuk Shin-chan, dia menyuruhmu juga."

"Kau dimana? Aku akan segera kesana."

"Aku di depan toko Flow and er. Cepat kemari, aku tunggu."

"Oke." sambungan telepon itu terputus.

"Ayaka bilang ia segera datang kesini. Ah iya, apa konsepmu untuk ulang tahun Shin-chan?"

Kau berpikir sejenak. "Aku tidak begitu tahu kesukaannya apa," wajahmu murung. "Mungkin hanya seperti biasa saja? Tapi kurasa itu tidak spesial."

"Dengan adanya kau saat hari ulang tahunnya menurutku dia bahagia, percaya padaku. Ah iya, apa kau sudah membeli kado untuknya?" lagi-lagi kau dibungkam pertanyaan oleh Takao.

"Belum, aku bingung."

"Maaf menunggu lama. Hosh hosh." suara nafas Ayaka masih terdengar, sepertinya ia lari dari rumahnya ke tempat ini. Hm lumayan jauh.

"Tidak apa-apa Ayaka. Nah tolong kalian belikan ini,"ucapmu sambil menyerahkan list hiasan dekorasi pada Takao dan Ayaka. "Tolong kerjasamanya."

Keduanya menjawab sambil mengacungkan jempol. Dasar kalian. Kau kembali sibuk melihat daftar bahan-bahan yang ingin kau beli. Seketika, kau berhenti sejenak. Hadiah. Kau sama sekali belum terpikir hadiah apa yang ingin kau berikan kepada Midorima. Lucky item? Ah kau rasa dia pasti sudah membelinya dahulu. Sepatu? pasti dia sudah mempunyai tips tersendiri untuk melihat mana sepatu yang bagus dan cocok dengannya. Hm, jam tangan? Tidak, itu terlalu biasa. Saat ini, kau merasa bodoh sebagai kekasih karena tidak tahu apa kesukaan kekasihmu.

Megane-kun [Midorima Shintarou x reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang