Ch 1-Fak Moment

4.1K 278 19
                                    

Menjalani sebuah hubungan asmara selama 5 tahun, bukanlah sesuatu yang mudah diterima dengan lapang dada ketika pada akhirnya wanita yang sangat dicintaimu itu menikah dengan pria lain di akhir cerita cintamu. Pengalaman seperti ini telah dirasakan Krist di umurnya yang menginjak 28 tahun. Seharusnya hari ini ia menikah dengan wanita yang dicintainya, berdiri dengan bahagia di depan tamu undangan dan mengucapkan janji suci. Akan tetapi pada kenyataannya dirinya di sini berdiri sebagai tamu undangan dengan segelas wine di tangan dan menyaksikan wanita yang dicintainya itu berciuman dengan pasangan hidupnya. Riuh kebahagiaan dan tepuk tangan di sana berhenti seketika ketika tanpa sadar gelas wine yang ada di tangannya itu terjatuh ke lantai, menimbulkan suara pecahan yang membuat seluruh tamu undangan di sana menatapnya dengan berbagai macam ekspresi. Krist cukup mengumpat dalam hati atas kebodohan yang dilakukannya dan dengan senyum kecut ia melambaikan tangannya meminta maaf.

Sebuah lagu yang sengaja ia siapkan untuk wanita yang sangat berarti untuknya tersebut ia nyanyikan sebagai penghantar acara membahagiakan itu. Meskipun mungkin tak berarti bagi sang mempelai wanita karena lebih sibuk dengan acaranya, tapi Krist telah menyelipkan sebuah do'a di lagu yang dinyanyikannya. Ia berharap wanita yang dicintainya dari dalam lubuk hatinya itu bisa hidup berbahagia dengan pasangan hidupnya dan hanya mautlah yang bisa memisahkan.
.
.
.
.
.
.
Krist terbangun di pagi hari karena suara jam weker yang kebisingannya sampai masuk ke dalam mimpinya. Sudah empat bulan setelah acara pernikahan itu, pada kenyataannya kamar yang setiap hari digunakannya untuk tidur ini tak berubah sedikitpun sejak wanita itu masih bersamanya. Ucapan sayang dan cinta yang tertulis di lembaran-lembaran kertas masih tertempel di tempatnya, foto-foto berdua dengan berbagai macam ekspresi bahagia juga tak bergeser sedikitpun dari tempatnya. Bahkan bunga yang pernah dibawakan wanita itu masih berada di vasnya dan sudah mengering berubah warna. Kehilangan keharuman dan keindahan warnanya, sama seperti hatinya yang sudah tak lagi berpenghuni.

Membuat dirinya hidup sebaik mungkin tanpa bayangan masa lalunya, pada kenyataannya dirinya selalu merasakan bahagia di kala wanita itu selalu ada di setiap aktifitasnya. Sulit sekali melupakannya, namun ia selalu berusaha menghapusnya sekuat yang ia bisa. Sedikit demi sedikit, meskipun terasa berat ketika ia harus membuang segala sesuatu tentang wanita itu dan membakarnya bersama sampai tak tersisa.

Dirinya hanya pria payah, ia tahu betul itu. Melepaskan genggaman wanita itu untuk pria lain adalah keputusan terbodoh yang pernah ia lakukan seumur hidupnya. Dulu dirinya dan wanita itu pernah berjanji untuk selalu bersama dan akan berakhir di pelaminan, namun takdir mempermainkannya dan membuat semua berakhir tak seperti yang diinginkan karena suatu alasan. Ia tak mau membahas itu sekarang. Bahkan jika bisa, ia ingin membuang semua kenangan itu agar hanyut di sungai Chao Phraya. Atau.. menghanyutkan dirinya sendiri mungkin. Konyol. Selama ini ia selalu datang ke tempat ini setiap kali merasa dirinya banyak pikiran atau sedang sedih, karena dengan begitu ia akan selalu merasa lebih baik setelahnya. Meskipun ia kemari hanya untuk menikmati indahnya pemandangan malam di sekitaran sungai Chao Phraya dari jembatan yang cukup terkenal di Bangkok, namun dari atas sini ia bisa melihat lampu-lampu yang terhampar dengan sangat indah. Belum lagi lampu dari kapal-kapal wisata malam yang melintas di bawah sana, cukup menghibur hatinya. Seperti biasa, ia akan duduk di hand raill menikmati angin malam yang menerpa tubuhnya seperti apa yang dilakukannya ini bukanlah sesuatu hal yang berbahaya. Sembari menikmati sebotol minuman, sungguh ini adalah kegiatan yang sangat disukainya.

"SHIT!!," umpat Krist. Bagaimana tidak, ponselnya justru terjatuh ke sungai saat ia hendak mengecek seseorang yang menghubunginya. Ia mengumpat habis-habisan dan dengan refleksnya iapun turun dari posisi duduknya. Tidak sadar jika dirinya saat ini sedang berdiri di sisi luar jembatan, hal yang dilakukannya inipun menarik perhatian seorang pria yang tengah menaiki sepeda motornya yang kebetulan lewat di sana.

A MEDICINEWhere stories live. Discover now