Ch 13 - Home

1.3K 154 57
                                    

Chatwilai yang tengah duduk sembari melihat fotonya bersama Singto menoleh ke arah pintu ketika seseorang mengetuknya. Perlahan ia bangkit berjalan ke arah pintu dan membukanya, seorang wanita dan beberapa pria besar berpakaian serba hitam bertampang sangar berdiri di depan pintunya.

"Dengan khun Chatwilai Chomchai?," tanya wanita itu. Chatwilai mengangguk ragu, sembari melihat ke arah beberapa orang asing yang nampak menakutkan itu ia mempersilahkan mereka masuk.

Si wanita mengangguk, ternyata hanya wanita itu yang masuk dan menduduki kursi yang ada di sana. Sedangkan tiga pria yang lain berdiri di depan pintu seperti anjing penjaga. Wanita dengan tatanan rambut rapi itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan sebelum meletakkan koper yang diberikan salah satu pria tadi ke atas meja. Begitu koper itu dibuka, kedua mata Chatwilai langsung terbelalak lebar. Pasalnya di dalam koper tersebut ternyata isinya adalah uang, seumur-umur wanita tua itu baru kali ini melihat uang sebanyak itu.

"Kalian ini memangnya siapa!? Lepaskan aku!! Biarkan aku masuk!! Nenek!! Nenek!! Nenek tidak apa-apa!? Siapa mereka nek!!??," terdengar suara gaduh dari luar. Didengar dari suaranya saja Chatwilai sudah hafal betul siapa pemilik suara cempreng dan kencang itu. Apple. Kini Apple tengah berusaha melepaskan diri dari pria-pria yang tengah berjaga tersebut dan bersikeras masuk. Chatwilai yang melihatnyapun panik, ia segera berdiri dan menghampiri pria-pria itu.

"Apa yang kalian lakukan!? Lepaskan dia!!," bentak Chatwilai sembari memukuli lengan pria-pria yang tengah memegangi Apple itu satu persatu. Wanita yang menjadi pimpinan mereka memberi isyarat untuk melepaskan Apple yang langsung dituruti. Apple mengumpati mereka dengan menyebutkan semua hewan di kebun binatang sembari mengikuti Chatwilai yang menariknya masuk ke dalam untuk ikut bergabung ke obrolan yang belum sempat dimulai.

"Nenek!! Kau tidak apa-apa? Ada apa dengan semua ini nek? Phi Sing di mana?," tanya Apple memeriksa Chatwilai kuatir. Wanita tua itu menjelaskan jika dirinya baik-baik saja dan iapun mengajak Apple untuk ikut duduk bersamanya.

Apple melemparkan tatapan tidak sukanya ke arah wanita asing di dalam ruangan itu, ia juga mengamati wanita itu dari ujung kepala hingga kaki. Namun begitu ia melihat ke atas meja, kedua matanya langsung melotot.

"ASTAGA! A-apa ini!? Apa ini semua adalah uang!? Ini a-asli!?," pekik Apple tidak percaya. Chatwilai membisikinya untuk diam dan Apple benar-benar harus menahannya. Dengan bibir cemberut, perawat itu mencoba membuat dirinya setenang mungkin di suasana yang membuatnya sangat penasaran ini.

Chatwilai menghela nafasnya, "Apa maksud uang ini? Siapa kalian?," tanyanya dengan tenang. Wanita dengan pakaian super rapi di depannya itu memperkenalkan dirinya dengan nama 'Thanaerng' dan mengaku jika mereka adalah suruhan dari keluarga Suthiluck.

"Keluarga Suthiluck?," heran Chatwilai memperjelas.

Thanaerng mengangguk, "Orang yang selama ini khun berikan tempat tinggal dan khun rawat dengan baik yang kalian kenal dengan nama Singto adalah anak dari tuan kami, tuan Suthiluck," jelasnya.

"Dan uang ini adalah hadiah tanda terima kasih dari nyonya Suthiluck karena telah merawat tuan muda Singto dengan baik," lanjutnya.

Mendengar penjelasan tersebut Chatwilai dan Apple sama-sama terkejut, "Tu-tuan muda?," tanya Apple tak percaya. Thanaerng mengangguk, wanita itu berdiri memberi wai sebelum melangkah pergi.

"Tunggu dulu!," cegah Chatwilai.

Thanaerng yang sudah berada di ambang pintupun menoleh, "Bawa semua uang ini! Dan katakan kepada nyonyamu itu untuk datang kemari, akan aku ajari bagaimana menjadi ibu yang baik!," ucap Chatwilai geram.

"Bagaimana bisa seorang ibu baru sekarang mencari anaknya setelah dua belas tahun membiarkannya hidup sendiri di luar!? Entah kesalahan apa yang dilakukan seorang anak, tidak seharusnya orang tua tak memedulikan anaknya sampai seperti ini! Bawa uang ini!! Aku tidak membutuhkan uang ini ataupun ucapan terima kasih darinya!," lanjut wanita tua itu.

A MEDICINEWhere stories live. Discover now