Ch 8 - Fruit

1.6K 180 58
                                    

Halo epheribadi.....!!! Si emak rempong balik lagi setelah sekian lama membuat kalian kesal karena belum bisa lanjut ini cerita. Ini saya, iya saya! Lagi demen-demennya ini bikinin baju buat si kecil, jadi punya kesibukan lucu yang menggemaskan di muka saya yang cukup garang. Kalian pada inget kagak ama ini cerita karena terlalu lama gak baca? Haha... kalo lupa ya... baca lagi aja.. wkwkwk
Oiya, pengen curhat. Saya ini kan jarang ya nonton tipi... eh... kemaren pas buka pecebuk, kok ada yang nongol apdet beginian.

Wah.... nih ati serasa ada lagu opic "terangkanlah"
Berasa jadi ikutan aliran sesat yang diincer ama negara 😂 hahahaha.... astagaa.... sampek terkenyut!! Gak bisa bayangin kalo jadi fujoshi bisa jadi masalah, terparahnya nih wetpet ikutan kena imbasnya 😑 Saya sendiri uda jadi fujo lama bingit, sejak tingkat stress masih di tahap Genin sampek sekarang yang udah jadi pasukan Anbu (apalah) haha.... Maka dari itu, marilah kita berdo'a, semoga kaum stress seperti kita ini tidak benar-benar dipunahkan 😂

Okelah, cukup saya ngebachotnya, selamat membaca.... jangan lupa votenya... kalo lupa juga gak papa.... 😂
Cekidot!
.
.
.
.
.
.
.

***

Jika boleh memilih, saat ini Krist pastilah akan memilih tidur di atas kasurnya yang empuk itu. Atau sekedar bermalas-malasan di depan televisi juga pilihan yang sangat tidak bisa ia tolak. Namun keempat teman satu fakultas dengannya dulu benar-benar merusak kesendiriannya malam ini. Padahal sudah jam 8 malam, tapi keempat pria berprofesi sama sepertinya itu justru mendatangi rumahnya dan memaksanya beranjak dari tempat ternyamannya. Ia hanya memakai kaos dan juga boxernya, sudah bersiap untuk tidur ketika bel rumahnya terus saja berbunyi seperti alarm dan baru berhenti setelah ia membuka pintu rumahnya untuk melihat siapa orang kurang ajar yang telah membuatnya kesal.

"Berhentilah mengeluh! Kau benar-benar akan gila jika setiap hari kegiatanmu hanya bekerja dan makan tidur! Kau itu butuh piknik!," Off datang dari lantai atas. Membawa jaket dan juga sebuah celana panjang miliknya. Orang itu bahkan bersikap seperti asistennya sekarang, memaksanya memakai dua benda tersebut saat itu juga di depan teman-temannya. Sungguh, sebenarnya Krist sangat malas saat ini.

"Betul! Jarang sekali kita punya waktu bersama dan bisa kumpul seperti ini," pria dengan postur tubuh gemuk bersuara sembari melihat-lihat koleksi foto keluarga Krist yang terpajang di dinding.

Krist berdecak, "Sudah aku bilang aku tidak suka kopi," jawabnya malas.

Kali ini berganti pria yang tengah bermain ponsel yang berdecak, "Jika hanya itu alasanmu tidak mau ikut, aku akan membelikanmu ice cream sebagai gantinya," ucap pria tersebut diiringi kekehan. Mendengarnya, Kristpun mendelik.

"Kurang ajar kau Gun!! Memangnya aku anak kecil!," pekik Krist tak terima. Ia ambil bantal yang ada di sofanya untuk dilemarkannya ke wajah pria berwajah oval tersebut. Mengabaikan umpatan-umpatan yang keluar dari mulut pria tersebut, Krist memilih menyingkir ke dapur bermaksud mengambil minum. Tapi ternyata Ice muncul dari sana dan merangkul pundaknya, bapak satu anak itu memaksanya kembali ke ruangan di mana teman-temannya tersebut berkumpul.

A MEDICINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang