Ch 4 - She

1.6K 200 20
                                    

Krist menepuk pelan telapak tangan Ice yang masih setia bertengger di kedua pipinya yang langsung dituruti oleh teman paling pengertiannya tersebut.

"Bagaimana?," tanya Ice.

Krist mengerutkan alisnya dengan tampang berpikir, "Aku ingin muntah Ice," jawabnya polos yang langsung menghasilkan gelak tawa dari satu-satunya orang yang sedang bersamanya di tempat parkir rumah sakit itu.

"Kau ini kenapa? Aneh sekali...kau sendiri yang menyuruhku untuk mencubit pipimu tadi," tanya Ice heran. Krist hanya merenges tanpa niat menjawabnya, tentu saja... mana mungkin ia mengaku! Ice hanya mendesah sebelum menepuk pundak Krist pelan dan berpamitan pulang lebih dulu. Dan Krist sendiri juga tak ingin berlama-lama lagi di sana karena ingin segera menikmati makanan kiriman dari Singto.

Sesampainya di rumah Krist langsung membawa makanan pemberian Singto ke dapur, meletakkannya di atas meja makan dan langsung membukanya. Mengambil piring untuk diberinya nasi dari ricecooker miliknya, Krist benar-benar sudah tidak sabar untuk merasakan Gaeng Daeng buatan nenek Singto. Bahkan saking ingin cepat-cepat memakannya, ia sampai tak mengganti dulu pakaiannya atau lebih bagusnya lagi jika mandi lebih dulu seperti yang biasa ia lakukan setiap hari sepulang dari rumah sakit.

"Ini enak sekali.....!!!," gumamnya di sela kegiatan makannya. Jika tahu rasa masakan nenek Singto begini enaknya, seharusnya semalam ia tidak menolak tawaran makan malam dari nenek Singto. Ia jadi menyesal! Tapi tak apalah, toh sekarang ia bisa mencicipinya juga. Entah karena saking enaknya atau sedang kelaparan, pada kenyataannya Krist melupakan porsi makan yang selalu dijaganya ketat. Ia beberapa kali menambahkan nasi ke atas piringnya dan terus melahapnya sampai akhirnya ia sadar jika kini ia sedang kekenyangan. Ah.... ia tak pernah merasakan masakan rumah seenak ini!

Melanjutkan mencuci piring dan juga mandi, Krist baru ingat akan kebodohannya ketika ia sudah menghempaskan tubuhnya di sofa untuk menonton televisi. Ia baru sadar, bagaimana bisa Singto menitipkan makanan ke Apple!? Sedekat apa mereka!? Dan, sial.... ia merutuki kebodohannya sendiri karena telah menyia-nyiakan kesempatan mengobrol dengan wanita itu tadi dan justru meninggalkannya begitu saja. Oh shiiiittt....!! Krist mengacak-acak rambutnya frustasi, kenapa pula dirinya jadi penasaran dengan Singto sampai-sampai kedekatannya dengan wanitapun menjadi masalah rumit untuk dipikirkannya saat ini. Satu hal penting lagi yang didapatkannya hari ini, jelas ia sangat mual dan serasa ingin muntah ketika Off dan juga Ice menyentuh kedua pipinya seperti yang dilakukan Singto semalam.

Saat ia bisa menerima dengan nyaman setiap perlakuan manis Singto terhadapnya, mungkin karena ia sudah gila.

***

Keesokan harinya, di rumah sakit Krist bertingkah seolah ia adalah orang macam Off yang begitu terobsesi dengan wanita cantik dan sexy. Meskipun kebenarannya tidak, namun setidaknya orang-orang di sekitarnya jadi berpikir seperti itu ketika Krist sejak tadi mencari-cari informasi tentang perawat yang bernama Apple. Iapun langsung mendesah kecewa begitu mendengar jika perawat yang dicari-carinya untuk diajak bicara itu mendapat jatah shift malam hari ini. Hal inipun semakin membuat heran orang-orang yang mengenalnya dengan baik, mereka tidak menyangka jika sosok Krist yang selama ini nampak ramah namun susah sekali didekati wanita itu bisa berubah seperti pria ganjen yang mengejar-ngejar wanita.

"Sialan kau Off! Kau ini berpikiran apa tentangku hah!?," sungut Krist kesal. Sejak tadi Off terus saja mengoloknya seakan dirinya adalah orang yang lebih parah dari dirinya.

"Buktinya, kau kenal juga dengan si perawat cantik itu sampai mencari-carinya ke sana kemari! Kau tahu, sudah banyak yang mendekatinya... tapi semua ditolaknya! Kau harus tau diri, cari yang lain saja!," oke. Krist menyesal sempat menanyakannya ke Off juga tentang Apple dan sekarang pria itu memperlakukannya seperti seorang rival. Sial, ia lupa jika semua wanita cantik di rumah sakit ini adalah incaran Off. Pasien kanker sekalipun! Keterlaluan...

A MEDICINEWhere stories live. Discover now