empat

562 105 21
                                    

SINAR MATAHARI sangat terik siang ini. Tanganku bergerak untuk mengelap dahiku yang berkeringat kemudian kembali mengibaskan tanganku di dekat wajahku. Hari ini sangat panas dan cuacanya juga sangat tidak mendukung, sangat gersang. Rasanya ingin cepat-cepat pulang tapi aku hari ini harus menunggu Lana dan Yoongi.

Sayangnya sejak aku dinyatakan sebagai murid akselerasi yang langsung loncat ke kelas akhir, aku tidak ditempatkan di kelas Lana dan Yoongi yang kebetulan satu kelas. Tapi kami punya kebiasaan yang tidak boleh di tinggalkan, kami harus menunggu untuk pulang bersama, selalu.

Lamunanku terpecah saat ada seseorang yang duduk di kursi kosong sampingku, aku menoleh otomatis yang kebetulan orang yang di sampingku juga menoleh ke arahku. Aku menyapanya dengan senyuman.

"Belum pulang?"

Aku menggeleng pelan. "Belum. Kau sendiri?"

"Sama. Menunggu Yoongi?"

"Dan Lana. Menunggu Haesoo?"

Tetapi Jung Hoseok menggeleng. "Bocah itu sudah pulang duluan."

Aku mengkerutkan dahiku. "Bukannya dia sekelas dengan Yoongi dan Lana?"

Jung Hoseok mengangkat bahunya acuh. "Terserah dia." Jawabnya singkat, sambil menyenderkan punggungnya ke dinding di belakangnya.

Ini adalah percakapan pertamaku dengan seseorang yang bernama Jung Hoseok. Keeksistensiannya banyak diketahui oleh warga sekolah, tapi aku baru tahu kalau dia juga kembarannya Haesoo, pantas saja mereka agak mirip. Tapi kembali lagi ke Jung Hoseok, kalau dilihat lihat dia manis, mungkin ini alasan mengapa Lana bisa tertarik dengan Hoseok. Kenapa Yoongi sangat tidak suka dengannya?

"Memang nya tidak lama menunggu disini?" Celetuk dia lagi.

Aku menoleh ke belakang untuk melihat wajahnya. "Sebentar lagi mereka juga keluar." Ucapku.

"Kau tahu 'kan kalau si botak Kendrick itu suka korupsi waktu?"

"Aku tahu."

"Lalu masih mau menunggu?"

"Kenapa? Kau mau mengantarku pulang?"

"Ayo."

Aku terdiam sebentar. Jung Hoseok aneh. Dia dan aku sama sama tahu kalau kami jarang berbicara, berkenalanpun tidak, aku juga ragu kalau dia tahu namaku. Palingan dia hanya tahu wajahku karena aku adik Yoongi. Tapi Yoongi benar, tentang orang-orang di sekolah ini. Aku tidak bisa langsung percaya dengan orang asing.

"Terima kasih. Aku tetap menunggu Yoongi dan Lana." Balasku halus.

"Ah." Dia tersenyum, aku baru sadar kalau dia memiliki lesung pipit di dekat bibirnya, manis. "Begitu rupanya."

Aku tersenyum kikuk setelah itu, bingung harus menjawab apa lagi dan akhirnya selama sepuluh menit ke depan itu, kami hanya diselimuti oleh keheningan.

Katanya jalanin aja dulu, bisa di edit kok😉

Makasih sudah mendorong cerita ini unnnchh  parxmochx  hoshitni

blue sideWhere stories live. Discover now