tujuh; jangan dekat-dekat

357 84 7
                                    

KAMI—Aku, Yoongi, dan Lana—sampai di koridor sekolah. Telat beberapa menit dari perkiraanku karena acara Tom and Jerry tiba-tiba ada tambahan ekstra. Akhirnya Yoongi dengan susah payah bangun dari sofa dan bersiap-siap walaupun akhirnya dia dicurigai tidur di bathub, Lana menggedor pintu kamar mandi kami dengan sadis, mengambil kunci kamar mandi—yang sebenarnya masih di pertanyakan mengapa rumah kami membutuhkan hal itu—Lana hampir saja melihat Yoongi polos kalau Yoongi tidak teriak-teriak untuk berhenti.

Seusai mengambil buku yang aku perlukan, Yoongi kembali menghampiriku. "Kau, jangan bicara lagi dengan Jung Hoseok. Mengerti?" Perintahnya.

Aku mengkerutkan dahi. Darimana dia tahu kalau kemarin aku bicara dengan Jung Hoseok?

"Kalau kau kebetulan bertemu dia lagi, tolong kasih nomorku dan suruh dia hubungi aku, mengerti?" Timpal Lana.

Yoongi menoyol kepala Lana. "Bisa diam tidak?"

"Kau pikir kau siapa, hah?"

Yoongi menatapku lagi. "Aku serius Nara. Aku punya masalah dengannya, kalau dia sampai mempermainkanmu hubungi aku. Telpon aku."

"Dia tampak baik-baik saja menurutku."

Lana bertepuk tangan. "He's SO fucking fine, isn't he?"

"Pokoknya hubungi aku. Jangan si kunyuk ini, dia sama saja. Hubungi aku, oke?" Ujar Yoongi.

"Kau bawel." Ucapku. "Aku akan menghubungimu."

Lana menepuk bahuku. "Makan siang seperti biasa. Jangan skip, oke?"

Setelah itu kami berpisah untuk masuk kelas. Yoongi entah kemana padahal dia satu kelas dengan Lana. Ah entahlah, Yoongi itu susah di atur.

blue sideWhere stories live. Discover now