sembilan belas

659 77 39
                                    

AKU terkikik geli melihat Gumball yang jatuh di tangga sekolahnya, tanganku kembali menyendok sereal yang berada di mangkuk yang aku pegang dari tadi.

"Duh, sempit." Gumam orang yang berada di belakangku, tepatnya yang tertidur di sofa semalaman.

Aku menoleh ke belakang dan berdecak. "Bagaimana tidak sempit kalau kalian berdua tidur di sofa." Ucapku.

Lana adalah orang yang memulai kekacauan, dimana ia mendorong tubuh Yoongi karena jijik dan otomatis membuat tubuh Yoongi harus menubruk punggungku karena posisiku yang duduk di bawah sofa, aku mengerang panik, menggenggam mangkuk sereal erat-erat agar tidak tumpah ke karpet bulu kami.

"Sialan!" Erang Yoongi.

"Kalian! Bisa diam tidak!"

Lana balas teriak. "Min Yoongi! Kurang ajar! Setelah mencoba menciumku sekarang kau mau menyentuh tubuhku?!"

"Kalau begitu kenapa tidak pergi saja hah?!"

"Semalam kau tidak ingat apa-apa hah?!"

Balasan Lana cukup membuatku menoleh ke arah mereka berdua yang tiba-tiba sama-sama membungkam mulut mereka. Mataku menyipit meneliti air muka mereka.  "Apa aku melewatkan sesuatu?" Tanyaku curiga.

"K-kau! Nara! Berhenti bertukar pesan dengan Jung Hoseok!"

Tapi pengalihan topik yang di bawa Lana lagi justru malah membuat Yoongi menatapku sengit.

"Apa katamu?"

Setelah itu Lana panik lagi, begitu Yoongi melirikku sinis dia mengucapkan kata maaf kepadaku tanpa suara. Aku menghembuskan nafasku dan membuka mulutku siap menjawab pertanyaan non verbal dari Yoongi.

"Kami hanya berteman." Ucapku.

"Aku pernah bilang kan untuk tidak dekat-dekat dengan dia?" Balas Yoongi.

"Yoongi, dia tidak seburuk dengan apa yang kau kira." Ucapku lagi, membela Jung Hoseok di hadapan kakakku.

"Apa aku ingin mendengar alasan darimu?" Yoongi membalas tajam. "Berikan ponselmu." Perintahnya.

Aku hanya terdiam, memproses perintah Yoongi pun tidak, aku hanya diam, otakku lebih bekerja ke arah bagaimana aku bisa keluar dari sini atau dari situasi ini. Kemudian muncul banyak pertanyaan di kepalaku tentang mengapa Yoongi tidak menyukai Jung Hoseok.

"Yoong," Suara kecil Lana bersuara, tangannya ia taruh ke pundak Yoongi. "Sudahlah."

"Nara Clark, kau tuli?"

"Yoongi, hentikan." Ucap Lana.

"Tidak mau."

Yang itu suaraku. Suara membantah yang mungkin akan menjadi pertama kalinya yang didengar oleh Min Yoongi dariku. Yoongi tidak berekspresi, hal biasa yang aku lihat kalau ia marah. Aku membiarkan mangkuk serealku terletak di atas karpet dan beranjak dari tempatku.

"Jung Hoseok itu baik, kau mungkin tidak melihatnya, tapi aku melihatnya." Ujarku sebelum pergi membuka pintu utama dan keluar dari rumah.

Aku merogoh ponselku dari celana training semalam yang aku kenakan, ibu jariku menekan cepat aplikasi kontak dan membuat sambungan telepon ke orang yang katanya mengajakku kencan hari ini.

"Bagaimana semalam? Tertangkap basah atau kering?" Sapa suara di sambungan telepon itu membuatku menyinggungkan senyuman kecil.

"Semalam hangat-hangat saja di bawah selimut." Balasku sama konyolnya.

Suara tawa milik Jung Hoseok terdengar di telingaku. "Kau sedang apa?"

"Sedang membujukmu untuk mempercepat waktu kencan kita, aku akan memberi bonus sarapan pagi bersama."

"Benarkah? Wah, kalau begitu aku bisa memilih tempat kan?" Tanyanya.

"Terserah."

"Oke! Sekarang kau dimana? Biar aku menjemputmu."

"Temui aku di taman komplek?"

"Deal. Tunggu aku."

"Hei, Hoseok."

"Ya?"

"Aku tidak dandan hari ini, maaf."

Dia tertawa lagi. "Tenang saja, kau akan tetap bersinar."

"Tapi Hoseok. . ."

"Aku tidak masalah kok--"

"Aku juga belum mandi."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 06, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

blue sideWhere stories live. Discover now