enam belas

281 51 2
                                    

"Aku pikir kau tidak akan datang."

Aku menoleh ke sumber suara, mendapati Jung Hoseok yang sudah duduk di atas rumput di sampingku sambil membawa dua gelas plastik. Tangan kanannya memberiku satu minuman itu.

Aku menerimanya, kupikir tidak sopan kalau menolaknya, apalagi dia pasti capek setelah meliuk-liuk di atas panggung. "Thanks." Ucapku singkat. "Kau pikir aku akan membohongimu?"

Jung Hoseok mengicip minumannya sambil mengendikkan bahunya. "Kau selalu meninggalkan catatan absensi untuk datang ke semacam acara ini."

Aku terkekeh. "Benar. Habisnya, buang-buang waktu."

"Kalau sekarang?"

Aku menyipitkan mataku. "Hmm, bagaimana ya? Kau mau aku memberikan jawaban seperti apa?"

"Sesuatu yang memuaskan hatiku?"

Aku tersenyum. "Malam ini sangat luar biasa. Kau keren. Jeon Jungkook juga."

Jung Hoseok menaikkan alisnya kepadaku. "Kau kenal Jungkook?"

"Dia kan teman tertunda." Aku menyengir garing.

"Ah." Dia mengangguk-angguk. "Akselerasi, ya?"

"Tapi serius, kau keren sekali." Pujiku. "Bagaimana bisa kau begitu lentur saat menggerakan tubuhmu? Itu sangat keren, Jung Hoseok."

Dia tersenyum sampai lesung pipitnya muncul. Ah, manis. "Nara, terima kasih." Ucapnya. "Mungkin setelah ini kau akan terus menemuiku tiap saat."

"Itu hal yang bagus, bukan? Kita bisa berteman." Aku tersenyum. "Membuka ruang sosialisasiku."

"Tentu." Jung Hoseok menyetujui kata-kataku.

blue sideWhere stories live. Discover now