[ROOFTOP]

420 84 16
                                    


[01.15]

Langit terlihat lebih gelap malam ini tapi bukankah hal itu wajar? Bukan hal baru, pikir Lana. Lagipula kenapa dia memikirkan hal itu?

Lana menoleh begitu mendengar suara desah di sampingnya, Yoongi, lagi. Yah, siapa lagi yang akan menemaninya di atas genteng pukul 1 lebih 15 menit dini hari? Cuma si dongo Yoongo.

Yoongi berjalan ke arah lemari besi tidak terpakai di ujung kanan, tangannya merogoh sakunya untuk mengambil kunci gembok yang terpasang di lemari itu dan membukanya cepat. Satu botol kaca berisi cairan oranye tua itu menyambutnya, tangan Yoongi mengambil botol tersebut dan membawanya ke meja lebar yang diduduki Lana.

Botol whiskey itu ia taruh di atas meja. Lana menghadap botol itu, tangannya mengambil botol itu dan menuangnya ke dua gelas yang ia bawa dari rumahnya.

Yoongi menenggak satu tegukan whiskey seperti meminum air mineral, kepalanya mendongak ke arah langit malam. "Dia. . . Menangis tadi sehabis makan malam." Ucapnya ragu.

"Nara?"

Yoongi mengangguk. "Katanya kau dan Bibi memperlakukan aku dan dia baik sekali, dia teringat ibu kami."

Lana menelan whiskeynya. "Kita keluarga."

"Aku tahu."

Tenggorokan Lana merasakan sensasi hangat whiskey, dahinya sempat mengerut sebelum kepalanya tertoleh ke arah Yoongi yang masih menatap langit. "Bagaimana dengan kau?"

"Kenapa?"

"Kau tidak melihat nya setelah kau berumur 6 tahun." Ucap Lana. "Kau rindu?"

Yoongi memejamkan matanya saat ia meneguk whiskey nya lagi. "Tidak tahu." Balasnya.

Lana menggeser posisi duduknya mendekati Yoongi, lalu tangan kecilnya menepuk bahunya sendiri. "Kau butuh ini?"

Lana dibalas oleh tawaan kecil Yoongi, yang menurutnya agak sedikit menjengkelkan. Gadis itu tahu apa yang dirasakan sahabatnya, cuma Yoongi bukan orang yang langsung emosional seperti itu. Jalan pikirannya banyak, Yoongi itu rumit. Seperti ada kotak di dalam kotak.

"Aku bahkan tidak ingat wajahnya." Yoongi berucap. "Jadi, aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Aku hanya tidak ingin melihat Nara sedih, kau tahu kan?"

"Man, Nara itu anak perempuanku. Aku tahu." Balas Lana. "Tapi sekarang aku sedikit khawatir. . . Kau yakin tidak butuh sandaran?"

Yoongi tertawa. "Ada ya, perempuan seperti ini."

"Eh, sialan, cepat tutup mulutmu. Aku tidak akan menghakimi mu kalau kau menangis, aku juga tidak mengejekmu, ponselku ada di kamarku, aku tidak akan merekam dan upload di instagram."

"Lucu."

Lana menoleh ke arah Yoongi. "Kau mau menangis sendiri atau aku yang harus buat kau menangis?"

"Fuck off."

"Bitch."

Gadis itu menyerah akhirnya. Terserah. Mungkin Yoongi tidak mood. Mungkin Yoongi juga belum percaya sepenuhnya kepada Lana. Tapi, dia dan Yoongi sudah bersahabat sejak 6 tahun yang lalu. Apa waktunya belum cukup? Ah, masa bodo. Yoongi sialan.

Kepala Lana menyender ke bahu Yoongi tiba-tiba, membuat laki-laki itu menoleh otomatis ke gadis di sampingnya. Lana menghembuskan nafas beratnya.

"Nara akan baik baik saja 'kan?" Tanya Lana pelan.

"Sulit untuk mengatakan dia baik-baik saja atau tidak."

"Apa perlu besok kita jalan-jalan?"

"Dia tidak mau skip sekolah."

"Ah, kenapa sih."

Yoongi mengangkat gelasnya lagi dan meminum whiskey nya. "Anak baik-baik."

"Jangan minum banyak-banyak sialan. Bisa ketahuan Nara."

"Yang ada kau yang harus hati-hati. Ingat tidak lusa kemarin kita hampir ketahuan karena kau minum lebih dari satu gelas?" Balas Yoongi jengkel.

Lana mengangkat kepalanya dari bahu Yoongi. "Eh sialan, minggu kemarin kau mabuk-mabukan! Dan menciumku!"

"Itu bukan ciuman, sialan."

"Eh tetap saja ya sialan, bibirku harusnya milik Kim Taehyung atau Jung Hoseok! Siapapun yang ganteng! Bukan kau!"

Yoongi menyerang mulut Lana dengan telapak tangannya, mulutnya berdesis kencang. "Kita bisa ketahuan lagi! Diam!" Bisik Yoongi kencang.

--

Author notes :

Mungkin ada yang bingung?

Sebenernya ini 'kinda' side story selain Nara sama Hoseok. Untuk tambah jelasnya, aku bilang aja ya disini. Jadi, yoongi sama lana ini punya semacam ritual gitu lah (bukan ajaran sesat lol) tiap malem gitu mereka ngumpul asik gitu lah, di atap, begitu. Ini bukan penjelasan ya keliatannya, ah yaudahlah, aku cuma mau ngasih tau aja kalo part [ROOFTOP] bakal nyelip lagi.

What do you think ?

blue sideWhere stories live. Discover now