sebelas; tell me!

311 61 10
                                    

LANA terbangun dari ranjangku. Air mukanya tampak gelisah, aku menyingkirkan komikku dari wajahku sebentar untuk menanyakan kondisinya, tapi dia keburu merocos kepadaku.

"Sumpah, aku khawatir. Kau tidak apa-apa kan?"

Aku memutar bola mataku sarkatis. "Ini yang ke sepuluh kalinya."

"Aku tahu! Tapi aku mengkhawatirkanmu! Dengar, Yoongi bercerita kepadaku dan telingaku panas saat kau mengucapkan embel-embel baik baik saja kepadanya. Sekarang cuma kita berdua, kau tidak ingin mengatakan sejujurnya? Aku janji tidak akan beritahu Yoongi."

Aku menaruh komikku ke atas meja. "Aku mau bertanya."

Lana mengangguk semangat, "Tanya aku."

"Apa yang kau rasakan saat dicium Yoongi?"

"Serius? Itu yang ingin kau tanyakan?"

"Tidak lebih, tidak kurang."

Lana menghembuskan nafasnya. "Ah sialan," umpatnya. "Rasanya. . . Aku tidak tahu cara menjelaskannya, kau tahukan? Di cium sahabatmu sendiri. . . Itu aneh?"

"Kau hanya bingung karena Yoongi memegang posisi sebagai sahabatmu."

"Mungkin. . .? Ah! Sialan! Aku tidak mau tahu!" Tubuh Lana  berguncang sendiri, seperti dia kegelian sesuatu. "Lalu? Kau? Jung Hoseok.  .  . Bagaimana?"

"Pertama, aku baik-baik saja. Serius. Aku tidak merasakan apa-apa," jelasku. "Dan rasanya? Um,"

blue sideWhere stories live. Discover now