01

6.6K 645 57
                                        

Korea, abad 21

Jung Jaemin, seorang mahasiswi tingkat 2 jurusan psikologi di Universitas Nasional Seoul atau lebih dikenal dengan Seouldae, nama yang selalu dielukan seluruh mahasiswa di sekolah. Bagi mereka, julukan Princess tidak berlebihan untuk menggambarkan sosok Jaemin, matanya yang bulat alami, double eyelid, rahang yang tegas, hidung mancung, rambut karamel hasil bleaching yang cocok dengan kulit putih mulusnya, kaki jenjang, jari lentik, dan badan ramping idaman seluruh wanita, menjadi alasan lengkap terciptanya julukan tersebut.

Gadis itu kini melangkahkan kakinya menuju kantin untuk bertemu seseorang, ia tidak pernah menghiraukan tatapan semua orang sepanjang kakinya melangkah. Sudah biasa, begitu jawabannya jika ditanya bagaimana rasanya.

Saat sepasang kaki  itu bersiap untuk berbelok memasuki wilayah kantin, tiba-tiba seseorang menabraknya dari arah kantin itu sendiri.

Brukk

“kau menghalangi jalanku!”, bentak orang itu sambil membereskan barangnya yang berhamburan di lantai.

Jaemin yang tidak terima atas bentakan tersebut menatap orang dihadapannya dengat sengit. Sudah jelas orang itu yang menabraknya, bagaimana bisa ia disalahkan juga. Jaemin berusaha berdiri saat ekor matanya menangkap suatu tulisan—lebih tepatnya nama— di barang yang orang itu bawa.

Mark Lee.

“tidak sopan”, gerutunya sambil menepuk-nepuk skinny jeans yang ia kenakan dengan tangannya, “kau harusnya minta maaf, bukan malah membentakku”

“tapi kau yang menghalangi jalanku, harusnya kau yang minta maaf”, kata Mark-sosok yang menabrak Jaemin- tanpa menghiraukan tatapan sengit dari gadis dihadapannya.

“heol! Memangnya kampus ini milik orang tuamu? Tinggi sekali gayamu, Mark Lee-ssi”, Jaemin memutarkan kedua bola matanya jengah, orang dihadapannya sangat menyebalkan.

“kenapa kalau iya dan kenapa kalau tidak? Dasar bocah tengil”, ejek Mark sambil berlalu melewati Jaemin dan mengadu bahu mereka membuat Jaemin yang tidak siap hampir terhuyung jika saja ia tidak berpegangan dengan tembok.

Jaemin membolakan matanya tidak percaya dengan orang yang baru ditemuinya tersebut, sedetik kemudian wajahnya berubah kesal. Jaemin berbalik dan melihat orang tersebut sudah jauh melangkah.

Jaemin mendengus kesal kemudian berlalu memasuki kantin. Ia mengedarkan pandangannya untuk menemukan orang yang ia ingin temui dan membawa kakinya menuju meja dimana orang itu duduk.

Lee Donghyuk, atau biasa dipanggil Haechan. Gadis manis ini merupakan mahasiswi jurusan sejarah korea di tingkat yang sama dengan Jaemin. Ia bertemu dengan Jaemin saat ospek dan mereka merasa cocok satu sama lain.

Orang-orang melihat mereka sebagai paket lengkap. Jika Jaemin adalah si cantik, maka Haechan lah si manis. Mata beruang berbinar yang menjadi alasan nama panggilannya, pipi tembam, rambut bergelombang dan berwarna coklat almond yang senada dengan warna manik matanya, badannya yang sedikit lebih berisi dari Jaemin, kulit eksotis, sifat yang menggemaskan, meskipun masih kalah tinggi dengan sahabatnya itu bukan masalah baginya. Sungguh, siapa yang akan menolak pesona dari dua orang ini?

“oh hai, Jaem!”, sapa Haechan saat Jaemin duduk di hadapannya, tapi sedetik kemudian ia dapat merasakan bahwa sahabatnya tersebut sedang kesal, “ada apa dengan wajahmu?”

Jaemin hanya melirik sekilas kearah Haechan sebelum meletakkan barangnya diatas meja sambil menggerutu yang Haechan sendiri tidak bisa mendengarnya, tapi gadis bermata beruang itu tersenyum lucu melihat tingkah menggemaskan Jaemin.

“aku bertemu orang yang sangat tidak sopan tadi, dia yang menabrakku tapi dia yang membentakku”, Jaemin kini menatap haechan dengan tatapan kesalnya, bibir tipisnya mengerucut lucu menambah kadar menggemaskan Jaemin.

Cursed Destiny [MarkMin] ✔Where stories live. Discover now