[Ft. Taeten]
👪
Hujan deras mengguyur jalanan ibukota Korea Selatan sejak 1 jam yang lalu. Seorang anak remaja duduk tenang di meja belajarnya sambil mendengarkan beberapa lagu pop yang sedang trend waktu itu. Tangannya sibuk menorehkan tinta diatas buku tugas yang bahkan sudah bersamanya sejak 1 jam sebelum hujan turun.
Bosan.
Tapi apa boleh buat? Ia tidak mau membiarkan dirinya berdiri di depan kelas hanya karna belum menyelesaikan tugasnya dengan alasan bosan.
Cklek
Kepala pemuda itu menoleh kearah pintu kamarnya yang terbuka dan menampilkan sosok sang ayah yang sedang tersenyum teduh.
“Minhyung-ah”, panggil sang ayah.
“Mark”, koreksinya.
“geurae, Mark”, sang ayah duduk di pinggir kasur miliknya masih dengan senyuman yang terpatri di wajah tampannya, “anak appa sudah besar”
Sepasang mata milik sang pemuda memicing mendengar kalimat tersebut, “ada apa?”
Sang ayah hanya terkekeh lalu mengusap surai karamel milik Mark. Anak laki-laki kebanggaanya. Anak laki-laki yang selalu ia yakini akan menjaga adiknya dengan senang hati. Dipisahkan bertahun-tahun oleh samudera bukan berarti rasa sayang Mark pada sang adik berkurang, justru rasa sayangnya bertambah.
Bukan hanya sekali atau dua kali Mark pulang dengan seragam kotor bersama dengan adiknya yang menangis.
‘mereka mengejek Hyuk, jadi aku menghajar mereka’
Kalimat yang selalu terlontar dari mulut sang kakak ketika sang ayah atau sang ibu bertanya alasan kenapa Mark bertengkar sampai seragamnya kotor.
“appa?”, panggil Mark membuyarkan lamunan sang ayah.
“anak appa sudah besar, sudah bisa menjaga Donghyuk”
“memang selama ini ayah pikir aku tidak bisa menjaganya?”
“bukan begitu”, sang ayah memegang kedua pundak anaknya, “Mark, apa kalau appa pergi nanti, kau mau berjanji pada appa?”
“janji apa?”
“berjanjilah kau akan selalu menjadi laki-laki yang baik, jangan pernah menyakiti perempuan, siapapun itu, apalagi kalau orang itu adikmu sendiri. Lindungi adikmu apapun yang terjadi, karena jika eomma dan appa sudah tidak ada, dia satu-satunya keluarga yang kau punya”
“appa mau jagoan appa akan selalu menjadi jagoan bagi siapapun, kenal atau tidak dengan orang itu, kau harus tetap menjadi jagoan baginya”
Sang anak yang waktu itu masih berumur 13 tahun hanya dapat mengangguk, sedikit mengerti apa maksud sang ayah, namun tidak berpikir lebih jauh. Perasaannya yang menghangat dapat jelas ia rasakan dikarenakan dinginnya udara luar yang masuk dari sela-sela jendela yang sedikit terbuka.
Ayahnya adalah sosok yang selalu menjadi panutannya selama ini. Ayahnya yang tenang, ayahnya yang selalu berusaha membuatnya nyaman, ayahnya yang lembut, semua sifat ayahnya tersebut selalu menjadi panutan dalam hidup Mark.
Belasan tahun hidup hanya dengan sosok sang ayah menjadikan pria dewasa tersebut satu-satunya yang bisa Mark contoh setiap harinya. Meskipun dalam hal memasak Mark sangat payah, tidak seperti ayahnya yang sepertinya sudah berteman baik dengan dapur dan semua peralatan memasak.
“appa akan pergi ke kanada lagi?”, tanya Mark yang sedikit heran dengan topik pertanyaan ayahnya.
“tidak, appa hanya akan pergi sebentar”

YOU ARE READING
Cursed Destiny [MarkMin] ✔
FanfictionApa yang akan kau lakukan jika tau dirimu terikat dengan sebuah kutukan berusia 150 tahun? Lari? Tidak peduli? Atau malah mencari taunya? ⚠WARN⚠ - BxB - Genderswitch - Typos - No children under 17