🔮
Jaemin memandang langit di atas sungai Han dengan takjub. Ia menikmati waktu berendamnya sambil memandang ke luar jendela besar di kamar mandinya tersebut, oh tenang saja, jendela itu jelas adalah one side mirror, sisi cerminnya ada diluar, membuat orang-orang tidak akan bisa melihat aktivitas gadis itu selama di kamar mandi.
Setelah merasa terlalu lama berendam, ia bangkit lalu mengenakan jubah mandinya dan berjalan menuju kamarnya. Kamar itu didominasi warna putih dengan sedikit sentuhan warna biru langit, warna yang Jaemin pilih sendiri karena ia ingin merasa nyaman di kamar barunya.
Ia memutuskan untuk meminta sebuah apartemen sebagai hadiah kelulusannya dari SMA dua tahun yang lalu. Ia juga meminta agar apartemennya tersebut terletak berdekatan dari kampusnya. Dan tentu saja, dengan memiliki pemandangan indah.
Setelah mengganti jubah mandi yang ia kenakan dengan pakaian casual, Jaemin beralih ke meja rias dan memoles wajahnya sedikit, yang sebenarnya tidak bisa dibilang memoles karena ia hanya menggunakan bedak tipis dan liptint.
Ia ada janji dengan Haechan hari ini untuk menemani gadis itu di perpustakaan kota, kegiatan baru Haechan setiap akhir pekan.
“aku mau meluangkan waktu diluar akhir pekan agar bisa jalan-jalan dengan Lucas karena beberapa minggu ini dia ada jadwal kuliah di akhir pekan, jadi aku harus mencicil tugas”, begitu alasan Haechan yang hanya ditanggapi dengan gerutuan Jaemin karena gadis manis itu menyita waktu istirahatnya, ingatkan Jaemin bahwa Haechan tidak hanya menghabiskan waktu satu atau dua jam disana, melainkan seharian.
Setelah merasa persiapannya selesai, Jaemin pun melangkah keluar apartemen dan menuju parkiran untuk menjemput mobil civic putihnya. Ia pun melajukan mobil itu ke perpustakaan kota tempat Haechan menunggunya.
🔮
“tunggu sebentar sampai temanku datang, oppa”, pinta Haechan sambil bergelayut manja di lengan Mark.
“oppa harus pergi, Hyukie, oppa masih ada urusan”, tolak Mark yang berusaha melepaskan tangan Haechan dari lengannya.
“urusan apa? Oppa kan cuma sibuk main game! Demi tuhan, Mark Lee, kalau oppa masih sibuk dengan game itu tidak akan ada gadis yang tahan berpacaran denganmu”, kali ini Haechan menatap Mark dengan mengerucutkan bibirnya lucu.
“buktinya Renjun tahan”, kata Mark yang kemudian ia sesali, ia tahu bahwa Haechan sama seperti Lucas yang sangat tidak menyukai Renjun.
Haechan melepaskan lengan Mark dan menatapnya nyalang. Ia benar-benar tidak ingin mendengar nama itu keluar dari mulut kakaknya sejak ia menemukan orang itu melakukan hal kotor di perpustakaan kampus beberapa waktu lalu yang kini menjadi alasan Haechan enggan menginjakkan kaki ke tempat itu lagi.
Ia bungkam, ia benar-benar kesal mengingat dulu Mark lebih memilih untuk percaya pada pacarnya ketimbang adiknya sendiri.
Mark yang melihat reaksi Haechan menghela nafas, ia merasa lega karena Haechan sudah melepaskan lengannya dan juga merasa bersalah karena membuat mood Haechan hancur.
“pergilah, temanku sebentar lagi tiba, oppa masih ada urusan kan?”, kata-kata yang keluar dari mulut Haechan itu terdengar sangat dingin di telinga Mark. Adiknya benar-benar sedang Merajuk.
“tidak, aku akan menemanimu sampai temanmu datang”, Mark akan mengambil posisi duduk disamping Haechan tapi segera ditahan oleh adiknya.
“tidak perlu, pergilah, aku sedang tidak ingin melihat wajah oppa”, Haechan menatap Mark dengan sinis mengisyaratkan kakaknya itu untuk segera menyingkir dari pandangannya.

ŞİMDİ OKUDUĞUN
Cursed Destiny [MarkMin] ✔
Hayran KurguApa yang akan kau lakukan jika tau dirimu terikat dengan sebuah kutukan berusia 150 tahun? Lari? Tidak peduli? Atau malah mencari taunya? ⚠WARN⚠ - BxB - Genderswitch - Typos - No children under 17