Bold buat bahasa china ya
🔮
“ini lihat!”, Haechan menunjuk kolom biodata pada buku yang sedang mereka baca, ya buku yang tadi berhasil Jaemin temukan, “Jung Jaemin, puteri sulung dari raja Jung Yoonoh dan sang permaisuri Kim Dongyoung, lahir di Hanyang (yang sekarang disebut Seoul), tanggal...”
Haechan menghentikan bacaannya dan menoleh ke arah Jaemin yang sekarang sudah membeku. Mata rusa miliknya membulat sempurna, Haechan bahkan bisa melihat ada rasa takut di kedua manik milik sahabatnya itu.
“Jaemin...”, panggil Haechan pada sosok yang masih membeku dengan tatapan mata yang terkunci pada buku di hadapannya.
Nafas Jaemin tercekat, ia tidak pernah merasa setakut ini, jantungnya berpacu begitu cepat seakan bisa kapan saja melompat keluar dari tempatnya.
“13 Agustus, Chan... dan aku juga lahir di Seoul”, lirih Jaemin dan menolehkan kepalanya pada Haechan.
Gadis manis itu membawa sahabatnya kedalam rengkuhan, ia baru kali ini melihat sisi rapuh dari Jaemin, tapi ia sudah berantisipasi jika hal itu terjadi.
Benar kata Jaemin, ini hal yang berat, yang menyangkut kelanjutan hidupnya nanti.
🔮
“kau pulang dengan Jaemin, Lucas, atau oppa?”, tanya Mark pada Haechan melalui sambungan telepon.
“aku akan pulang dengan Jaemin, dan aku akan menginap di apartemennya”, jawab Haechan.
“baiklah, kalau terjadi sesuatu kau bisa menelponku”, Mark tersenyum dan memutar kursi yang ia duduki.
“oke, oppa jangan lupa makan malam, besok oppa ke agensi apa? SM? YG? JYP?”, Mark dapat membayangkan ekspresi heboh Haechan sekarang, adiknya itu memang sangat senang jika ia ada tugas ke 3 agensi besar itu.
“lihat saja besok merch siapa yang aku bawa”, Mark terkekeh mendengar suara jeritan Haechan dari seberang, ia bahkan dapat mendengar bagaimana gadis itu bilang pada Jaemin bahwa ia akan membawakannya pernak pernik artis kesukaannya.
“gomawo, oppa”, suara riang Haechan membuat hati Mark serasa tenang, ia bahkan merasa bahwa beban di pundaknya hilang entah kemana.
“kalau begitu sudah dulu, hati-hati di jalan”
“ya, oppa juga jangan tidur terlalu malam”
Klik!
Mark melebarkan senyumnya begitu sambungan terputus, Haechan adalah penyemangatnya, meskipun kadang sifatnya kekanakan tapi Mark masih bisa menghadapi tingkah gadis itu. Sejak orang tua mereka meninggal saat mereka berada di sekolah menengah, Mark harus melakukan segalanya, terutama menjaga Haechan.
Bukan hal sulit bagi Mark, orang tua mereka juga meninggalkan warisan yang lebih dari cukup bahkan sampai bisa membiayai kuliah mereka berdua. Tapi tentu Mark berpikir bahwa harta itu akan habis suatu saat dan ia harus membiayai adiknya juga, maka dari itu ia memilih menekuni hobinya menjadi komposer dan menjual lagu ciptaannya kepada agensi-agensi besar yang tentu saja bayarannya tidak sedikit.
Haechan sebenarnya anak yang baik, tapi sifatnya yang jahil kadang membuat Mark jengah juga. Gadis itu mengerti bahwa kakaknya harus mengemban semua tugas ayahnya, jadi ia mengambil alih tugas ibunya. Untung saja sejak kecil Haechan pintar memasak, dan ia juga anak yang rajin dalam hal pekerjaan rumah. Ia bahkan bukan gadis yang cengeng, tipe manja Haechan juga bukan yang terus-terusan meminta ini dan itu tapi lebih ke clingy, yang mana di beberapa kesempatan gadis itu akan terus menempel kepada Mark.

YOU ARE READING
Cursed Destiny [MarkMin] ✔
FanfictionApa yang akan kau lakukan jika tau dirimu terikat dengan sebuah kutukan berusia 150 tahun? Lari? Tidak peduli? Atau malah mencari taunya? ⚠WARN⚠ - BxB - Genderswitch - Typos - No children under 17