26

3K 414 32
                                        

🔮


"kyaa!! Lucunya!"

"dia imut sekali!"

"wah, aku kira Jaemin anak tunggal, ternyata adiknya sangat imut"

"astaga, imutnyaa!"

"ah aku ingin punya anak seimut dia"

"anak itu seperti boneka! Lucu sekali!"

Jaemin berusaha menulikan pendengarannya sepanjang ia jalan menuju kantin. Sebelumnya ia sudah menelpon Haechan yang sudah menyelesaikan kelasnya untuk menunggu gadis itu di kantin, ia akan meminta Haechan untuk menjaga Jisung selama ia masuk ke kelas.

Sedangkan Jisung, bocah itu berjalan dengan sangat riang. Ia senang datang ke kampus sang noona karena orang-orang yang ia lewati selalu menyapanya sambil tersenyum.

Begitu sampai di kantin, Jaemin segera berjalan menuju Haechan yang sedang duduk dengan laptop dihadapannya.

"Haechan-ah", Jaemin mendudukkan dirinya di kursi lalu membantu Jisung untuk duduk disampingnya.

"oh hai, Jaem", Haechan mengalihkan pandangannya dari laptop lalu mencubit pipi Jisung.

Kepala bocah itu tidak sepenuhnya terlihat karna tubuhnya kecil dan tenggelam oleh meja.

"annyeong, Haechan noona", Jisung terkekeh ketika Haechan mencubit pipinya gemas.

"begini", Jaemin melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanannya, "aku ada kelas setelah ini, lalu jam 12 dan jam 2, aku baru akan selesai sekitar jam setengah 3"

"oke, kau bisa mengandalkanku, sebentar lagi Lucas akan selesai juga, dan aku yakin dia nanti akan sibuk bermain dengan Lucas"

"Jisung, jadi anak baik dan dengarkan Haechan noona, mengerti?", Jisung mengangguk, "anak pintar, noona pergi dulu"

Setelahnya Jaemin pergi meninggalkan Haechan dan Jisung di kantin tersebut. Meskipun hatinya tidak tenang, tapi ia yakin dapat mempercayakan Jisung pada sahabatnya.

🔮

Jeno menolehkan kepalanya kearah seorang gadis yang duduk di barisan kedua. Gadis yang sedang dengan rajinnya mencatat materi yang diberikan oleh dosen Kim, dosen dengan mulut paling tajam di fakultasnya.

Pria berambut hitam itu sudah menunjukkan tanda-tanda bosan dan menggerak-gerakkan pulpennya agar setidaknya dapat membunuh rasa bosan yang terus menggerogotinya. Tapi matanya bahkan tidak lepas memandangi sosok incarannya tersebut.

"Lee Jeno!", panggil dosen Kim dari depan proyektor, membuat seluruh atensi kelas tertuju padanya, "aku tau Jaemin kita sangat cantik, tapi berhenti memandanginya, ia tidak akan bisa kau dapatkan. Lebih baik kau pandangi slide dan dapatkan nilai yang lebih cantik!"

Jeno melongo mendengar perkataan dosennya tersebut. Sekarang teman-teman sekelasnya bahkan sudah menahan diri agar tidak tertawa dan membuat dosen Kim kembali menghujani mereka dengan kata-kata pedas.

Tapi, gadis itu bahkan tidak menoleh ataupun merasa terganggu. Wajahnya masih sedatar sebelum dosen Kim menegur Jeno. Tidak ada perubahan.

Jeno menggelengkan kepalanya frustasi. Lebih baik ia menghabiskan sisa materi dengan memperhatikan slide sebelum dosen Kim kembali menegurnya.

Oke, pandangannya memang tertuju pada slide di depan kelas, tapi otaknya sudah pergi entah kemana. Ia mencari cara bagaimana agar bisa menjerat Jung Jaemin dan menuntaskan misinya.

Cursed Destiny [MarkMin] ✔Where stories live. Discover now