🍷🍸
Jeno menyentuh rahangnya yang masih terasa nyeri akibat pukulan Mark tadi siang. Pukulannya tidak main-main, wajah Jeno jadi sedikit lebam sekarang.
“kau bodoh sekali, Daehwi! Kenapa tidak bilang kalau Mark hyung itu pacarnya? Kau mau aku mati, eoh?”, seru Jeno pada seseorang yang sedang ia telpon.
“yak! Hyung menyalahkanku? Tidak ada yang tau kalau mereka punya hubungan! Coba hyung tanya ke semua orang di kampus!”, seru Daehwi tidak terima.
“awas saja kalau besok kau menertawai wajahku di kampus, kubunuh kau!”, ancam Jeno.
“ey, ey, tapi hyung berhasil kan?”, tanya Daehwi dengan suara yang sedikit dipelankan.
“tidak sama sekali”, jelas Jeno yang sekarang sedang memainkan gelas di tangannya.
“oh baiklah, jadi siapa target kita selanjutnya? Queen tingkat satu?”, Daehwi sedikit terkekeh diujung kalimat.
“boleh juga, dari yang aku dengar sih dia gampang ditaklukan, berarti ini giliranmu oke?”, kini mata Jeno tertuju pada seorang gadis yang sedang dirangkul oleh beberapa pria dewasa, seseorang yang ia kenal.
“woah, really? berarti jackpot untukku, pasti akan menyenangkan”, tanya Daehwi antusias.
“terserah lah”, Jeno masih memperhatikan orang tersebut yang mulai tersenyum kaku tidak nyaman karena pria disekitarnya mulai dengan lancang menyentuh tubuhnya.
“hyung ada dimana sekarang?”
“aku ada di bar yang biasa, pukulan Mark hyung tadi membuatku pusing”
“oh baiklah, tapi jangan sampai terlalu mabuk, oke? Nanti aku lagi yang akan ditelpon oleh petugas bar untuk membawa hyung pulang, jika begitu lebih baik aku mengabaikan hyung dan membiarkan hyung menginap disana”
“tidak, aku tidak akan mabuk malam ini, pegang janjiku”, kata Jeno diakhiri dengan kekehan yang teredam oleh musik di sekitarnya.
“oke, oke. Aku tutup sambungannya ya!”
Tuut!
Jeno menyimpan ponselnya di saku dan kembali memperhatikan orang tadi. Orang itu, orang yang sudah menarik perhatiannya sejak pertama kali menginjakkan kaki di kampus, ia selalu tau bahwa dibalik wajah polos itu ada sesuatu yang disembunyikan. Buktinya ia selalu melihat gadis itu disini, apa gadis itu masih bisa dibilang polos?
Ia bangkit dari duduknya saat melihat gadis itu dengan sedikit perlawanan menolak dibawa oleh pria disekitarnya. Meskipun ia dan Daehwi selalu mempermainkan hubungan dengan para perempuan, tapi ia tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak membantu gadis yang sedang kesusahan seperti itu.
“Renjun-ah!”, panggil Jeno, ia berdiri sekitar 5 meter dari tempat gadis itu.
Yang dipanggil pun menoleh dengan tatapan bingung, namun tatapan itu selanjutnya berganti menjadi tatapan memohon.
“aku menunggumu dari tadi, kau tidak membaca pesan dariku?”, Jeno kembali melangkah mendekati Renjun dan menggenggam tangannya.
“maafkan aku...”, gumam Renjun, ia tau kalau Jeno akan membantunya melepaskan diri dari pria di sekitarnya jadi ia mengikuti permainan Jeno.
“kalau begitu, ayo pergi!”, kata Jeno lalu menarik tangan Renjun menjauhi tempat tersebut.
Pria-pria yang mengganggu Renjun tadi menatap kepergian mereka dengan tatapan kesal karena mainannya dicuri seorang bocah.

YOU ARE READING
Cursed Destiny [MarkMin] ✔
FanfictionApa yang akan kau lakukan jika tau dirimu terikat dengan sebuah kutukan berusia 150 tahun? Lari? Tidak peduli? Atau malah mencari taunya? ⚠WARN⚠ - BxB - Genderswitch - Typos - No children under 17