🔮
Sudah dua minggu sejak terakhir kali ia datang ke rumah sakit untuk menjenguk Jaemin sedangkan gadis itu masih belum menampakkan batang hidungnya di kampus. Dan sudah dua minggu ini pula dia kejar target mengerjakan setoran lagu yang akan dia bawa ke agensi.
“aku tidak bisa konsentrasi!”, gerutunya sambil mengacak rambutnya frustasi.
Harusnya dua minggu ini dia bisa dengan tenang mengejar targetnya, karena orang yang selalu mengajaknya pulang lebih awal sekarang sedang *ekhem* menemani adiknya yang ditugaskan mengamati situs bersejarah di Jeju.
Tapi nyatanya? Sejak ia keluar dari bangsal rumah sakit Jaemin dua minggu yang lalu, pikirannya malah semakin tidak fokus. Gadis itu sudah tidak apa-apa, dia sudah siuman, lalu apa yang ia khawatirkan?
Mark kembali melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya yang jarum pendeknya telah menunjuk angka 5. Ia menghela nafas kasar, harusnya ia sudah pulang sejak beberapa jam yang lalu.
Mark beranjak dari kursinya dan membereskan barangnya yang berserakan. Lebih baik ia pulang, membersihkan badan, beristirahat sejenak, lalu kembali melanjutkan tugasnya.
Ia membawa kakinya keluar dari lab musik dan menyusuri koridor kampus yang lenggang, sebenarnya lab itu sifatnya umum, tapi tidak ada yang mau menggunakan fasilitas kampus satu itu kecuali Mark.
“ini sudah 4 bulan, kapan kau mau melanjutkan misi kita?”
Sebuah suara dari ruangan kecil yang barusan ia lewati membuat langkah kakinya tertahan, ia menoleh ke arah pintu ruangan tersebut.
Bukannya ruangan ini dilarang dimasuki siapapun?, Batin Mark
“kau tau sendiri dia belum keluar dari rumah sakit sejak kecelakaan? Bagaimana aku bisa melanjutkan misi kita jika dia masih ada disana?”
“kau pergi saja ke rumah sakit”
“ah, kau benar! Besok aku akan ke rumah sakit, kita lihat apa princess itu seperti apa yang selalu orang-orang pikirkan”
Princess?
Itu julukan Jaemin bukan? Mark melipat kedua tangannya di depan dada dan semakin tertarik mendengar percakapan dibalik pintu tersebut.
“hah, dia hanya menjaga imagenya saja”
“kau benar hahaha sok jual mahal saja dia kemarin menolakku”
“mana mungkin ada wanita yang mau menolak seorang Lee Jeno”
Lee Jeno? Jeno yang kemarin adiknya tanyakan itu kan?
Begitu suara gagang pintu terdengar, Mark langsung memasang wajah datarnya dan bersiap menyambut dua orang yang sedari tadi menarik atensinya untuk tetap di tempat dan mendengarkan percakapan mereka.
Cklek
Dua orang itu terlonjak kaget begitu menemukan Mark berdiri di hadapan mereka. Tentu saja mereka takut, berhadapan dengan ketua komisi disiplin kampus karena tertangkap basah menggunakan ruangan yang jelas-jelas dilarang untuk dimasuki mahasiswa manapun.
“apa yang kalian lakukan?”, tanya Mark dengan nada dingin yang bahkan dapat menusuk tulang kedua pemuda dihadapannya, “Lee Jeno, Lee Daehwi”
Dua orang yang disebut namanya itu pun hanya terdiam dan bahkan tidak berani mengangkat wajah mereka hanya untuk sekedar melihat ekspresi Mark. Ayolah, mereka tentu sudah dapat menebak bagaimana ekspresi sang ketua komisi disiplin kampus itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Destiny [MarkMin] ✔
Fiksi PenggemarApa yang akan kau lakukan jika tau dirimu terikat dengan sebuah kutukan berusia 150 tahun? Lari? Tidak peduli? Atau malah mencari taunya? ⚠WARN⚠ - BxB - Genderswitch - Typos - No children under 17