Part 02

122K 2.2K 24
                                    

Andini berlari sekuat tenaganya, meninggalkan Bosnya yang baru saja menyentuh bagian dari tubuhnya. Membuat wanita itu berpikir, bila pria tersebut sudah gila dan tidak memiliki moral apalagi sopan santun. Terlebih, Andini sempat melihat pria itu bercinta di ruangannya dengan seorang Karyawan seksi. Tidak kah pria itu berpikir, bila ruangannya itu adalah tempatnya bekerja. Bagaimana mungkin, Bosnya itu bisa memiliki pemikiran untuk menyalurkan hasrat nafsunya di sana. Bukan kah, para Karyawan di perusahaan ini sering mengunjungi ruangannya, sekedar bertanya proyek atau meminta tanda tangan, atau apa lah yang sekiranya itu penting. Tapi kenapa dengan mudahnya, Bosnya itu bercinta seenaknya di sana terlebih pintunya tidak dikunci. Dan astaga, rasanya Andini tak bisa berpikir jernih sekarang, saking syoknya ia akan tingkah laku Bos barunya di tempatnya bekerja saat ini.

Sampai saat Andini berada di meja kerjanya dengan napasnya yang sedikit ngos-ngosan, meskipun ada kelegaan dari deru napasnya saat ini. Membuat Elena yang duduk di sampingnya seketika menoleh, menatap teman barunya itu dengan sorot mata kebingungan.

"Andini. Ada apa?" Wanita cantik dengan penampilannya yang seksi itu bertanya, sembari menatap wajah Andini yang terlihat ketakutan dan bahkan keningnya berkeringat deras, seolah baru dikejar-kejar sesuatu.

"Ellena." Andini menggenggam lengan teman barunya itu dengan tangan bergetar, membuat Ellena kian dibuat khawatir dengan kondisi Andini saat ini.

"Ada apa? Kamu kenapa?" Ellena kembali bertanya dengan nada kian khawatir, sembari menggenggam tangan Andini yang berada di lengannya, seolah ingin mengatakan bila semua akan baik-baik saja.

"Aku pikir ... Bos kita itu sudah gila," cicit Andini lirih sembari melirik ke arah kanan dan kirinya, takut bila ucapannya akan didengar orang lain.

"Bos kita gila? Maksud kamu Pak Bara?" Ellena bertanya lagi seolah ingin memastikan sesuatu, yang seketika diangguki setuju oleh Andini.

"Ada apa dengan Pak Bara?" tanya Ellena, yang kali ini membuat Andini kembali melirik ke arah kiri dan kanannya. Mencari keadaan yang aman, untuk berbicara tanpa didengar orang lain. Sampai saat Andini berpikir bila sekitarnya aman, kepalanya sedikit didekatkan ke arah telinga Ellena, membuat wanita cantik itu fokus mendengarkan apa yang akan Andini ucapakan.

"Pak Bara ... bercinta dengan salah satu Karyawan seperti kita di ruangannya, Ellena," bisik Andini lirih, tepat di depan telinga Ellena yang terdiam dan fokus mendengarkan. Andini tidak mungkin menceritakan kejadian yang baru menimpanya, tentang bagaimana Pak Bara, Bos barunya itu bertingkah laku begitu menjijikan, karena sudah menjamah tubuhnya dan bersikap kurang ajar padanya. Andini hanya tidak ingin, kalau orang tahu bila harga dirinya sempat direndahkan terlebih oleh Bosnya sendiri.

Namun semua seakan tidak Ellena hiraukan, karena saat ini wanita seksi itu justru tertawa keras setelah mendengar ucapan polos dari bibir teman barunya tersebut. Membuat Andini yang melihat Ellena tertawa itu seketika melotot, merasa tak percaya dengan tanggapan teman barunya itu. Terlebih sekarang, semua orang yang sama-sama bekerja di sana, menatap tak suka ke arah mereka, seolah kosentrasi mereka sudah terganggu dengan tawa jahanam milik Ellena saat ini. Membuat Andini buru-buru menepuk lengan Ellena, mencoba untuk memperingatinya bila tawanya itu bisa saja membunuh mereka di jam berikutnya.

"Astaga. Aku tertawa sangat kencang, AKU MINTA MAAF SEMUANYA." Ellena berteriak di akhir ucapannya ke arah seluruh teman-temannya, sembari mendirikan tubuhnya. Membuat Andini bisa bernapas lega melihat Ellena segera sadar dan langsung minta maaf atas kesalahannya, setidaknya tidak ada yang akan melempar barang-barang di tempat mereka bila Ellena melakukannya.

"Apa kamu tidak berpikir, bila kita bisa mati terbunuh, hanya karena tawamu, Ellena." Andini berujar kesal, yang justru membuat Ellena tertawa kecil mendengarnya.

My Bastard Boss (21+) (TAMAT)Where stories live. Discover now