Part 04

98K 2.1K 35
                                    

Andini berlari tanpa sabar, mencari tempat yang menurutnya paling aman untuk tersenyum, tanpa mau ada orang lain yang tahu, bagaimana hatinya begitu berbunga-bunga saat ini. Sampai saat langkah kakinya membawanya masuk ke kamar kosnya, lalu menutup pintu berbahan kayu itu dengan sangat rapat. Di sana, di punggung pintu, Andini menyenderkan tubuhnya yang mulai menurun ke bawah, diiringi senyum manisnya yang sedari tadi merekah.

Rasanya aneh, adalah kata yang mungkin bisa menggambarkan perasaan Andini akan ingatan kejadian yang baru dialaminya beberapa menit yang lalu. Bayu, lelaki yang sangat dicintainya itu mencium bibirnya untuk pertama kalinya. Seolah mengecapkan sebuah tanda kepemilikan di bibirnya yang ranum, membuat Andini ingin sekali berteriak pada Dunia, bila malam ini, dia sangat bahagia.

Andini mengigit bibir bawahnya sembari menyentuh dadanya, seolah ingin menikmati detakan jantungnya yang berirama tidak seperti biasanya. Seolah detakan setiap detakan, mampu membuat Andini menggila dan frustrasi. Masih merasa belum percaya, bila bibirnya dan bibir lelaki yang dicintainya itu sempat menyatu begitu lama. Saling menikmati manisnya air saliva yang tertukar, akibat gerakan bibir Bayu yang begitu lihai melumatnya.

Andini kembali mendirikan tubuhnya, dan meneletakkan tasnya di sebuah meja kecil di samping ranjang, lalu menidurkan sekujur tubuhnya di atas ranjang kecil miliknya. Mengistirahatkan otak sekaligus tubuhnya yang kaku, akibat pekerjaan barunya yang mengharuskannya duduk hampir seharian lamanya di kursi kerjanya.

"Astaga. Rasanya aku hampir gila setiap mengingatnya," gumam Andini pelan tanpa mau mengalihkan tangannya yang masih setia menikmati dentuman irama yang berasal dari jantungnya. Sampai saat Andini memejamkan matanya begitu kuat, seolah ingin mengenyahkan kenangan itu, namun yang terjadi justru bayangan Bayu yang mencium bibirnya kembali berkelebat di pikirannya, membuat Andini merapatkan bibirnya saking tersiksanya ia akan kejadian yang tidak pernah disangkanya itu. Meski pada akhirnya bibirnya tersenyum, merasa malu sendiri pada kenangan indah itu.

"Besok aku harus mengajukan surat pengunduran diri dari perusahaan milik psikopath gila itu. Dan aku akan mencari pekerjaan lain, tanpa aku harus kembali pulang ke rumah. Jadi aku akan tetap bisa bertemu dengan Mas Bayu," gumam Andini bersemangat, sembari memejamkan matanya berusaha untuk terlelap. Meski tak cukup waktu sebentar untuk melakukannya, namun perlahan tapi pasti. Mata bermanik hazzel itu sepenuhnya merapat, memberikan alam sadar pada empunya.

***

Di atas motor tua vespa milik Tunangannya, Andini duduk di atasnya, dengan seragam Bayu sebagai pegangan tangan kanannya. Menikmati udara pagi bersama dengan rintikan embun tak kasat mata, seolah tengah menemani ke duanya dalam kediaman. Itu karena hampir dua puluh menit lamanya, Andini mau pun Bayu terdiam tan banyak bercerita seperti biasanya. Seolah ke duanya tengah menyembunyikan perasaan masing-masing, akibat kejadian tadi malam. Kejadian yang bahkan Bayu sendiri tidak menduga, bila dirinya begitu berani melakukan hal di batas kepribadiannya.

Entah setan apa yang merasukinya tadi malam, tapi Bayu sangat menyesali tindakannya pada saat itu. Mencium bibir wanita yang seharusnya ia jaga, rasanya Bayu benar-benar merasa telah gagal menjaga Andini, Tunangannya sendiri. Itu lah mengapa, sepanjang perjalanan mereka menuju ke tempat kerja masing-masing, suasana hanya diselimuti kediaman tanpa kata, terlebih Bayu sendiri.

Sampai saat motor tua itu berhenti di sebuah halaman kantor yang masih sepi, Andini segera turun dari jok motor Tunangannya. Lalu berdiri di hadapan Bayu, dengan ekspresi malu-malu meski sangat terlihat, bila wanita itu tengah menyembunyikan kebahagiaanya saat ini. Sedangkan Bayu sendiri justru terlihat senduh, merasa bersalah akan kejadian tadi malam, yang tidak bisa laki-laki itu lupakan, bagaimana sikap kurang ajarnya pada wanita yang seharusnya ia jaga.

"Andini," panggilnya lirih.

"Iya, kenapa Mas?"

"Aku minta maaf," jawab Bayu terdengar tak memiliki semangat, membuat Andini kebingungan dengan perubahan sikap Tunangannya, semenjak laki-laki itu menjemputnya di rumah kosnya tadi pagi.

My Bastard Boss (21+) (TAMAT)Where stories live. Discover now