Part 05

94.3K 2.1K 12
                                    

Andini berjalan ke arah meja kerjanya, diiringi senandung lagu kesukaanya dari bibir ranumnya. Matanya berbinar ceria, dengan sesekali tersenyum ramah ke setiap orang yang dilewatinya. Seolah sangat menggambarkan, bagaimana bahagianya wanita cantik itu hari ini.

Ya, Andini memang sedang merasa bahagia sekarang, setelah Bayu, Tunangannya itu mengatakan bila mereka akan segera menikah setelah Andini berhasil memundurkan diri dari perusahaan, yang menurut Andini adalah perusahaan gila, di mana seorang Psikopath yang memilikinya. Entah masalah apa yang akan Andini hadapi nanti, bila dia tidak cepat-cepat keluar dari tempat terkutuk itu. Tentu saja, akan banyak masalah besar yang akan menghambat kebahagiaanya nanti, dan Andini tidak mungin membiarkan secuil kerikil mengganggu hal itu.

Dan ini lah cara yang Andini tempuh, mengundurkan diri dari perusahaan yang baru sehari menjadi tempatnya bekerja. Terlebih lagi ucapan Bayu, yang akan segera menikahinya setelah ia keluar dari pekerjaanya lah, yang membuat Andini kian bersemangat melakukan pengunduran dirinya saat ini. Rasanya sangat menyenangkan untuk Andini rasakan, kala otaknya membayangkan bagaimana perlakuan manis Bayu tadi malam, dan yang lebih membuat Andini serasa menggila adalah kejadian tadi pagi. Di mana Bayu mengutarakan perasaanya, bila lelaki itu ternyata juga merasa tidak sabar dengan persatuan mereka di sebuah ikatan pernikahan. Dan lucunya, lelaki polos itu justru berkata bila dia merasa sudah tidak tahan untuk tidak menyentuh Andini. Yang memang Andini sendiri mengakui, bila Tunangannya itu memang begitu menjaganya dari dosa apa pun, terlebih yang melibatkan dirinya. Itu semua Bayu lakukan, karena keyakinan lelaki itu begitu kuat akan kehormatan wanita yang harus teguh dijaga. Tapi tak pernah sekali pun, Andini berpikir, bila Bayu memanglah lelaki normal, yang juga tidak biaa menahan hasrat ingin menyentuhnya terlebih bila mereka sering bersama seperti sekarang. Tidak seperti yang sudah-sudah, di mana Andini dan Bayu selalu terpisah oleh jarak, yang mengharuskan mereka menjalani hubungan tanpa pertemuan.

Wajah Andini yang merona bahagia itu, nyatanya mampu Ellena baca, setelah tubuh Andini sudah berada di kursi kerjanya sembari menompang dagu di atas meja. Membuat teman kerja yang baru ditemuinya kemarin itu, menyerngit, merasa heran dengan ekspresi Andini yang sangat berbeda dari kemarin. Di mana wanita itu begitu ketakutan sekaligus gelisah, akan kabar yang baru didengarnya tentang pemilik perusahaan tempatnya bekerja saat ini.

"Kamu kenapa, Andini? Sepertinya kamu sedang bahagia saat ini?" Ellena bertanya dengan nada penasaran, sembari menghadapkan kursinya ke arah kursi Andini berada. Sedangkan Andini sendiri seketika menoleh, menatap Ellena dengan sorot mata bertanya meski bibirnya justru tersenyum tipis sekarang.

"Aku memang sedang bahagia, Ellena. Karena aku akan segera keluar dari perusahaan ini, dan pasti rasanya akan sangat menyenangkan bila aku sudah terbebas dari tempat ini." Andini menjawab bersemangat, membuat mata Ellena memicing ke arahnya dengan sorot mata keheranan.

"Apa ... kamu sudah mengajukan surat pengunduranmu, Andini?" tebak Ellena tepat sasaran, yang seketika diangguki antusias oleh Andini.

"Lalu, apa kata Pak Bara? Apa dia mengijinkanmu untuk mengundurkan diri, dalam waktu secepat ini?"

"Belum ada tanggapan dari Pak Bara, karena saat aku memberikan surat pengunduranku, Pak Bara sedang tidak ada di ruangannya. Mungkin, Pak Bara belum berangkat kerja saat ini." Andini menjawab senduh, meski bibirnya kembali tersenyum kala membayangkan apa yang diucapkan Bayu tadi pagi. Rasanya, ucapan Tunangannya itu seperti mantra yang selalu berhasil memberinya semangat.

"Benarkah? Tapi, hari ini aku sudah melihatnya masuk kantor pagi-pagi sekali, tidak mungkin bila Pak Bara belum berangkat. Apalagi ini sudah siang hari. Sebejat-bejatnya kelakuan Pak Bara, dia selalu profesional dalam menjalankan perusahaanya. Dia tidak bisa menolerir siapa pun yang berangkatnya terlambat, dan hal itu juga yang diterapkan pada dirinya sendiri." Ellena menyahut antusias, seolah Bara adalah sosok tokoh yang sangat dikaguminya selama ini. Sedangkan Andini justru berdecap malas, mendengar nama Bara yang menurutnya adalah manusia yang paling memuakan di Bumi ini.

My Bastard Boss (21+) (TAMAT)Where stories live. Discover now