Part 16

67.4K 1.7K 28
                                    

"A ... apa maksudmu?"

Setidaknya hanya kalimat itu yang mampu Andini tanyakan, meski rasanya ketakutannya begitu hebat menyerang perasaanya, yang masih bimbang akan ucapan Bara tadi. Namun, seringai dari bibir laki-laki itu seolah sudah menggambarkan, bagaimana kehidupannya nanti. Andini seolah bisa menebak, bila hidupnya akan kian tersiksa dari kehidupannya yang sekarang ini, karena ia sudah berurusan dengan seorang Bara, bosnya yang psikopat dan hipper sex.

"Kamu pasti tahu maksudku," bisik Bara tepat di depan telinga Andini, membuat wanita itu meringkuk ketakutan sembari menatap ke arah Bara yang tersenyum penuh arti ke arahnya.

"Aku mohon, jangan sentuh aku lagi," mohon Andini terdengar ketakutan, karena rasanya ia sendiri sudah cukup trauma diperkosa oleh lelaki keji yang berdiri di depannya saat ini.

"Baiklah. Kalau begitu, menurut lah apa kataku, Andini! Biarkan aku menebus semua kesalahanku dengan cara-caraku." Bara menjawab tenang, meski di dalam hati ia ingin sekali menolak permintaan wanita itu. Tentu saja, karena alasannya akan sangat susah untuk Bara menahan gejolak hasratnya, acap kali matanya menatap tubuh Andini yang kian menggiurkan. Sedangkan Andini hanya mampu mengangguk kaku, tanpa mau menghapus tatapan waspadanya akan sosok Bara di depannya. Membuat laki-laki itu tersenyum puas melihat Andini yang selalu menolak perlakuannya itu mau menuruti permintaannya kali ini, meski itu terjadi karena Andini hanya sedang takut dengannya, tapi setidaknya Bara merasa hal ini lebih baik.

"Bagus." Bara menjawab angkuh, sembari kembali duduk di kursinya. Sedangkan Andini lagi-lagi hanya mampu meringkuk penuh kewaspadaan, yang justru ditatap jengah oleh Bara yang sedari tadi memperhatikannya.

"Kamu lagi apa?" Akhirnya Bara bertanya, merasa gemas juga dengan sikap Andini yang menurutnya sangat berlebihan.

"Tentu saja aku sedang merasa waspada saat ini, kalau-kalau kamu bertingkah laku mencurigakan. Setidaknya aku akan berteriak minta tolong lebih dulu, sebelum tanganmu menyentuhku." Rasanya Bara benar-benar merasa tidak dapat percaya dengan kepribadian Andini, merasa baru pertama kalinya Bara menemukan wanita semacam itu. Bagaimana tidak, bila Andini begitu waspada seolah Bara adalah malaikat yang akan merenggut nyawanya kapan saja.

"Oh ayo lah, Andini. Rumah sakit ini bahkan milik Paman-Pamanku, mana mungkin aku akan melakukannya di sini. Mungkin kalau di rumahku, situasinya pasti akan lebih berbeda." Bara menjawab santai seolah ingin menggoda Andini kali ini, dan itu berhasil karena wanita itu sampai melototkan matanya saking syoknya ia akan ucapan Bara.

"Apa katamu?" Andini menyahut tidak terima, membuat Bara memutar bola matanya serasa malas mendengar kalimat syok dari bibir wanita itu lagi.

"Kenapa sih, kamu selalu bersikap berlebihan bila bersama denganku? Apa aku ini semenjijikan itu, sampai kamu begitu ingin menjauhiku?" Bara bertanya dengan nada tak habis pikir, merasa muak juga bila kehadirannya terus ditolak oleh wanita yang ingin dimilikinya itu.

"Kamu pikir, aku harus bersikap bagaimana? Dari pertama kita berjumpa saja, kamu begitu tidak sopannya menjamahku. Kamu selalu menggodaku seolah aku ini mainan lucu, yang harus kamu dapatkan untuk dirusak." Andini kembali meneteskan air matanya, merasa sesak itu kembali menghampirinya, kala ingatannya kembali terputar akan pernikahannya yang sudah ia batalkan bersama laki-laki yang sangat dicintainya sejak lama.

"Sekarang, aku sudah rusak karena ulahmu. Kamu pikir, aku harus tertawa dan menganggap semua tidak pernah terjadi, begitu? Kamu salah, lukaku terlalu parah untuk sembuh dalam sehari. Jadi mengertilah, bila tidak semua orang bisa kembali bahagia setelah terpuruk, semudah kamu berbicara, Bara." Andini kembali melanjutkan kalimatnya dengan nada tegas, meski ketakutannya akan sosok Bara selalu membayanginya.

My Bastard Boss (21+) (TAMAT)Where stories live. Discover now