Part 09

77.8K 1.8K 23
                                    

Di meja kerjanya, Andini dan Ellena begitu fokus mengetik di papan keyboard komputer. Mereka terlihat begitu serius dan profesional melakukan pekerjaan mereka masing-masing. Sampai saat Ellena menarik tubuh dan tangannya ke atas, berharap bisa mengendurkan otot-ototnya yang kaku. Lalu menyenderkan punggungnya di kursi, untuk merilekskan tubuhnya sejenak.

Membuat Andini yang baru menyadarinya seketika tersenyum sembari menggelengkan kepalanya pelan seolah merasa maklum. Yang memang Andini sendiri mengakui, bila pekerjaan sebagai Karyawan di kantor itu memang cukup berat, meski hanya duduk dan mengetik, tapi dalam waktu hampir seharian penuh dan itu sangat melelahkan.

"Capek ya, Ell?" Andini bertanya sembari tersenyum kecil, tanpa mau menghentikan aktivitas mengetiknya.

"Iya nih, leher rasanya kaku banget." Ellena menjawab lirih sembari membengkokkan lehernya ke kanan dan ke kiri, berharap bisa sedikit nyaman setelah melakukannya.

"Ya istirahat saja lah. Toh, sebentar lagi kan jam makan siang," ujar Andini yang hanya diangguki pasrah oleh Ellena. Membuat wanita itu lagi-lagi menggeleng pelan, melirik teman kerjanya itu dengan sorot mata mengerti. Sedangkan dirinya sendiri masih mengetik semua pekerjaannya, merasa tanggung bila menghentikannya.

"Kamu sendiri apa tidak lelah, Andini?" Ellena kini balik bertanya, merasa khawatir juga dengan kondisi teman barunya itu. Membuat Andini tertawa kecil dan menghentikan aktivitasnya lalu menatap Ellena, dengan sorot mata memicing.

"Apa kamu tidak bisa melihat wajahku yang sudah hampir mengisut ini?" Ellena hanya menggeleng polos, kala Andini bertanya hal itu. Membuat wanita cantik itu kian tertawa melihat tanggapan Ellena, yang seolah sudah sangat lelah tapi masih terlihat penasaran dari ekspresi wajahnya.

"Tentu saja aku sedang merasa lelah, Ellena. Pekerjaan seperti ini mungkin terlihat mudah, tapi kenyataannya sangat melelahkan juga." Andini menjawab lesuh, sembari meregangkan jari-jarinya di hadapan Ellena.

"Lihat, jari-jariku bahkan hampir mengkriting, saking lelahnya."

"Gampang. Nanti tinggal catok di salon sebelah kantor," jawab Ellena terdengar menggoda, yang nyatanya berhasil membuat Andini tersenyum hambar kala menatapnya.

"Lucu." Andini menjawab malas. Membuat Ellena tertawa lepas melihatnya, yang anehnya berhasil mengurangi rasa lelahnya. Memang benar kata orang, tawa bahagia adalah obat dari segala rasa lelah. Entah itu hanya dengan melihat tawa orang yang kita cintai, atau justru dari tawa kita sendiri, tapi nyatanya hati serasa dibuat lega bila melakukannya.

"Bercanda sih. Oh iya, nanti di kantin kamu mau makan apa?" Ellena menyahut santai sembari bertanya, membuat Andini sedikit berpikir untuk menjawabnya.

"Emh ... nasi uduk, sepertinya enak. Aku sudah lama tidak memakannya, kalau kamu sendiri mau makan apa?"

"Entahlah. Aku tidak terlalu menyukai nasi uduk, mungkin aku akan beli nasi goreng untuk makan siangku." Andini hanya mengangguk setuju, mendengar keinginan Ellena. Sampai saat ada seorang wanita yang tak kalah seksinya dengan penampilan Ellena, datang ke arah meja Andini. Membuat Andini mau pun Ellena merasa bingung, dengan kedatangan wanita itu di waktu makan siang seperti ini, terkesan tiba-tiba, karena memang mereka tidak terlalu akrab dengannya.

"Andini kan?" Wanita itu bertanya sembari menunjuk ke arah Andini, yang saat ini masih terlihat bingung dengan maksud kedatangan wanita itu.

"Iya. Kenapa ya, Mbak?" Andini bertanya sopan ke pada wanita itu, yang umurnya bisa diperkirakan sudah tiga puluh tahun.

"Kamu dicari Pak Bara." Wanita itu menjawab santai, tapi tidak dengan Andini yang syok mendengarnya. Karena ada nama Pak Bara, yang tidak lain adalah bosnya yang psikopat itu. Rasanya, Andini sudah memiliki firasat buruk, akan panggilan bosnya pada dirinya sekarang. Seolah Andini bisa menebak, apa yang Pak Bara inginkan kali ini, yaitu menggodanya atau semacamnya. Bukannya Andini merasa percaya diri, hanya saja bila ia mengingat kelakuan bosnya itu, Andini sudah merasa sangat yakin bila bosnya itu akan bertindak gila lagi kali ini.

My Bastard Boss (21+) (TAMAT)Where stories live. Discover now