Part 18

57.8K 1.6K 28
                                    


Bara hanya mampu tertunduk diiringi ringisan tak percaya, kala ke dua pamannya bisa tahu kelakuan buruknya pada Andini. Padahal, ia merasa tidak pernah memberitahukan ke siapapun, bahkan keluarganya sekalipun. Tapi kenapa, ke dua pamannya saat ini justru menanyakan kelakuan buruknya yang tidak disengaja itu.

"Om ... tahu dari siapa?" Bara bertanya dengan nada lirih tanpa mau menatap ke arah Alga, yang sedari tadi menatap tajam ke arah keponakannya itu. Namun, sebelum Alga ingin menjawab pertanyaan pada Bara, suara Aldrick menggema ingin menghentikan ucapan Alga kali ini.

"Biar aku saja yang menjelaskannya, Alga." Aldrick menyahut tenang, membuat Alga berdecap malas mendengarnya meski pada akhirnya pria itu mengangguk setuju dengan tawaran saudaranya itu.

"Bara," panggil Aldrick ke arah Bara, yang kali ini mau Bara tatap wajah pamannya itu untuk mendengar penjelasannya.

"Tadi pagi, ada Suster yang mengatakan pada kami, bila kamu berlari ke arah ruang UGD sembari menggendong seorang wanita, yang diduga kuat sudah melakukan tindakan bunuh diri, dilihat dari tangan kirinya yang tersayat. Namun, karena kami masih ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal, maka kami memutuskan untuk menemuimu setelah pekerjaan kami selesai. Tepatnya setelah makan siang, kami memutuskan untuk menemuimu di ruangan wanita itu dirawat. Awalnya, kami ingin mengetuk pintu, tapi kami justru mendengar ...." Aldrick menghembuskan napasnya, lalu menatap ke arah Alga seolah ingin bertanya. Sedangkan Bara justru kembali tertunduk, merasa ketar-ketir seolah sudah bisa menduga maksud dari ucapan pamannya, Aldrick, kali ini.

"Kami mendengar percakapan kamu dengan Andini tadi, Bara. Tentang kamu yang sudah merenggut kesucian wanita itu dengan paksa." Aldrick kembali melanjutkan ucapannya sembari mengingat-ingat percakapan mereka kala itu.

"KAMU YANG SUDAH MENGHANCURKAN HIDUPKU. KAMU JUGA YANG SUDAH MENGHANCURKAN KEBAHAGIAANKU."

"DASAR PSIKOPAT GILA. AKU SANGAT MEMBENCIMU."

"Andini, tenanglah!"

"Tenang katamu?"

"Bagaimana caraku untuk tenang? Sedangkan kamu sudah menodai kesucianku?"

"Bagaimana caraku untuk tetap tenang? Sedangkan aku harus membatalkan pernikahanku itu semua karenamu, padahal itu KEBAHAGIAAN SEKALIGUS IMPIANKU SEJAK DULU. BAGAIMANA CARANYA, HA?!"

"Kenapa ... kenapa kamu membawaku ke sini dan menyelamatkan aku? Seharusnya kamu membiarkan saja aku mati dalam kehinaan."

"Karena aku hanya tidak mau merasa bersalah bila kamu mati."

"Lalu, apa kamu tidak merasa bersalah setelah kamu memperkosaku, ha?"

Setidaknya seperti itu, yang Aldrick ingat. Bagaimana wanita yang bernama Andini itu menangis dan memberontak ke arah Bara, mempertanyakan tindakan keponakannya yang bisa dibilang gila, bila mengingat keluarga mereka yang terkenal paling anti melanggar hukum, apa lagi ini sampai merenggut mahkota dari seorang wanita. Mungkin, Aldrick dan Alga masih bisa mengerti kepribadian Bara yang sering sekali bergonta ganti pasangan dengan para karyawan yang bekerja di perusahaannya, setidaknya mereka mau melakukannya karena tidak ada keterpaksaan. Lalu bagaimana dengan wanita yang bernama Andini ini, wanita itu diperkosa, direnggut paksa kehormatannya yang sayangnya orang yang melakukannya adalah Bara, keponakan mereka sendiri. Tentu saja, Aldrick dan Alga tidak menyukai hal-hal semacam ini.

"Mengakulah, Anak sialan." Kini Alga menyahut marah, sembari menarik kerah kemeja milik Bara, yang empunya justru terdiam diperlakukan seperti itu oleh pamannya. Sedangkan Aldrick yang sempat kaget dengan tindakan Alga saat ini, langsung menarik tubuh saudaranya itu untuk tidak semakin bertindak lebih.

My Bastard Boss (21+) (TAMAT)Where stories live. Discover now