Part 12

70.2K 1.6K 27
                                    

Bara hanya mampu terdiam, menatap ke arah wanita yang saat ini tengah tersenyum begitu cantiknya di hadapannya sekarang. Membuat bayang-bayang masa lalu itu kembali datang, seolah tak ingin menghilang dalam dekapan. Meski sebenarnya Bara sudah berusaha mengenyahkannya dan menyadarkan otaknya, bila semua sudah tidak seperti dulu. Tapi lagi-lagi kenangan indah mereka kembali terputar, memberi efek luar biasa untuk hati Bara yang sudah cukup terluka.

Di dalam keheningannya, mata Bara melirik ke arah tempat di mana tadi Alnord berdiri. Namun, mata tajam Bara justru tidak mendapatkan apa-apa di sana. Lelaki yang menjadi Sepupunya memang sudah pergi, sengaja meninggalkannya bersama dengan wanita yang masih memiliki tempat untuk tinggal di ruang kosong milik hatinya. Membuat Bara menggeram kesal, merasa ingin mengumpat dan mencekik leher Alnord sekarang juga.

"Alnord laknat," batin Bara dalam hati. Sedangkan ekspresinya saat ini begitu terlihat menahan emosi, tanpa mau menatap ke arah Hera, wanita yang setia tersenyum ke arahnya.

"Apa kabar?" Suara Hera kini terdengar, membuat hati Bara terenyuh sakit mendengarnya. Karena suara wanita itu adalah suara yang selalu dia rindukan kala malam datang, suara yang sangat amat ingin Bara dengar lagi. Namun sekarang, suara itu ada untuk menyapa, yang entah kenapa begitu lara terasa saat mendengarnya. Seolah mampu mengingatkan Bara akan suara wanita itu lontarkan, saat terakhir kali mereka bertemu.

"Aku hamil, Bara."

Suara indah namun melontarkan kata-kata tajam, seolah mampu menyayat dan merobek hati Bara kala itu. Begitu perih dan menyesakkan dada. Rasanya, Bara tidak ingin berada di sini, terlebih karena kehadiran Hera di depannya saat ini, sangat memberi kabar buruk akan luka hatinya yang tidak pernah sembuh sedikitpun, meski waktu sudah berjalan hampir tujuh tahun lamanya.

"Ada apa? Bukan kah saya sudah mengatakan pada anda, bila sebaiknya kita tidak bersikap selayaknya saling mengenal." Suara dingin Bara kini menyapa, tanpa mau menjawab pertanyaan Hera akan kabarnya saat ini. Karena bagi Bara, kabarnya sudah cukup buruk untuk diucapkan, dan Hera pasti tahu siapa yang membuat hidup Bara seperti ini. Hera sendiri, ya memang wanita cantik itu yang melakukannya, yang menghancurkan rasa cinta yang sempat tumbuh di hatinya yang saat ini sudah kering dan gersang.

Di balik tatapan Bara yang tidak mau menatap ke arahnya, hati Hera dibuat sakit dan sesak melihatnya. Karena wanita itu sangat bisa membaca, bila mantan Kekasihnya saat mereka masih sekolah SMA dulu itu, masih marah padanya dan memendam rasa sakit akan pengkhianatannya pada masa itu. Namun sebisanya Hera tersenyum, menatap ke arah wajah Bara dengan sorot mata binar, meski itu karena matanya yang mulai berkaca-kaca, menyesali semua perbuatannya kala mereka masih saling mencinta dan bersama.

"Aku tahu, Bara. Aku hanya ... ingin meminta maaf padamu. Aku sangat menyesali semua pengkhianatanku di masa kita masih bersama dulu." Hera menjawab senduh, tanpa mau menghapus tatapan menyesalnya akan kesalahannya.

"Bukan kah, kamu sudah melakukannya? Lalu, untuk apa pertemuan ini?" Bara bertanya acuh, membuat hati Hera kian sesak mendengarnya. Tidak ada kah rasa cinta pada lelaki itu untuknya? Setidaknya, sisakan sedikit untuk Hera berharap. Karena Hera sudah sangat menyadari kesalahannya dan kebodohannya. Hera juga telah sadar, bila cinta yang paling indah dan paling mengertinya adalah milik Bara, milik lelaki itu, lelaki yang sangat dirindukannya selama ini.

"Pertemuan ini ... itu karena aku sangat merindukanmu dan aku ingin memperbaiki semuanya seperti dulu, Bara. Aku sangat menyesal dan aku sadar, tidak ada lelaki sebaik kamu untukku di dunia ini." Hera menjawab senduh, membuat bibir Bara berdecap sinis mendengarnya. Lalu menatap ke arah Hera, dengan sorot mata tajam setengah meremehkan, seolah apa yang baru diucapkan Hera adalah lelucon belaka.

"Lelaki baik?" Bara lagi-lagi berdecap sinis, dengan sekilas mengalihkan tatapannya ke arah lain lalu kembali menatap ke arah Hera dengan sorot mata sama.

My Bastard Boss (21+) (TAMAT)Where stories live. Discover now