4.Gadis dalam doa

1.8K 36 4
                                    

"Ya allah, Rab yang Maha memiliki rahasia. Rab yang Maha memegang kasih sayang seluruh jiwa kami. Rab yang Maha penentu. Rab yang maha menyatukan jiwa-jiwa kami. Ya Allah, jika masanya telah tiba, kami memohon berilah jodoh yang terbaik di sisi-Mu, jodoh yang menjadi penyempurna dalam urusan agama, jodoh yang menjadi sahabat dalam urusan dunia dan akhirat"

🌈🌈🌈

Assalamualaikum reader's..
Happy reading..😊
(Jadikan alqur'an sebagai bacaan utama)

Gema suara azan Isya telah berkumandang. Sebagai seorang muslim, harus memenuhi kewajiban nya untuk menghadap kepada Rab yang Maha Menciptakan.

Suasana hening menyelimuti masjid Pondok Pesantren Darul Hikmah. Para santriwan sedang melakukan shalat isya berjama'ah.

Disisi lain, para santriwati telah usai melaksanakan shalat isya di musholla asrama.

********

Jam menunjukkaan pukul 07.00 WIB,

Shafa dan kedua sahabat nya sedang bersiap-siap untuk mengikuti kelas hari ini.

Ting...Ting..Ting...
Suara bel masuk telah berbunyi.

Para santriwati sudah berada di dalam kelas nya. Biasanya, sambil menunggu ustadz atau ustadzah datang. Para santriwati membaca Al-qur'an secara bergantian.

Selang beberapa lama menunggu, belum juga ada tanda-tanda ustadz Akmal akan datang. Pagi ini akan ada pelajaran Hadist.

"Kepada ketua kelas 11 agama putri segera menuju ke meja piket" terdengar suara guru piket dengan mikrofon nya.

"Fa, tu di panggil ke meja piket " ucap Nafisya memberitahukan.

"Oh, kira-kira ada apa ya" tanya Shafa yang heran.

"Gak tau juga " jawab Nafisya sambil mengangkat kedua bahu nya.

"Lala, temenin ana yuk " ajak Shafa.

"Ok, ayok " jawab Khaulah semangat.

Setibanya Mereka di meja piket, disana sudah berdiri ustadz Akmal.

"Afwan , ada apa ya ustadz?" Tanya Shafa kepada ustadz Akmal.

"Begini nak, nanti ustadz tidak bisa masuk. Jadi ustadz kasih tugas aja ya. Kalian menghafal hadist yang halaman 20. Nanti tolong beritahu kepada teman-teman nya ya
Semua ustadz percayakan kepada anti Shafa" ujar Ustadz Akmal menjelaskan.

"Naam ustadz, insyaallah ana akan menjaga amanah dari ustadz " jawab Shafa sambil tersenyum tipis.

"Syukron ya Shafa. Kalau begitu anti boleh pergi" ucap ustadz Akmal sambil tersenyum.

"Naam ustadz" ucap Shafa dan Khaulah.

Shafa dan Khaulah pun segera berlalu menuju kelas. Saat itu, mereka melewati halaman pondok yang dipenuhi oleh mobil.

"Kok banyak mobil ya Fa" ucap Khaulah heran.

"Mungkin sedang ada tamu penting La" jawab Shafa sambil tersenyum tipis.

Khaulah hanya membalas nya dengan deheman.

Khaulah dan Shafa berjalan dengan cepat. Mengingat amanah yang diberikan ustadz Akmal tadi.

Dan tanpa di sengaja, mereka berpapasan dengan seorang ikhwan yang tak asing lagi. Dia adalah kak Ahkam.

"Astagfirullah " ucap Shafa yang melihat Ahkam sedang ada di depan mereka.

Dear Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang