"Seseorang datang dalam hidupmu bukan tanpa sebab.
Bisa jadi dialah tokoh yang akan mengubah alur cerita.
Atau seseorang yg akan memperindah skenario dari Sang Maha Kuasa"
~Shfa~
Assalamualaikum reader's..
Happy reading..😊
(Jadikan alqur'an sebagai bacaan utama)
Azan Isya berkumandang di sekitaran pondok.
Lantunan merdu dari seorang laki-laki dengan suara tenang yang khas.
Seruan illahi menyuruh hamba-Nya untuk segera menghambakan diri.
Di sisi lain para akhwat sedang melaksanakan shalat isya di musholla asrama.
Kini, mereka sudah kembali ke kamar masing-masing.
"Sya" panggil Shafa.
"Iya Fa" sahut Fisya.
"Anak kelas 6 udah selesai ujiannya?" Tanya Shafa.
"Udah Fa. Tinggal kelas 3 aja. Tapi kita gak libur, tetep sekolah" titah Nafisya.
"Oo gitu. Kita ujian 2 minggu lagi tuh ya" pikir Shafa.
"Bisa jadi sih" ujar Fisya.
"Eh, Lala kok ga keliatan. Dia kemana?" Tanya Shafa.
"Oo. Lala ada di rumah mudir Fa, tadi ustadzah minta temenin" jawab Fisya.
Dibalas deheman pelan oleh Shafa.
Mereka melanjutkan belajar di kamar.
Baru beberapa menit, Lala datang..
"Assalamualaikum" salam nya di depan pintu dengan nafas yg terengah-engah.
"Wa'alaikumussalam" jawab Shafa dan Fisya serentak.
"Hufff" gusar Lala.
"Anti kenapa La?" Tanya Fisya.
"Capek.." singkat nya.
"Emang ngapain anti di rumah mudir" heran Shafa.
"Gak ngapa-ngapain sih" ujar Lala.
"Trus kenapa?" Tanya Shafa kembali.
"Ana tu kaget Fa. Astagfirullah" keluh Lala.
"Eum. Pasti anti dimarahin ustadzah" kira Fisya.
"Bukan Sya. Jadi tadi tu, ana disuruh temenin ustadzah ke rumah mudir. Trus ana masuk ke rumah nya. Karna bosan, ana izin keluar bentar. Lagian ustadzah juga ngobrol sama mudir dan kayaknya serius banget. Makannya ana nunggu di luar. Parah nya sih sendal ana hilang, kan apes banget tuh. Ya, ana beraniin diri buat nyari" ujar Lala.
"Trus apa yang WAH" kesal Fisya.
"Ana nyari ke samping, gak ada. Trus siapa coba yang make. Ya, ana beraniin aja ke belakang. Mana lampu nya mati, gelap tau. Kalen tau kan di belakang tuh asrama putra. Ya allah, gemetaran bangett. Dan, sendal tu ga ada juga. Ana udh jongkok-jongkok buat pelototin sekitar, lampu nya ga nyala sih. Pas ana mau berdiri, mau balik tu. Apaan ya ada putih-putih gitu lewat. Pas ana noleh ke belakang ga ada. Trus pas noleh ke depan nongol tu. Ya ana kaget sekaget kaget nya" lanjut Lala.
"Jangan bilang itu pocong " ketus Shafa.
"Mirip sih. Itu tu si kutub es. Malam-malam pake jubah putih, peci putih, bikin merinding aja. Untung ana ga teriak, kalo ana teriak nanti di kira ngapa-ngapain. Ya, bodo amat ya, dia ngomel apaan. Ana langsung pergi aja" Kesal Lala.
"Dan akhir cerita nya, sendal ana di bawa sama umi, istri nya mudir" ujar Lala dengan ekspresi tak mengenakkan itu.
Dan tentu saja kedua sahabat nya itu menghadiahkan tawa untuk nya.
YOU ARE READING
Dear Allah
RomanceRasa yang tak pernah terungkap sebelumnya. Rasa itu terbawa oleh jembatan waktu. Rasa itu kekal oleh angin yang menghantarkannya. Walaupun sang pemilik rasa sudah tak menginginkannya ada. Inilah aku. Perempuan biasa yang baru muncul dalam lembaran k...
