17. Quality time

1K 54 29
                                    

"Tentang bagaimana rasa perih lama digigit sendiri. Meski luka memancing untuk ditangisi. Lebih banyak hal yang patut disyukri. Untuk hari ini dan esok pagi".

Assalamualaikum reader's..
Happy reading 😊
(Jadikan Al-qur'an sebagai bacaan utama)

Awan membawa kristal air yang siap jatuh ke bumi. Warna nya seketika kelabu. Diikuti langit hitam kembali sendu. Perlahan rintik air jatuh. Sang surya pun sedari sore tampak malu-malu. Hingga datang guyuran hujan.

Setelah melaksanakan Shalat magrib. Gadis itu beranjak mengambil mushaf. Gadis itu telihat cantik sekali.
Dengan mukenah putih yg dikenakannya.
Mengingat besok adalah hari istimewa yakni hari jum'at. Shafa tak lupa melantunkan surah Al-kahf, yang menjadi salah satu amalan sunnah di hari jum'at. Ia memaca ayat per-ayat nya. Hingga tiba-tiba saja terngiang suara khas itu. Seakan membawanya pada dua tahun lalu. Masih dengan sosok itu. Berusaha ia tepis jauh. Seraya melanjutkan bacaannya. Meski dengan mata yang berkaca-kaca.

Baru saja selesai membaca Al-qur'an.
Terdengar suara ketuk pintu.

"Dek, Dek" panggil Bang Abil sambil mengetuk pintu.

"Iya bang iyaa" sahut Shafa.

"Di panggil umi tuh, disuruh makan malam" ujar Bang Abil.

"Iya bang, bentar lagi Shafa turun" jawab Shafa.

Suasana keluarga tergambar jelas di sana. Rasanya sudah lama mereka tidak makan bersama. Entah kapan terakhir kali bisa berkumpul utuh seperti ini.

Suara dentingan sendok dan piring menambah hangat nya suasana saat itu.

"Udah ada rencana mau kuliah dimana Fa?" Tanya Abi memulai pembicaraan.

"Udah bi, Shafa juga lagi cari-cari universitas. Pengennya sih di luar negri bi" jawab Shafa sambil merekahkan senyum nya.

Dibalas dengan deheman pelah oleh Abi.

"Abi kasih izin ga kalau Shafa kuliah di luar negri? Tanya Shafa.

"Abi sih boleh-boleh aja. Tapi nanti kalau ada yang nemenin kamu abi lebih lega Fa" jawab Abi.

"Tuh dengerin dek, kalau perempuan tu bagusnya ditemenin. Kamu nikah aja dulu " goda Bang Abil.

Yang membuat Shafa sontak tersedak.

"Nih airr" ujar Bang Abil sambil terkekeh pelan.

"Bang Abil sih, Shafa mau kuliah dulu. Kalo gitu Bang Abil aja yang jagain Shafa, kan bisa" ujar Shafa kesal.

"Ya enggak bisa dong dek. Abang kamu ini bentar lagi nikah" sahut umi.

"Ha?! Nikah?!" Kaget Shafa sambil melirik ke arah Bang Abil.

"Iya, minggu depan akadnya" timpal Abi.

"Ha ini beneran, Bang Abil beneran nikah. Kok enggak ada yang kasih tau Shafa sih" ujar Shafa kesal tak percaya.

"Yee, kamu aja baru nyampe dek" ucap Bang Abil.

"Kan bisa kabarin lewat HP" rengek Shafa

"Mendadak dek, khitbahnya aja satu hari sebelum kamu wisudah" ujar Bang Abil.

"Baru dong, kok akadnya cepet banget bang" sahut Shafa.

"Dih ngapain lama-lama dek. Mau cepet-cepet halal ni" ujar Bang Abil dengan songongnya.

"Ihh siapa sih yang mau sama Abang" ketus Shafa.

"Ngeledek kamu yaa" sahut Bang Abil sambil mencubit hidung Shafa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dear Allah Where stories live. Discover now