6. Sahabat Jannah

1.3K 42 2
                                    

"Dia yang sedia mengulurkan tangan saat badai menerpamu, yang menggenggam mantap tanganmu saat dirimu lemah, serta  yang tertawa riang saat melihatmu bahagia. Itulah yang dinamakan SAHABAT"

✨✨✨

Assalamualaikum reader's..
Happy reading..😊
(Jadikan alqur'an sebagai bacaan utama)


"Shafa, udah dong jangan sedih terus, ana jadi pengen nangis ni liat anti sedih-sedihan gitu" ucap Khaulah dengan nada lemah.

Saat ini, mereka sedang berada di dalam kelas.


"Hiks...kalian percaya kan sama ana..bukan ana yang nulis surat itu..Hiks..ana tidak mungkin melakukan hal serendah itu" ujar Shafa yang sesenggukan menahan agar tangis nya tidak pecah.

"Naam Shafa, kami sangat percaya sama anti..anti tidak mungkin melakukan itu" Ucap Nafisya yang berusaha menenangkan Shafa.

"Betul tu fa, udah ya..jangan nangis lagi nanti wajah manis nya hilang loh" Khaulah berkata sambil menghapus air mata yang lolos dari mata Shafa.

"Shafa, dengerin ana, sekarang bukan waktunya untuk terus-terusan menangis dan bersedih, toh masalah tidak akan selesai kalau anti seperti ini terus. Tugas kita sekarang adalah membuktikan bahwa anti tidak menulis surat itu" jelas Nafisya panjang lebar.

"Hm..iya Sya, La. Mendingan sekarang kita fokus belajar aja dulu. Nanti baru kita cari tahu tentang masalah ini" jawab Shafa dengan lembut.

"Ok boss " pekik Khaulah dan Nafisya berbarengan sambil hormat ala upacara senin pagi.

Shafa hanya terkekeh pelan melihat kedua Sahabat nya ini. Ia merasa beruntung memiliki sahabat seperti mereka.

Berakhirnya pelajaran hari ini ditandai dengan suara bel.

Tak perlu waktu yang lama, azan pun berkumandang dari masjid pondok.

Shafa dan kedua sahabat nya pun bergegas menuju masjid.
Setibanya di masjid, mereka langsung melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid yang dilanjutkan dengan shalat sunnah rawatib.

Setelah melakukan shalat sunnah tersebut, masih ada waktu beberapa menit lagi sebelum qomat. Shafa dan kedua sahabatnya memanfaatkan waktu itu untuk berdzikir mengingat Allah.

Bram..
Suara dentaman kaki terdengar jelas.

"Au.."ringis seorang gadis sambil memegangi lengan nya.

Nafisya dan Khaulah terkejut, dan segera melihat ke sumber suara.

"Astagfirullah, Shafa anti kenapa?" Tanya Nafisya yang khawatir.

"Eum..tadi.." ucap Shafa yang terpotong.

"Lebay banget sih!! Itu aja nangis. Dasar cewek cengeng!!!" Ujar Seorang gadis.

"Jaga omongan kak Tania!. Bukannya minta maaf kakak malah marah-marah, jelas-jelas kakak yang menendang lengan Shafa" ujar Khaulah dengan nada tinggi. Ia sangat tidak rela sahabat nya diperlakukan dengan kasar.

Dear Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang