3. Jalan Raya

10.5K 1K 48
                                    

Jalan raya merupakan fasilitas yang penting bagi masyarakat agar dapat mencapai tempat tujuan dengan saling toleransi dan saling menjaga agar keadaan aman, nyaman, tenteram, dan damai

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Jalan raya merupakan fasilitas yang penting bagi masyarakat agar dapat mencapai tempat tujuan dengan saling toleransi dan saling menjaga agar keadaan aman, nyaman, tenteram, dan damai. Tetapi di jalanan sering ada pemotor yang menganggu pengguna jalan lain. Bukan hanya menyedot perhatian banyak orang saja namun seringkali malah merepotkan orang lain.

Seperti pemotor yang ada di depan Anja dan Ejak sekarang. Seorang ibu-ibu mengendarai sepeda motor di perempatan yang tak terlalu jauh dari komplek sekolah mereka. Ketika posisi sedang banyak pengendara yang melintasi jalan tersebut, ibu-ibu itu berhenti di tengah jalan dan siapa yang menyangka kalau wanita paruh baya itu melakukan hal tak terduga.

Wanita tersebut membuka jok motornya lalu mengambil sesuatu dari sana. Yang membuat orang-orang sekitar mengelus dada ternyata barang yang diambilnya itu adalah ponselnya. Jadi si ibu membuka bagasi motor hanya demi benda persegi panjang itu?

Mereka kira tadi sang ibu berhenti karena motornya mogok sehingga harus buka jok motor, atau kehabisan bensin, ternyata kenyataannya lain. Ia melakukan sesuatu yang dianggapnya remeh namun bisa jadi membahayakan nyawa orang lain, bukan hanya merugikan dirinya sendiri.

Suara klakson kendaraan ramai bersahutan. Bahkan, ada yang meneriaki ibu itu seraya mengumpat. Sementara Anja dan Ejak hanya menjadi penonton yang fokus memerhatikan 'acara' itu dari belakang. Mau ikut marah, yang mau dimarahi lebih tua dari mereka. Mereka jadi ingat ibu mereka, takut kualat. Mau ikut menekan klakson, Anja hanya punya lonceng sepeda dan klakson Ejak yang berbunyi telolet kebetulan sedang mati. Biar saja kekesalan Anja dan Ejak diwakilkan oleh pengendara lain.

Anja menoleh ke belakang, melihat ke arah Ejak yang langsung menampilkan senyumnya. "Elo pulang duluan aja, lewat sono," ia menunjuk jalan tembusan yang ada di samping kanan mereka. "Lewat situ lebih cepet ke rumah elo. Gak usah tungguin gue." Ia berujar dengan suara agak meninggi.

"Apaan sih, Nja? Ngomong apa?" Ejak pura-pura tak mendengar. Padahal suara Anja cukup keras. Bahkan, pemotor di samping mereka mendengar apa yang dikatakan Anja.

"Elo pulang duluan aja! Gak usah tungguin gue."

"Gak denger, gue pake helm," kilah Ejak lagi. Sementara yang dikibuli, merasa kesal.

Di depan sana, ibu-ibu tadi meminta maaf pada semua pengendara yang terganggu akibat ulahnya. Ia sungguh-sungguh memohon maaf namun tidak dihiraukan oleh sebagian pengendara lain. Mereka langsung pergi meninggalkan ibu itu.

Sekarang tersisa Anja, Ejak, dan ibu itu. Mereka berdua pun menghampiri ibu-ibu yang tak memakai helm itu. Niatnya mau basa-basi menanyakan apakah ibu itu baik-baik saja, tapi saat mereka hendak menghampiri wanita itu, wanita itu langsung menghidupkan mesin motornya lalu berteriak, "PACARAN MULU! RIYA' SAMA JOMBLO KAYAK GUE, BELAJAR YANG BENER LO BERDUA, BIAR DISANJUNG NETIJEN!"

SHELTER (Completed)Where stories live. Discover now