17. Kapan dimarahi?

3.2K 387 19
                                    

Pukul sebelas malam, Ejak baru tiba di rumahnya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Pukul sebelas malam, Ejak baru tiba di rumahnya. Karena sudah dua hari tidak pulang, ia rindu rumah--lebih tepatnya rindu Bik Jumi. Setelah memasukkan motornya ke bagasi rumahnya, ia mengambil ponsel lalu menelepon Bik Jumi. "Bik, tolong bukain pintu, dong. Ejak pulang nih."

"Siapa, ya? Emang kita kenal?" Dengan nada songong, Bik Jumi menjawab.

Ejak duduk di teras rumahnya lalu melanjutkan, "Ayolah, Bik. Ini Ejak udah banyak sedekah darah sama nyamuk."

Di seberang sana, Bik Jumi mendengar suara tepok nyamuk, ia tertawa. "Orang pintunya belum dikunci."

Setelah mengucapkan salam dan menutup teleponnya, Ejak langsung mengecek pintu rumahnya. "Yaelah, ngapain gue nungguin dari tadi." Ia pun langsung menyusul Bik Jumi yang berada di kamarnya. "Assalamu'alaikum, Bik," ucapnya setelah mengetuk pintu dua kali.

"Nggak ada orang."

"Itu yang nyaut siapa? Siluman?" balas Ejak.

"Bidadari."

"Assalamu'alaikum, Bidadari. Boleh masuk, nggak?"

"Ya, masuk aja, orang nggak dikunci."

"Ejak sabar, ya Allah." Pada saat membuka pintu, Ejak mendapati Bi Anis sedang maskeran. "Ya Allah. Biar apa maskeran?"

"Biar cantik dan awet muda," Bik Jumi merapikan maskernya. "Udah, jangan ganggu. Nanti masker Bibik retak." Dan tak pindah dari posisi nyamannya.

"Tapi itu masih basah, kok bisa retak." Ejak menyentuh masker berwarna putih yang menempel di wajah Bik Jumi.

"Ini sheet mask, kalo kering, dia bisa retak. Nggak kenceng muka Bibik."

Ejak mangut-mangut. "Ikutan dong, Bik. Masih ada, nggak?"

Bik Jumi menunjuk laci di samping tempat tidurnya. "Itu, buka laci. Ada di sana."

Ejak terkaget, banyak sekali sheet mask koleksi Bik Jumi. "Bibik di-endorse atau gimana? Kok banyak banget." ia melihat-lihat setiap masker yang ada di dalam laci.

"Iya, kamu nggak ada tiktok?"

Ejak masih membaca merk kemasan masker. "Hah? Tik tok? Enggak ada," jawabnya lalu membaca khasiat masker yang berwarna kuning bermerk garni*er. "Teruji secara dermatologis. Menutrisi intensif untuk kulit yang tampak cerah dan bintik hitam tampak samar."

"Padahahl Bik Jumi terkenal di tiktok. Makanya di-endorse masker."

"Weh, bolehlah." Ejak tak heran lagi, karena Bik Jumi memang sering terlihat joget-joget di dapur. "Ejak yang hitam ini aja deh, Bik. Keren warnanya. Black serum mask pire charcoal. Biar kulit Ejak bening kayak artis korea."

"Yaudah, buka aja."

Ejak menyobek plastik luar sheet mask berwarna hitam itu. "Widih, dalemnya juga hitam. Ini kalo dipakein ke muka, muka Ejak kayak genderuwo, Bik."

SHELTER (Completed)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ